phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

KPJ - Routing Statis (BAB 6) (Fase F)





(BAB 6) (Fase F)
Routing Statis

Kompetensi Dasar

3.6 Mampu mengkonfigurasi rute statis pada router.

4.6 Mampu menganalisis dan memperbaiki permasalahan konfigurasi routing statis.
Pendahuluan

Pada bab sebelumnya, Anda telah mempelajari konsep dasar routing, memahami bagaimana router meneruskan paket data, dan mengenal perbedaan antara routing statis dan dinamis. Kini, kita akan mendalami salah satu jenis routing yang paling fundamental dan sering digunakan di jaringan kecil atau untuk tujuan spesifik: routing statis. Routing statis adalah metode di mana administrator jaringan secara manual mendefinisikan jalur spesifik untuk paket data menuju jaringan tujuan tertentu. Meskipun membutuhkan intervensi manual, routing statis menawarkan kesederhanaan dan keamanan yang tinggi untuk skenario tertentu. Bab ini akan membimbing Anda untuk belajar cara mengkonfigurasi rute statis pada router, serta bagaimana menganalisis mengapa rute statis mungkin tidak berfungsi (misalnya, next-hop yang salah, antarmuka yang down) dan memperbaikinya. Dengan menguasai routing statis, Anda akan memiliki kontrol penuh atas jalur lalu lintas di jaringan Anda.
A. Konsep Dasar Routing Statis

Routing statis adalah metode routing yang paling sederhana, di mana semua jalur ditentukan secara manual oleh administrator.

Definisi Routing Statis:
Routing statis adalah proses di mana administrator jaringan secara manual mengkonfigurasi setiap rute dalam tabel routing router. Ini berarti router hanya akan meneruskan paket data melalui jalur yang telah ditentukan secara eksplisit oleh administrator. Jika ada perubahan topologi atau kegagalan jalur, administrator harus memperbarui rute secara manual.


Kapan Routing Statis Digunakan?
Meskipun routing dinamis lebih adaptif, routing statis masih memiliki tempat penting dalam desain jaringan untuk skenario berikut:

Jaringan Kecil dan Sederhana: Di mana jumlah router dan jaringan sangat terbatas, dan topologi jarang berubah. Konfigurasi manual lebih mudah daripada menjalankan protokol routing dinamis.


Koneksi Stub Network: Jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar menuju jaringan lain. Dalam kasus ini, konfigurasi rute statis sangat efisien.


Sebagai Default Route: Untuk mengarahkan lalu lintas ke semua jaringan yang tidak diketahui atau tidak ada rutenya dalam tabel routing. Ini sering digunakan untuk mengarahkan lalu lintas ke internet.


Untuk Redundansi Manual (Floating Static Route): Mengkonfigurasi rute statis cadangan dengan administrative distance yang lebih tinggi, yang akan aktif jika rute utama gagal.


Untuk Load Balancing Manual: Mengkonfigurasi beberapa rute statis ke tujuan yang sama melalui next-hop yang berbeda (membutuhkan beberapa next-hop pada satu rute atau beberapa rute dengan metrik yang sama).

Keunggulan Routing Statis:

Sederhana untuk Dikonfigurasi: Di jaringan kecil, lebih mudah daripada mengkonfigurasi protokol routing dinamis.


Tidak Ada Overhead CPU/Bandwidth: Router tidak perlu bertukar informasi routing, menghemat sumber daya router dan bandwidth jaringan.


Lebih Aman: Karena tidak ada update routing yang disiarkan, jaringan lebih aman dari serangan yang mengeksploitasi protokol routing.


Prediktabilitas: Jalur lalu lintas selalu sama dan dapat diprediksi.

Keterbatasan Routing Statis:

Tidak Skalabel: Sangat tidak praktis untuk jaringan besar atau kompleks dengan banyak router dan jaringan.


Memakan Waktu dan Rawan Kesalahan: Konfigurasi manual di jaringan besar sangat membosankan dan rentan terhadap kesalahan manusia.


Tidak Adaptif: Tidak dapat beradaptasi secara otomatis dengan perubahan topologi jaringan. Jika ada jalur yang putus, administrator harus mengubah rute secara manual.


Tidak Ada Redundansi Otomatis: Membutuhkan konfigurasi manual untuk redundansi (floating static route).
B. Konfigurasi Rute Statis

Konfigurasi rute statis melibatkan penggunaan perintah spesifik pada router untuk menentukan jalur.

Sintaks Perintah Dasar (Contoh Cisco IOS):
Router(config)# ip route <NETWORK_TUJUAN> <SUBNET_MASK_TUJUAN> {<NEXT_HOP_IP_ADDRESS> | <OUTGOING_INTERFACE>} [ADMINISTRATIVE_DISTANCE]



<NETWORK_TUJUAN>: Alamat jaringan tujuan yang ingin dijangkau (misalnya, 192.168.2.0).


<SUBNET_MASK_TUJUAN>: Subnet mask dari jaringan tujuan (misalnya, 255.255.255.0).


{<NEXT_HOP_IP_ADDRESS> | <OUTGOING_INTERFACE>}:

<NEXT_HOP_IP_ADDRESS>: Alamat IP dari router berikutnya yang akan menerima paket untuk diteruskan ke jaringan tujuan. Ini adalah metode yang paling umum dan direkomendasikan.


<OUTGOING_INTERFACE>: Antarmuka lokal router yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Ini hanya direkomendasikan untuk koneksi point-to-point Ethernet atau serial untuk menghindari masalah recursive lookup.

[ADMINISTRATIVE_DISTANCE]: (Opsional) Nilai metrik yang digunakan untuk memilih rute jika ada beberapa rute ke tujuan yang sama. Semakin rendah nilainya, semakin disukai rute tersebut. Nilai default untuk rute statis adalah 1.

Contoh Konfigurasi Rute Statis Standar:
Misalkan Router A ingin mencapai jaringan 192.168.2.0/24 melalui Router B, di mana antarmuka Router B yang terhubung ke Router A memiliki IP 10.0.0.2.
RouterA(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.0.0.2




Konfigurasi Default Static Route:

Default route adalah rute khusus yang digunakan router untuk meneruskan paket ke tujuan yang tidak ada rutenya dalam tabel routing. Ini sering digunakan untuk mengarahkan lalu lintas ke internet.


Sintaks:
Router(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 {<NEXT_HOP_IP_ADDRESS> | <OUTGOING_INTERFACE>} [ADMINISTRATIVE_DISTANCE]
```0.0.0.0 0.0.0.0` berarti "semua jaringan dengan *subnet mask* apa pun".




Contoh:
RouterA(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 203.0.113.1 (Router A mengirim semua lalu lintas yang tidak diketahui ke ISP router dengan IP 203.0.113.1)



Konfigurasi Floating Static Route:

Floating static route adalah rute statis cadangan yang hanya akan aktif jika rute utama (yang memiliki administrative distance lebih rendah) gagal.


Contoh:

Rute utama (melalui jalur cepat):
RouterA(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.0.0.2

(Administrative distance default 1)


Rute cadangan (melalui jalur lambat, misalnya, VPN atau dial-up):
RouterA(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.0.0.6 100

(Administrative distance 100, lebih tinggi dari 1, jadi ini adalah rute cadangan)
C. Menganalisis Permasalahan Routing Statis

Meskipun sederhana, rute statis dapat mengalami masalah. Kemampuan untuk mendiagnosisnya sangat penting.

Masalah Umum Routing Statis:

Network Address atau Subnet Mask Tujuan Salah: Kesalahan pengetikan pada alamat jaringan tujuan atau subnet mask yang tidak cocok.


Next-Hop IP Address atau Outgoing Interface Salah: Router mencoba meneruskan paket ke alamat IP atau antarmuka yang tidak ada atau salah.


Next-Hop Tidak Dapat Dijangkau: Antarmuka next-hop router down, atau ada masalah konektivitas antara router Anda dan next-hop router.


Outgoing Interface Down: Antarmuka lokal router yang digunakan untuk meneruskan paket sedang dalam kondisi administratively down atau protocol down.


Rute Balik (Return Path) Tidak Ada atau Salah: Paket mungkin bisa mencapai tujuan, tetapi tidak bisa kembali ke sumber karena router tujuan tidak memiliki rute kembali ke jaringan sumber. Ini adalah masalah umum dalam routing statis.


Konflik Rute: Rute statis yang dikonfigurasi bertabrakan dengan rute lain (misalnya, rute yang terhubung langsung atau rute dinamis) dengan administrative distance yang lebih baik.

Alat untuk Analisis (Contoh Cisco IOS):

show ip route: Menampilkan tabel routing router. Cari entri rute statis (ditandai dengan S). Pastikan network address, subnet mask, dan next-hop sudah benar.


ping <IP_ADDRESS>: Menguji konektivitas ke alamat IP tertentu. Gunakan untuk menguji next-hop dan alamat IP di jaringan tujuan.


traceroute <IP_ADDRESS>: Menampilkan jalur yang diambil paket untuk mencapai tujuan, hop demi hop. Ini sangat berguna untuk mengidentifikasi di mana lalu lintas berhenti.


show ip interface brief: Menampilkan status singkat semua antarmuka router, termasuk alamat IP dan status up/down.


show running-config: Menampilkan konfigurasi yang sedang berjalan pada router. Gunakan ini untuk memverifikasi sintaks dan parameter rute statis.
D. Memperbaiki Konfigurasi Routing Statis

Setelah menganalisis masalah, langkah selanjutnya adalah memperbaikinya.

Langkah-langkah Troubleshooting dan Perbaikan:

Verifikasi Tabel Routing (show ip route):

Pastikan rute statis yang Anda harapkan ada di tabel.


Periksa apakah network address dan subnet mask tujuan sudah benar.


Verifikasi next-hop IP address atau outgoing interface.


Jika rute tidak muncul, periksa show running-config untuk kesalahan sintaks atau pengetikan.

Uji Konektivitas ke Next-Hop (ping <next-hop-ip>):

Jika ping ke next-hop gagal, masalahnya ada pada koneksi langsung ke next-hop router.


Periksa kabel, status antarmuka lokal (show ip interface brief), dan antarmuka next-hop router.

Uji Konektivitas ke Jaringan Tujuan (ping <destination-network-ip>):

Jika ping ke next-hop berhasil tetapi ke tujuan gagal, masalahnya mungkin ada di next-hop router atau rute kembali.


Gunakan traceroute untuk melihat di mana lalu lintas berhenti.

Periksa Status Antarmuka (show ip interface brief):

Pastikan antarmuka yang digunakan sebagai outgoing interface (jika dikonfigurasi demikian) atau antarmuka yang terhubung ke next-hop dalam kondisi up/up.


Jika down, periksa kabel atau aktifkan antarmuka (no shutdown).

Verifikasi Konfigurasi (show running-config):

Cari rute statis yang dikonfigurasi. Periksa setiap parameter dengan cermat untuk kesalahan pengetikan atau logika.


Jika ada kesalahan, hapus rute yang salah (no ip route ...) dan tambahkan kembali dengan konfigurasi yang benar.

Pastikan Rute Balik Ada:

Ini adalah penyebab umum masalah routing statis. Pastikan router di sisi tujuan memiliki rute kembali ke jaringan sumber Anda. Jika tidak, tambahkan rute statis yang sesuai pada router tujuan.

Contoh Perbaikan:

Masalah: Router A tidak bisa ping ke 192.168.2.10 di belakang Router B. show ip route di Router A menunjukkan rute ke 192.168.2.0/24 melalui 10.0.0.5 (yang seharusnya 10.0.0.2).


Perbaikan:
RouterA(config)# no ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.0.0.5
RouterA(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.0.0.2


Zona Aktivitas
A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)

Apa definisi dari rute statis?


Sebutkan dua skenario di mana rute statis cocok untuk digunakan.


Jelaskan fungsi dari next-hop IP address dalam konfigurasi rute statis.


Apa yang dimaksud dengan default static route?


Sebutkan dua perintah yang dapat digunakan untuk menganalisis tabel routing pada router Cisco.
B. Praktikum (Nilai Praktik 1)

Buat kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa. Lakukan hal berikut:

Konfigurasi Rute Statis Dasar (Simulasi):

Gunakan simulator jaringan (misalnya, Cisco Packet Tracer, GNS3).


Buat topologi dengan 2 router dan 2 LAN (masing-masing di belakang satu router).


Konfigurasi alamat IP pada semua antarmuka.


Konfigurasi rute statis pada kedua router agar kedua LAN dapat berkomunikasi.


Lakukan ping antar PC di LAN yang berbeda untuk memverifikasi konektivitas.


Sertakan screenshot konfigurasi dan hasil ping.

Identifikasi Kesalahan Rute Statis:

Pada topologi yang sama dari praktik 1, sengaja buat kesalahan pada salah satu rute statis (misalnya, salah next-hop atau network address, atau matikan salah satu antarmuka).


Gunakan perintah show ip route, ping, dan traceroute untuk mengidentifikasi masalahnya.


Diskusikan bagaimana Anda menemukan kesalahan tersebut dan langkah-langkah apa yang akan Anda ambil untuk memperbaikinya.


Sertakan screenshot output perintah troubleshooting.

Presentasikan hasil kerja dan diskusi kelompok Anda di depan kelas.
E. Eksperimen (Nilai Proyek I)

Pilih salah satu dari tugas berikut:

Rancangan Jaringan dengan Routing Statis dan Default Route:
Anda diminta merancang topologi jaringan untuk kantor kecil dengan satu router utama yang terhubung ke internet, dan dua departemen (masing-masing di subnet terpisah) di belakang router tersebut.

Buat diagram jaringan logis yang jelas.


Buat skema pengalamatan IP yang lengkap untuk semua perangkat (router interface, LANs).


Rancang konfigurasi rute statis pada router utama untuk menjangkau kedua departemen, dan sebuah default route menuju internet.


Sertakan diagram jaringan dan contoh konfigurasi rute statis yang akan Anda terapkan pada router.

Analisis Permasalahan Routing Statis Kompleks (Studi Kasus):
Cari satu studi kasus nyata (online) atau skenario troubleshooting routing statis yang lebih kompleks (misalnya, melibatkan floating static route atau asymmetric routing).

Jelaskan masalah yang terjadi dalam studi kasus tersebut.


Identifikasi langkah-langkah troubleshooting yang akan Anda lakukan secara berurutan untuk mendiagnosis masalah ini, termasuk perintah yang relevan.


Jelaskan bagaimana Anda akan memperbaikinya dan mengapa solusi tersebut efektif.


Sajikan analisis Anda dalam bentuk laporan singkat (maksimal 2 halaman).
Rangkuman

Routing Statis adalah metode di mana administrator secara manual mengkonfigurasi jalur spesifik untuk paket data pada router.


Keunggulan routing statis meliputi kesederhanaan (untuk jaringan kecil), tanpa overhead CPU/bandwidth, dan keamanan yang lebih tinggi.


Keterbatasan meliputi tidak skalabel, rawan kesalahan manual, dan tidak adaptif terhadap perubahan topologi.


Konfigurasi rute statis menggunakan perintah ip route <NETWORK_TUJUAN> <SUBNET_MASK_TUJUAN> {<NEXT_HOP_IP_ADDRESS> | <OUTGOING_INTERFACE>}.


Default static route (0.0.0.0 0.0.0.0) digunakan untuk mengarahkan lalu lintas ke jaringan yang tidak diketahui.


Floating static route menggunakan administrative distance yang lebih tinggi untuk menyediakan jalur cadangan.


Permasalahan umum meliputi kesalahan pengetikan, next-hop tidak terjangkau, antarmuka down, dan masalah rute balik.


Alat troubleshooting utama adalah show ip route, ping, traceroute, show ip interface brief, dan show running-config.
Ulangan Akhir Bab 1
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.

Metode routing di mana administrator secara manual mengkonfigurasi setiap jalur routing adalah ....
a. Dynamic Routing
b. Static Routing
c. Default Routing
d. Inter-VLAN Routing
e. Multicast Routing


Keunggulan utama dari routing statis adalah ....
a. Beradaptasi secara otomatis dengan perubahan topologi jaringan.
b. Sangat skalabel untuk jaringan besar.
c. Sederhana untuk dikonfigurasi di jaringan kecil dan tidak ada overhead CPU.
d. Mendukung redundansi otomatis.
e. Lebih kompleks untuk dikonfigurasi.


Dalam perintah ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 10.0.0.1, 10.0.0.1 adalah ....
a. Alamat IP tujuan
b. Subnet mask tujuan
c. Next-hop IP address
d. Outgoing interface
e. Administrative distance


Jika sebuah router tidak memiliki rute spesifik ke suatu tujuan dan tidak ada rute dinamis yang aktif, paket akan diteruskan jika ada ....
a. Floating static route.
b. Default static route.
c. Rute yang terhubung langsung.
d. Administrative distance yang tinggi.
e. Metric yang rendah.


Perintah Cisco IOS yang digunakan untuk melihat tabel routing router adalah ....
a. show ip interface brief
b. show running-config
c. show vlan brief
d. show ip route
e. ping


Apa yang dimaksud dengan "stub network" dalam konteks routing statis?
a. Jaringan yang terhubung ke banyak router.
b. Jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar.
c. Jaringan yang menggunakan routing dinamis.
d. Jaringan yang sangat besar.
e. Jaringan yang tidak memiliki akses internet.


Jika Anda ingin membuat rute statis cadangan yang hanya akan aktif jika rute utama gagal, Anda akan menggunakan parameter ....
a. network
b. mask
c. administrative distance
d. next-hop
e. interface


Salah satu keterbatasan utama routing statis adalah ....
a. Membutuhkan overhead CPU yang tinggi.
b. Tidak dapat beradaptasi secara otomatis dengan perubahan topologi jaringan.
c. Kurang aman.
d. Lebih kompleks untuk dikonfigurasi.
e. Membutuhkan banyak bandwidth.


Jika ping ke next-hop berhasil tetapi ping ke jaringan tujuan gagal, masalahnya kemungkinan besar ada pada ....
a. Kabel antara PC dan router lokal.
b. Next-hop router atau rute kembali.
c. Alamat IP PC sumber.
d. Subnet mask PC sumber.
e. Default gateway PC sumber.


Perintah traceroute sangat berguna dalam troubleshooting routing statis karena ....
a. Menampilkan konfigurasi router.
b. Menguji kecepatan internet.
c. Menampilkan jalur yang diambil paket hop demi hop.
d. Mengaktifkan antarmuka router.
e. Melakukan backup konfigurasi.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.

Jelaskan secara rinci bagaimana default static route bekerja dan kapan rute ini sangat berguna dalam sebuah jaringan.


Bagaimana Anda akan menggunakan kombinasi perintah ping dan traceroute untuk mendiagnosis masalah konektivitas yang disebabkan oleh rute statis yang salah?


Berikan contoh skenario di mana konfigurasi floating static route akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan keandalan jaringan.


Jelaskan mengapa masalah "rute balik (return path) tidak ada atau salah" seringkali menjadi penyebab utama kegagalan komunikasi dalam jaringan yang menggunakan routing statis.


Anda telah mengkonfigurasi rute statis pada router Anda, tetapi rute tersebut tidak muncul di tabel routing saat Anda menggunakan show ip route. Sebutkan minimal tiga kemungkinan penyebab masalah ini dan bagaimana Anda akan memverifikasinya.

0 komentar: