phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

KPJ - Routing Dinamis (BAB 7) (Fase F)



 (BAB 7) (Fase F)
Routing Dinamis

Kompetensi Dasar

3.7 Mampu mengkonfigurasi protokol routing dinamis (OSPF atau RIP) pada router.

4.7 Mampu menganalisis dan memperbaiki permasalahan konfigurasi routing dinamis.
Pendahuluan

Pada bab-bab sebelumnya, Anda telah memahami konsep dasar routing dan mendalami konfigurasi serta troubleshooting routing statis. Meskipun routing statis efektif untuk jaringan kecil dan sederhana, ia tidak skalabel dan tidak adaptif terhadap perubahan topologi di jaringan yang lebih besar. Di sinilah routing dinamis menjadi solusi esensial. Routing dinamis memungkinkan router untuk secara otomatis bertukar informasi rute, menemukan jalur terbaik, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan atau kegagalan jaringan tanpa intervensi manual. Bab ini akan membekali Anda dengan kemampuan untuk mengkonfigurasi protokol routing dinamis populer seperti RIP (Routing Information Protocol) dan OSPF (Open Shortest Path First) pada router. Anda akan memahami bagaimana protokol ini bertukar informasi rute dan memilih jalur terbaik. Selain itu, Anda akan mampu mengidentifikasi masalah umum dalam routing dinamis (misalnya, adjacency yang tidak terbentuk, network yang tidak diiklankan) dan melakukan troubleshooting untuk memulihkan konektivitas. Dengan menguasai routing dinamis, Anda akan siap mengelola jaringan yang kompleks dan dinamis.
A. Konsep Dasar Routing Dinamis

Routing dinamis adalah metode di mana router secara otomatis membangun dan memperbarui tabel routing mereka melalui pertukaran informasi dengan router lain.

Definisi Routing Dinamis:
Routing dinamis adalah proses di mana router menggunakan protokol routing untuk secara otomatis menemukan jaringan lain, bertukar informasi routing, dan membangun serta memperbarui tabel routing mereka. Jika terjadi perubahan topologi (misalnya, link putus, router baru ditambahkan), router akan secara otomatis beradaptasi dan menemukan jalur alternatif.


Mengapa Routing Dinamis Digunakan?

Skalabilitas: Sangat cocok untuk jaringan menengah hingga besar dan kompleks dengan banyak router dan segmen jaringan.


Adaptasi Otomatis: Router secara otomatis beradaptasi dengan perubahan topologi jaringan (misalnya, kegagalan link, penambahan router baru) tanpa intervensi manual.


Redundansi: Mendukung jalur cadangan secara otomatis, meningkatkan keandalan jaringan.


Mengurangi Beban Kerja Administrator: Mengurangi kebutuhan untuk konfigurasi manual yang memakan waktu dan rawan kesalahan.

Keterbatasan Routing Dinamis:

Kompleksitas: Lebih kompleks untuk dikonfigurasi dan di-troubleshoot dibandingkan routing statis.


Overhead CPU dan Bandwidth: Router membutuhkan lebih banyak sumber daya CPU dan bandwidth jaringan untuk menjalankan protokol routing dan bertukar update.


Keamanan: Jika tidak dikonfigurasi dengan benar, informasi routing dapat disadap atau dimanipulasi.

Metrik dalam Routing Dinamis:
Setiap protokol routing dinamis menggunakan metrik untuk menentukan jalur terbaik ke jaringan tujuan. Metrik adalah nilai numerik yang menunjukkan "biaya" atau "jarak" ke suatu tujuan. Semakin rendah metrik, semakin baik jalurnya.

Hop Count (RIP): Jumlah router yang harus dilewati untuk mencapai tujuan.


Bandwidth, Delay, Reliability, Load (EIGRP): Metrik komposit yang dihitung dari beberapa faktor.


Cost (OSPF): Dihitung berdasarkan bandwidth antarmuka (semakin tinggi bandwidth, semakin rendah cost).

Autonomous System (AS):

Definisi: Kumpulan jaringan IP yang berada di bawah kendali administratif tunggal dan memiliki kebijakan routing yang seragam. Setiap AS memiliki nomor AS yang unik.


Protokol Routing Interior Gateway Protocol (IGP): Digunakan untuk routing di dalam satu AS (misalnya, RIP, OSPF, EIGRP).


Protokol Routing Exterior Gateway Protocol (EGP): Digunakan untuk routing antar AS (misalnya, BGP).
B. Konfigurasi Protokol Routing Dinamis Populer

Mari kita bahas konfigurasi dua protokol routing dinamis yang umum: RIP dan OSPF.
1. Routing Information Protocol (RIP)

Jenis: Protokol distance-vector.


Metrik: Hop count (jumlah router yang dilewati).


Update: Mengirim update tabel routing lengkap setiap 30 detik secara broadcast (RIPv1) atau multicast (RIPv2).


Batas Hop: Maksimal 15 hop. Jaringan dengan lebih dari 15 hop dianggap tidak terjangkau.


Versi:

RIPv1: Classful, tidak mendukung VLSM, tidak mengirim subnet mask dalam update.


RIPv2: Classless, mendukung VLSM, mengirim subnet mask dalam update, mendukung autentikasi.

Konfigurasi RIPv2 (Contoh Cisco IOS):

Aktifkan proses RIP:
Router(config)# router rip




Pilih versi RIP (disarankan v2):
Router(config-router)# version 2




Iklankan jaringan yang terhubung langsung:

Gunakan perintah network untuk mengiklankan jaringan yang terhubung langsung ke router agar RIP dapat menyertakannya dalam update routing.


Penting: Alamat jaringan yang diiklankan harus classful (misalnya, 192.168.1.0 untuk 192.168.1.0/24), meskipun RIPv2 mendukung VLSM.

Router(config-router)# network <NETWORK_ADDRESS_CLASSFUL_1>
Router(config-router)# network <NETWORK_ADDRESS_CLASSFUL_2>
...
Contoh:Router(config-router)# network 192.168.1.0
Router(config-router)# network 10.0.0.0



Nonaktifkan auto-summary (disarankan untuk VLSM):
Router(config-router)# no auto-summary




Konfigurasi passive-interface (opsional, untuk keamanan dan efisiensi):

Mencegah update RIP dikirim keluar dari antarmuka tertentu, namun antarmuka tersebut masih dapat menerima update.


Biasanya digunakan pada antarmuka yang terhubung ke LAN yang tidak memiliki router lain.

Router(config-router)# passive-interface <INTERFACE_TYPE> <INTERFACE_NUMBER>


2. Open Shortest Path First (OSPF)

Jenis: Protokol link-state.


Metrik: Cost (dihitung berdasarkan bandwidth antarmuka).


Update: Mengirim Link-State Advertisements (LSAs) hanya ketika ada perubahan topologi atau secara berkala (setiap 30 menit). Menggunakan multicast (224.0.0.5 dan 224.0.0.6).


Area: Mendukung konsep area untuk skalabilitas (Area 0 adalah backbone area).


Adjacency: Router OSPF membentuk adjacency (hubungan tetangga) dengan router OSPF lain di segmen yang sama.

Konfigurasi OSPF (Contoh Cisco IOS):

Aktifkan proses OSPF dan berikan ID proses:
Router(config)# router ospf <PROCESS_ID>



PROCESS_ID adalah angka lokal yang unik untuk router tersebut.

Tentukan Router ID (opsional, tapi disarankan):

Alamat IP tertinggi dari antarmuka loopback (jika ada) atau alamat IP tertinggi dari antarmuka fisik yang aktif.

Router(config-router)# router-id <IP_ADDRESS>



Iklankan jaringan yang terhubung langsung dan tentukan area:

Gunakan perintah network dengan wildcard mask dan area ID.


Wildcard mask adalah kebalikan dari subnet mask. Contoh: subnet mask 255.255.255.0 memiliki wildcard mask 0.0.0.0.255.

Router(config-router)# network <NETWORK_ADDRESS> <WILDCARD_MASK> area <AREA_ID>
Contoh:Router(config-router)# network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# network 10.0.0.0 0.0.0.255 area 0



Konfigurasi passive-interface (opsional, untuk keamanan dan efisiensi):

Sama seperti RIP, mencegah update OSPF dikirim keluar dari antarmuka tertentu.

Router(config-router)# passive-interface <INTERFACE_TYPE> <INTERFACE_NUMBER>


C. Menganalisis Permasalahan Routing Dinamis

Mendiagnosis masalah dalam routing dinamis membutuhkan pemahaman tentang cara kerja protokol.

Masalah Umum Routing Dinamis:

Adjacency/Neighbor Issues (OSPF/EIGRP): Router tidak dapat membentuk hubungan tetangga dengan router lain.

Penyebab: Mismatched network type, authentication salah, timer tidak cocok, subnet mask tidak cocok pada segmen yang sama, passive-interface yang salah.

Network Not Advertised (Jaringan Tidak Diiklankan): Jaringan yang seharusnya dirutekan oleh protokol tidak diiklankan.

Penyebab: Perintah network yang salah (alamat atau wildcard mask), antarmuka down, passive-interface yang salah.

IP Addressing Issues: Alamat IP atau subnet mask yang salah pada antarmuka router.


Firewall Blocking Routing Updates: Firewall memblokir port yang digunakan oleh protokol routing (misalnya, UDP 520 untuk RIP, IP Protocol 89 untuk OSPF).


Auto-Summary Issues (RIP): Jika no auto-summary tidak dikonfigurasi pada RIPv2, router dapat meringkas rute menjadi classful, menyebabkan masalah di lingkungan VLSM.


Metric Issues: Metrik yang tidak optimal menyebabkan router memilih jalur yang kurang efisien.


Authentication Mismatch: Jika autentikasi dikonfigurasi, kunci atau metode yang tidak cocok akan mencegah adjacency terbentuk atau update diterima.

Alat untuk Analisis (Contoh Cisco IOS):

show ip route: Menampilkan tabel routing. Cari rute yang dipelajari secara dinamis (ditandai dengan R untuk RIP, O untuk OSPF, D untuk EIGRP).


show ip protocols: Menampilkan informasi tentang protokol routing yang sedang berjalan (versi, network yang diiklankan, passive-interface).


Untuk RIP:

show ip rip database: Menampilkan rute yang ada di database RIP.

Untuk OSPF:

show ip ospf neighbor: Menampilkan status tetangga OSPF. Cari status FULL untuk adjacency yang berhasil.


show ip ospf interface <INTERFACE_TYPE> <INTERFACE_NUMBER>: Menampilkan informasi OSPF pada antarmuka tertentu.


show ip ospf database: Menampilkan database link-state.

ping <IP_ADDRESS>: Menguji konektivitas ke alamat IP tertentu.


traceroute <IP_ADDRESS>: Menampilkan jalur yang diambil paket.


show ip interface brief: Menampilkan status antarmuka.


debug ip rip / debug ip ospf event: Menampilkan debug update routing secara real-time (gunakan dengan hati-hati di lingkungan produksi).
D. Memperbaiki Konfigurasi Routing Dinamis

Memperbaiki masalah routing dinamis seringkali melibatkan penyesuaian konfigurasi protokol atau antarmuka.

Langkah-langkah Troubleshooting dan Perbaikan:

Verifikasi Konfigurasi Antarmuka: Pastikan semua antarmuka yang terlibat dalam routing dinamis memiliki alamat IP dan subnet mask yang benar, dan statusnya up/up (show ip interface brief).


Verifikasi Konfigurasi Protokol Routing (show ip protocols):

Pastikan protokol routing yang benar diaktifkan dan versi yang sesuai digunakan (misalnya, version 2 untuk RIPv2).


Periksa perintah network untuk memastikan semua jaringan yang terhubung langsung dan yang ingin diiklankan sudah benar.


Pastikan no auto-summary dikonfigurasi untuk RIPv2 di lingkungan VLSM.


Periksa konfigurasi passive-interface untuk memastikan tidak ada antarmuka yang seharusnya mengirim update malah menjadi passive.

Periksa Status Tetangga (untuk OSPF/EIGRP - show ip ospf neighbor):

Jika adjacency tidak terbentuk (FULL), periksa mismatched network type, authentication, timer, atau subnet mask pada segmen yang sama.


Pastikan router tetangga juga dikonfigurasi dengan benar.

Verifikasi Tabel Routing (show ip route):

Pastikan rute ke jaringan tujuan yang diharapkan muncul di tabel routing dengan sumber yang benar (R, O, D).


Jika rute tidak muncul, berarti router tidak mempelajarinya dari tetangga atau tidak mengiklankannya.

Uji Konektivitas (ping, traceroute):

Gunakan ping untuk menguji konektivitas ke next-hop dan ke tujuan akhir.


Gunakan traceroute untuk melacak jalur paket dan mengidentifikasi hop di mana lalu lintas berhenti.

Periksa Firewall: Pastikan tidak ada firewall (baik di router itu sendiri maupun di perangkat eksternal) yang memblokir lalu lintas protokol routing.


Autentikasi: Jika autentikasi dikonfigurasi, pastikan kunci dan metode autentikasi cocok di semua router yang berpartisipasi.

Contoh Perbaikan (OSPF):

Masalah: Router A dan Router B tidak membentuk adjacency OSPF. show ip ospf neighbor di Router A tidak menunjukkan Router B.


Analisis:

show ip interface brief menunjukkan antarmuka G0/0 di Router A dan B up/up dan berada di subnet yang sama.


show ip protocols menunjukkan OSPF aktif di kedua router dan jaringan diiklankan.


show ip ospf interface g0/0 di Router A menunjukkan passive-interface diaktifkan.

Perbaikan:
RouterA(config)# router ospf 1
RouterA(config-router)# no passive-interface gigabitethernet 0/0

Setelah ini, adjacency seharusnya terbentuk dan rute akan dipertukarkan.
Zona Aktivitas
A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)

Jelaskan mengapa routing dinamis lebih cocok untuk jaringan besar dibandingkan routing statis.


Apa yang dimaksud dengan "metrik" dalam konteks protokol routing dinamis? Berikan contoh metrik untuk RIP dan OSPF.


Sebutkan dua keunggulan utama dari OSPF dibandingkan RIP.


Apa yang harus Anda periksa jika router OSPF tidak dapat membentuk adjacency dengan router tetangga?


Sebutkan dua perintah Cisco IOS yang dapat digunakan untuk memverifikasi konfigurasi protokol routing dinamis.
B. Praktikum (Nilai Praktik 1)

Buat kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa. Lakukan hal berikut:

Konfigurasi RIPv2 Dasar (Simulasi):

Gunakan simulator jaringan (misalnya, Cisco Packet Tracer, GNS3).


Buat topologi dengan 3 router yang saling terhubung dan masing-masing memiliki satu jaringan LAN di belakangnya.


Konfigurasi alamat IP pada semua antarmuka.


Konfigurasi RIPv2 pada ketiga router untuk mengiklankan jaringan masing-masing dan belajar rute dari router lain.


Lakukan ping antar PC di LAN yang berbeda untuk memverifikasi konektivitas.


Sertakan screenshot konfigurasi dan hasil ping.

Konfigurasi OSPF Dasar (Simulasi):

Ulangi topologi dari praktik 1.


Hapus konfigurasi RIP.


Konfigurasi OSPF pada ketiga router, pastikan adjacency terbentuk.


Lakukan ping antar PC di LAN yang berbeda untuk memverifikasi konektivitas.


Sertakan screenshot konfigurasi dan hasil ping.

Presentasikan hasil kerja dan diskusi kelompok Anda di depan kelas.
E. Eksperimen (Nilai Proyek I)

Pilih salah satu dari tugas berikut:

Rancangan dan Pemecahan Masalah Routing Dinamis (Simulasi):
Anda diberikan topologi jaringan dengan dua router dan beberapa LAN. Salah satu router tidak dapat mencapai salah satu LAN di belakang router lainnya.

Buat topologi di simulator jaringan (misalnya, Cisco Packet Tracer) dan konfigurasi alamat IP dasar.


Sengaja buat masalah routing dinamis (misalnya, salah wildcard mask pada perintah network, atau passive-interface yang salah pada antarmuka yang seharusnya aktif).


Gunakan perintah troubleshooting (show ip route, show ip protocols, show ip ospf neighbor, ping, traceroute) untuk mendiagnosis masalah.


Perbaiki masalah tersebut dan verifikasi konektivitas.


Sertakan screenshot output perintah troubleshooting (sebelum dan sesudah perbaikan) dan penjelasan langkah-langkah Anda dalam laporan (maksimal 2 halaman).

Analisis Konvergensi Protokol Routing:
Lakukan riset singkat tentang konsep "konvergensi" dalam routing dinamis.

Jelaskan apa itu konvergensi dan mengapa penting.


Bandingkan kecepatan konvergensi antara RIP dan OSPF. Mengapa OSPF lebih cepat?


Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kecepatan konvergensi suatu protokol routing?


Sajikan analisis Anda dalam bentuk laporan singkat (maksimal 2 halaman).
Rangkuman

Routing Dinamis memungkinkan router secara otomatis bertukar informasi rute, menemukan jalur terbaik, dan beradaptasi dengan perubahan topologi.


Keunggulan meliputi skalabilitas, adaptasi otomatis, dan redundansi. Keterbatasan meliputi kompleksitas dan overhead.


Metrik digunakan untuk memilih jalur terbaik (Hop Count untuk RIP, Cost untuk OSPF).


RIP (Routing Information Protocol) adalah protokol distance-vector lama, menggunakan hop count, batas 15 hop. RIPv2 mendukung VLSM dan autentikasi.


OSPF (Open Shortest Path First) adalah protokol link-state, menggunakan cost (bandwidth), mendukung area dan membentuk adjacency.


Masalah umum routing dinamis meliputi adjacency/neighbor issues, network tidak diiklankan, masalah pengalamatan IP, firewall blocking, auto-summary issues, dan authentication mismatch.


Alat troubleshooting utama adalah show ip route, show ip protocols, show ip ospf neighbor, ping, traceroute, dan debug commands.


Perbaikan melibatkan verifikasi konfigurasi antarmuka dan protokol, status tetangga, tabel routing, dan memastikan rute balik ada.
Ulangan Akhir Bab 1
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.

Berikut yang bukan merupakan keunggulan utama dari routing dinamis adalah ....
a. Skalabilitas tinggi.
b. Adaptasi otomatis terhadap perubahan topologi.
c. Konfigurasi yang sangat sederhana.
d. Mendukung redundansi.
e. Mengurangi beban kerja administrator.


Metrik yang digunakan oleh protokol routing RIP untuk menentukan jalur terbaik adalah ....
a. Cost
b. Bandwidth
c. Delay
d. Hop Count
e. Reliability


Protokol routing dinamis yang menggunakan konsep "area" untuk skalabilitas adalah ....
a. RIP
b. EIGRP
c. BGP
d. OSPF
e. IS-IS


Jika dua router OSPF tidak dapat membentuk adjacency, masalah yang paling mungkin terjadi adalah ....
a. Salah satu router tidak memiliki alamat IP.
b. Subnet mask tidak cocok pada segmen yang sama.
c. Keduanya menggunakan RIP.
d. Salah satu router memiliki terlalu banyak rute.
e. Kabelnya terlalu panjang.


Perintah Cisco IOS yang digunakan untuk melihat status tetangga OSPF adalah ....
a. show ip route
b. show ip protocols
c. show ip ospf neighbor
d. show ip rip database
e. show interfaces trunk


Jika Anda ingin mengiklankan jaringan 192.168.1.0/24 pada OSPF, perintah yang benar adalah ....
a. network 192.168.1.0 255.255.255.0 area 0
b. network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
c. network 192.168.1.0 area 0
d. network 192.168.1.0 24 area 0
e. ip route 192.168.1.0 255.255.255.0


Apa fungsi dari perintah no auto-summary pada konfigurasi RIPv2?
a. Mengaktifkan auto-summary.
b. Mencegah router meringkas rute menjadi classful.
c. Mengubah versi RIP ke v1.
d. Menghapus semua rute RIP.
e. Mengaktifkan autentikasi.


Sebuah router OSPF mengirimkan update routing hanya ketika ada perubahan topologi. Ini adalah karakteristik dari protokol jenis ....
a. Distance-vector
b. Link-state
c. Hybrid
d. Path-vector
e. Classful


Jika sebuah jaringan yang terhubung langsung ke router tidak muncul di tabel routing router lain yang menggunakan routing dinamis, masalahnya mungkin adalah ....
a. Router tersebut tidak memiliki default route.
b. Jaringan tersebut tidak diiklankan dengan benar pada protokol routing.
c. Ada konflik alamat IP.
d. Subnet mask terlalu pendek.
e. Router kelebihan beban.


Perintah traceroute sangat berguna dalam troubleshooting routing dinamis karena ....
a. Mengkonfigurasi antarmuka.
b. Menampilkan update routing secara real-time.
c. Menampilkan jalur yang diambil paket hop demi hop.
d. Mengaktifkan protokol routing.
e. Menghapus rute yang salah.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.

Jelaskan secara rinci bagaimana protokol routing link-state (seperti OSPF) bekerja untuk membangun tabel routingnya, dan bandingkan dengan cara kerja protokol distance-vector (seperti RIP).


Berikan contoh skenario di mana konfigurasi passive-interface pada routing dinamis akan sangat bermanfaat, dan jelaskan mengapa.


Bagaimana Anda akan menggunakan kombinasi perintah show ip protocols dan show ip ospf neighbor (atau show ip rip database) untuk mendiagnosis masalah routing dinamis?


Jelaskan mengapa masalah "rute balik (return path) tidak ada atau salah" juga dapat terjadi pada routing dinamis, meskipun lebih jarang dibandingkan routing statis.


Anda telah mengkonfigurasi OSPF pada dua router, tetapi mereka tidak dapat saling belajar rute. Setelah memeriksa konfigurasi antarmuka dan perintah network, Anda masih belum menemukan masalahnya. Sebutkan minimal tiga kemungkinan penyebab lain mengapa adjacency OSPF tidak terbentuk dan bagaimana Anda akan memverifikasinya.

0 komentar: