phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

DDK RPL - BAB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya Kerja Industri

BAB 4

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya Kerja Industri

Kompetensi Dasar

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu:

  • Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri.

  • Mengidentifikasi praktik-praktik kerja yang aman.

  • Mendeskripsikan bahaya-bahaya di tempat kerja.

  • Menjelaskan prosedur-prosedur dalam keadaan darurat.

  • Menerapkan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), termasuk pencegahan kecelakaan kerja dan prosedur kerja.

Pendahuluan

Setiap pekerjaan, di bidang apa pun, memiliki risiko. Oleh karena itu, penting bagi setiap pekerja, termasuk di industri pengembangan perangkat lunak dan gim, untuk memahami dan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH). Hal ini bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif, aman, dan nyaman.

Selain itu, industri modern menuntut adanya budaya kerja yang efektif dan efisien. Budaya kerja industri, yang sering kali diringkas dalam prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), adalah fondasi untuk mencapai kualitas kerja yang tinggi dan mencegah kecelakaan. Bab ini akan membahas secara mendalam praktik-praktik aman, cara mengenali bahaya, prosedur darurat, serta pentingnya budaya 5R.

A. Praktik Kerja yang Aman

Praktik kerja yang aman adalah kebiasaan dan prosedur yang dilakukan untuk mengurangi risiko cedera atau penyakit di tempat kerja. Beberapa praktik penting antara lain:

  1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD/PPE): Meskipun pekerjaan di bidang perangkat lunak dan gim terkesan minim risiko fisik, penggunaan APD seperti kacamata anti-radiasi atau kursi ergonomis sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan jangka panjang.

  2. Postur Kerja yang Benar: Duduk dengan posisi yang benar di depan komputer dapat mencegah nyeri punggung, leher, dan bahu. Posisi monitor yang sejajar mata juga mencegah ketegangan mata.

  3. Penggunaan Alat dan Perangkat dengan Tepat: Menggunakan perangkat lunak dan keras sesuai dengan prosedur operasional standar untuk menghindari kerusakan atau kegagalan sistem yang bisa membahayakan.

B. Bahaya-bahaya di Tempat Kerja

Bahaya di tempat kerja dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Mengenali bahaya adalah langkah pertama untuk mencegah kecelakaan.

  1. Bahaya Fisik:

  • Kabel berserakan: Dapat menyebabkan tersandung.

  • Pencahayaan kurang: Menyebabkan kelelahan mata dan sakit kepala.

  • Kebisingan: Dapat mengganggu konsentrasi.

  1. Bahaya Ergonomi:

  • Posisi duduk yang salah: Menyebabkan masalah otot dan tulang.

  • Gerakan berulang: Dapat menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome (sindrom terowongan karpal) pada pergelangan tangan.

  1. Bahaya Kimia:

  • Tinta printer atau cairan pembersih: Dapat menimbulkan masalah pernapasan jika tidak digunakan di ruang yang berventilasi baik.

  1. Bahaya Psikologis:

  • Tekanan kerja tinggi: Menyebabkan stres, kelelahan, dan burnout.

  • Jam kerja tidak teratur: Mengganggu kesehatan mental dan fisik.

C. Prosedur dalam Keadaan Darurat

Setiap tempat kerja harus memiliki prosedur darurat yang jelas.

  1. Evakuasi Kebakaran: Pahami jalur evakuasi, titik kumpul, dan cara penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).

  2. Penanganan Cedera: Pahami prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) untuk cedera ringan seperti luka sayat atau memar.

  3. Bencana Alam: Ketahui langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi gempa bumi atau bencana alam lainnya di area kerja.

D. Penerapan Budaya Kerja Industri (5R)

Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) adalah metodologi dari Jepang yang dikenal sebagai 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Penerapannya menciptakan lingkungan kerja yang efisien dan aman.

  • Ringkas (Seiri): Memisahkan barang yang dibutuhkan dari yang tidak dibutuhkan. Contoh: Menghapus file yang tidak terpakai dari komputer.

  • Rapi (Seiton): Menata barang yang dibutuhkan agar mudah ditemukan. Contoh: Mengorganisir folder dan file digital dengan struktur yang jelas.

  • Resik (Seiso): Membersihkan tempat kerja. Contoh: Membersihkan layar monitor, keyboard, dan meja kerja secara rutin.

  • Rawat (Seiketsu): Mempertahankan kondisi ringkas, rapi, dan resik. Contoh: Menjadwalkan pembersihan mingguan dan backup data secara teratur.

  • Rajin (Shitsuke): Menjadikan 5R sebagai kebiasaan. Contoh: Selalu menjaga kebersihan area kerja sebagai bagian dari disiplin diri.

E. Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Prosedur Kerja

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Langkah-langkah pencegahan meliputi:

  • Identifikasi dan Penilaian Risiko: Menilai potensi bahaya sebelum memulai pekerjaan.

  • Edukasi dan Pelatihan: Memberikan pelatihan K3LH yang berkelanjutan kepada seluruh tim.

  • Prosedur Kerja Standar (SOP): Menyusun dan mengikuti prosedur operasional standar untuk setiap tugas.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.

  1. Jelaskan perbedaan antara bahaya fisik dan bahaya ergonomi di tempat kerja. Berikan satu contoh untuk masing-masing bahaya.

  2. Mengapa postur kerja yang benar sangat penting dalam industri pengembangan perangkat lunak dan gim?

  3. Jelaskan secara singkat makna dari 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

  4. Apa yang harus Anda lakukan jika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran di tempat kerja Anda?

  5. Menurut Anda, mengapa budaya 5R dapat membantu mencegah kecelakaan kerja?

B. Praktikum (Nilai Praktik 1)

Buatlah kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa. Buat sebuah poster digital atau infografis sederhana yang berisi tips praktik kerja yang aman di depan komputer, lalu presentasikan hasilnya di depan kelas.

C. Eksperimen (Nilai Proyek 1)

Secara individu, lakukan observasi di lingkungan ruang kelas atau laboratorium Anda. Identifikasi minimal tiga potensi bahaya yang mungkin ada, lalu buat laporan tertulis yang mencakup:

  • Deskripsi bahaya.

  • Jenis bahaya (fisik, ergonomi, dll.).

  • Saran perbaikan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya tersebut.

Rangkuman

  1. K3LH adalah landasan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif.

  2. Praktik kerja yang aman meliputi penggunaan APD, postur kerja yang benar, dan penggunaan alat yang tepat.

  3. Bahaya di tempat kerja dapat berupa bahaya fisik, ergonomi, kimia, dan psikologis.

  4. Prosedur darurat yang jelas harus dipahami setiap individu.

  5. Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) adalah metode efektif untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan kerja.

Ulangan Akhir Bab 3

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.

  1. Manakah dari berikut ini yang merupakan contoh bahaya ergonomi di tempat kerja?
    a. Kabel listrik yang berserakan.
    b. Tinta printer yang tumpah di lantai.
    c. Posisi duduk yang tidak sesuai saat menggunakan komputer.
    d. Tekanan kerja yang tinggi.
    e. Pencahayaan ruangan yang terlalu terang.

  2. Manfaat utama dari penerapan budaya Rapi (Seiton) dalam 5R adalah...
    a. Menghilangkan barang-barang yang tidak diperlukan.
    b. Menata barang agar mudah dicari dan digunakan.
    c. Menjaga kebersihan tempat kerja.
    d. Menjadikan 5R sebagai kebiasaan sehari-hari.
    e. Memperbaiki kerusakan pada alat kerja.

  3. Tujuan utama dari penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah untuk mengatasi...
    a. Bahaya ergonomi.
    b. Bahaya kimia.
    c. Kondisi darurat kebakaran.
    d. Bahaya psikologis.
    e. Semua jenis kecelakaan kerja.

  4. Berikut ini adalah salah satu contoh dari bahaya psikologis di tempat kerja...
    a. Nyeri punggung akibat posisi duduk yang salah.
    b. Stres akibat tenggat waktu proyek yang ketat.
    c. Cedera jari akibat gerakan berulang.
    d. Kecelakaan akibat tersandung kabel.
    e. Iritasi mata akibat pencahayaan yang kurang.

  5. Langkah pertama dalam prosedur darurat saat terjadi kebakaran adalah...
    a. Mengambil APAR dan memadamkan api.
    b. Mencari titik kumpul dan menunggu instruksi.
    c. Menghubungi pemadam kebakaran.
    d. Menyelamatkan barang-barang berharga.
    e. Memastikan semua orang sudah keluar dari gedung.

  6. Prinsip 5R yang berfokus pada pemeliharaan kondisi kerja yang ringkas, rapi, dan resik secara berkelanjutan adalah...
    a. Ringkas (Seiri).
    b. Rapi (Seiton).
    c. Resik (Seiso).
    d. Rawat (Seiketsu).
    e. Rajin (Shitsuke).

  7. Pencegahan kecelakaan kerja yang paling efektif adalah...
    a. Menghukum pekerja yang lalai.
    b. Memasang rambu-rambu peringatan.
    c. Menilai dan mengidentifikasi risiko sebelum memulai pekerjaan.
    d. Menyediakan fasilitas P3K.
    e. Menggunakan APD.

  8. Apa yang dimaksud dengan bahaya ergonomi?
    a. Bahaya yang disebabkan oleh zat kimia.
    b. Bahaya yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan.
    c. Bahaya yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara pekerja, alat, dan lingkungan kerja.
    d. Bahaya yang berhubungan dengan kondisi mental pekerja.
    e. Bahaya akibat suara bising yang berlebihan.

  9. Prosedur kerja yang bertujuan untuk melindungi aset perusahaan dari kerusakan akibat kesalahan operasional disebut...
    a. Manajemen proyek.
    b. Analisis risiko.
    c. Budaya 5R.
    d. Prosedur operasional standar (SOP).
    e. Prosedur darurat.

  10. Mengapa penilaian risiko menjadi langkah awal yang penting dalam pencegahan kecelakaan?
    a. Untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan.
    b. Agar tim tidak terlalu banyak menghabiskan waktu pada pekerjaan.
    c. Untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mengambil tindakan pencegahan sebelum kecelakaan terjadi.
    d. Untuk memastikan pekerjaan selesai tepat waktu.
    e. Untuk merencanakan jadwal kerja yang lebih efisien.

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.

  1. Jelaskan manfaat penerapan budaya kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dalam sebuah tim pengembang perangkat lunak.

  2. Berikan dua contoh bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja pengembangan perangkat lunak dan jelaskan cara mencegahnya.

  3. Mengapa K3LH tidak hanya tentang keselamatan fisik, tetapi juga kesehatan mental?

  4. Apa yang dimaksud dengan Prosedur Operasional Standar (SOP) dan mengapa SOP penting dalam mencegah kecelakaan kerja?

  5. Jelaskan mengapa pemahaman tentang prosedur dalam keadaan darurat, seperti evakuasi kebakaran, adalah tanggung jawab setiap individu, bukan hanya manajemen.

0 komentar: