KPJ - Manajemen Bandwidth (BAB 13) (Fase F)

(BAB 13) (Fase F)
Manajemen Bandwidth
Kompetensi Dasar
3.13 Memahami pentingnya manajemen bandwidth dan teknik-tekniknya (QoS, traffic shaping, rate limiting).
4.13 Mampu mengkonfigurasi manajemen bandwidth pada perangkat jaringan.
Pendahuluan
Pada bab sebelumnya, Anda telah mempelajari tentang Proxy Server sebagai salah satu alat untuk optimasi dan keamanan jaringan. Kini, kita akan mendalami aspek krusial lainnya dalam optimasi kinerja jaringan: Manajemen Bandwidth. Dalam setiap jaringan, bandwidth adalah sumber daya yang terbatas. Tanpa pengelolaan yang tepat, aplikasi-aplikasi yang kurang penting atau pengguna yang rakus bandwidth dapat menguras kapasitas jaringan, menyebabkan latensi tinggi, packet loss, dan pengalaman buruk bagi aplikasi kritis seperti suara (VoIP) atau video. Bab ini akan membimbing Anda untuk memahami pentingnya manajemen bandwidth untuk memastikan alokasi bandwidth yang adil dan prioritas lalu lintas yang tepat. Anda akan belajar teknik-teknik seperti Quality of Service (QoS), traffic shaping, dan rate limiting untuk mengontrol penggunaan bandwidth oleh aplikasi atau pengguna tertentu, serta bagaimana mengkonfigurasinya pada perangkat jaringan. Dengan menguasai bab ini, Anda akan mampu mengoptimalkan kinerja jaringan Anda secara signifikan.
A. Pentingnya Manajemen Bandwidth
Manajemen bandwidth adalah praktik mengontrol dan mengalokasikan kapasitas jaringan untuk berbagai jenis lalu lintas, aplikasi, atau pengguna.
Definisi Bandwidth:
Bandwidth adalah kapasitas maksimum suatu jalur komunikasi untuk mentransfer data dalam periode waktu tertentu, biasanya diukur dalam bit per detik (bps). Ini adalah "pipa" yang membawa data Anda.
Mengapa Manajemen Bandwidth Penting?
Prioritasi Lalu Lintas Kritis: Memastikan bahwa aplikasi yang sensitif terhadap delay dan packet loss (misalnya, VoIP, video conference, online gaming) mendapatkan bandwidth yang memadai dan prioritas lebih tinggi dibandingkan lalu lintas yang kurang sensitif (misalnya, file download, web browsing biasa).
Mencegah Kongesti (Kemacetan Jaringan): Mengelola lalu lintas agar tidak ada satu segmen jaringan pun yang kelebihan beban, yang dapat menyebabkan penurunan kinerja, packet loss, dan delay yang tidak dapat diterima.
Alokasi Adil dan Efisien: Mendistribusikan bandwidth secara adil di antara semua pengguna atau aplikasi, mencegah satu entitas memonopoli seluruh sumber daya.
Meningkatkan Pengalaman Pengguna: Memberikan pengalaman yang lebih konsisten dan dapat diprediksi bagi pengguna, terutama untuk aplikasi bisnis kritis.
Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya: Memaksimalkan efisiensi penggunaan bandwidth yang tersedia, menghindari kebutuhan untuk peningkatan bandwidth yang mahal jika masalahnya hanya pada pengelolaan.
B. Teknik-Teknik Manajemen Bandwidth
Manajemen bandwidth diimplementasikan melalui berbagai teknik, seringkali di bawah payung Quality of Service (QoS).
Quality of Service (QoS):
Definisi: QoS adalah serangkaian teknologi dan teknik yang digunakan untuk mengelola lalu lintas jaringan secara cerdas, memastikan tingkat layanan tertentu untuk lalu lintas yang berbeda. QoS memungkinkan administrator untuk mendefinisikan prioritas, bandwidth minimum, dan delay maksimum untuk berbagai jenis lalu lintas.
Konsep Dasar QoS:
Traffic Classification: Proses mengidentifikasi dan mengkategorikan lalu lintas berdasarkan kriteria tertentu (misalnya, alamat IP sumber/tujuan, nomor port, protokol, aplikasi). Ini adalah langkah pertama dalam menerapkan kebijakan QoS.
Marking (Penandaan): Setelah diklasifikasikan, lalu lintas dapat ditandai dengan nilai tertentu di header paket (misalnya, menggunakan DSCP - Differentiated Services Code Point pada header IP, atau CoS - Class of Service pada header Ethernet VLAN). Penanda ini memberitahu perangkat jaringan berikutnya tentang prioritas atau kelas layanan paket tersebut.
Queuing (Antrian): Perangkat jaringan (misalnya, router, switch) menempatkan paket ke dalam antrian yang berbeda berdasarkan penanda atau klasifikasi mereka. Paket dengan prioritas lebih tinggi akan diproses lebih dulu dari antrian.
Congestion Management: Mekanisme untuk mengelola antrian ketika terjadi kongesti.
FIFO (First-In, First-Out): Paket diproses sesuai urutan kedatangan. Tidak ada prioritas.
Weighted Fair Queuing (WFQ): Memberikan bandwidth yang adil untuk setiap aliran data, mencegah satu aliran memonopoli.
Class-Based Weighted Fair Queuing (CBWFQ): Memungkinkan administrator untuk mendefinisikan kelas lalu lintas dan mengalokasikan bandwidth minimum untuk setiap kelas.
Low Latency Queuing (LLQ): Menggabungkan CBWFQ dengan priority queuing untuk lalu lintas yang sangat sensitif terhadap delay (misalnya, VoIP), memastikan lalu lintas ini selalu diproses terlebih dahulu.
Congestion Avoidance: Mekanisme untuk mencegah antrian menjadi penuh dan menyebabkan packet loss yang parah.
RED (Random Early Detection): Secara acak menjatuhkan paket di awal kongesti untuk memberi sinyal kepada pengirim agar mengurangi laju.
WRED (Weighted Random Early Detection): Versi RED yang lebih canggih, menjatuhkan paket berdasarkan prioritas.
Traffic Shaping:
Definisi: Teknik di mana lalu lintas jaringan diatur untuk memenuhi batas bandwidth yang telah ditentukan. Jika lalu lintas melebihi batas, paket akan di-buffer (ditunda) dan dikirim pada kecepatan yang lebih lambat, bukan dijatuhkan.
Tujuan: Untuk memastikan lalu lintas keluar tidak melebihi kapasitas link dan untuk mencegah kongesti pada link tersebut. Ini memberikan "smoothing" pada lalu lintas.
Kapan Digunakan: Untuk lalu lintas keluar (egress) untuk mematuhi kontrak bandwidth dengan ISP, atau untuk memastikan aplikasi tertentu tidak memonopoli bandwidth.
Kelebihan: Mengurangi packet loss karena paket ditunda, bukan dijatuhkan.
Kekurangan: Dapat menyebabkan delay jika ada banyak lalu lintas yang di-buffer.
Rate Limiting (Policing):
Definisi: Teknik di mana lalu lintas jaringan yang melebihi batas yang ditentukan akan dijatuhkan (drop) atau ditandai ulang (re-mark) dengan prioritas yang lebih rendah.
Tujuan: Untuk secara ketat menegakkan batas bandwidth.
Kapan Digunakan: Untuk lalu lintas masuk (ingress) untuk melindungi jaringan dari flood lalu lintas yang tidak diinginkan, atau untuk menegakkan batas bandwidth yang ketat pada pengguna/aplikasi tertentu.
Kelebihan: Sangat efektif dalam menegakkan batas keras.
Kekurangan: Dapat menyebabkan packet loss yang signifikan jika lalu lintas sering melebihi batas.
C. Konfigurasi Manajemen Bandwidth pada Perangkat Jaringan (Contoh Cisco IOS)
Konfigurasi manajemen bandwidth seringkali melibatkan Access Control List (ACL) untuk klasifikasi, class-map untuk mengelompokkan lalu lintas, policy-map untuk mendefinisikan tindakan, dan penerapan pada antarmuka.
1. Konfigurasi Dasar QoS (Class-Based QoS Model)
Model ini adalah yang paling umum dan fleksibel untuk mengimplementasikan QoS.
Definisikan Access List (ACL) untuk Klasifikasi Lalu Lintas:
ACL digunakan untuk mengidentifikasi lalu lintas yang ingin Anda kelola.
Router(config)# ip access-list extended <NAMA_ACL>
Router(config-ext-nacl)# permit udp any any eq 5060 # Contoh: Lalu lintas VoIP (SIP)
Router(config-ext-nacl)# permit tcp any any eq 80 # Contoh: Lalu lintas HTTP
Router(config-ext-nacl)# exit
Definisikan Class Map:
Class map digunakan untuk mengelompokkan lalu lintas yang cocok dengan ACL tertentu.
Router(config)# class-map match-all <NAMA_CLASS>
Router(config-cmap)# match access-group name <NAMA_ACL>
Router(config-cmap)# exit
match-all: Semua kriteria harus cocok.
match-any: Salah satu kriteria cocok.
Definisikan Policy Map:
Policy map adalah tempat Anda mendefinisikan tindakan QoS yang akan diterapkan pada setiap class map.
Router(config)# policy-map <NAMA_POLICY>
Router(config-pmap)# class <NAMA_CLASS_VOIP>
Router(config-pmap-c)# priority 10000 # Contoh: Memberikan prioritas tinggi (LLQ) dengan bandwidth 10Mbps
Router(config-pmap-c)# class <NAMA_CLASS_HTTP>
Router(config-pmap-c)# bandwidth 5000 # Contoh: Memberikan bandwidth minimum 5Mbps
Router(config-pmap-c)# class class-default # Kelas default untuk lalu lintas yang tidak cocok dengan kelas lain
Router(config-pmap-c)# fair-queue
Router(config-pmap-c)# exit
priority: Mengaktifkan Low Latency Queuing (LLQ) untuk lalu lintas yang sangat sensitif terhadap delay.
bandwidth: Menjamin bandwidth minimum untuk kelas lalu lintas.
fair-queue: Menerapkan fair queuing untuk lalu lintas yang tidak diklasifikasikan.
Terapkan Policy Map pada Antarmuka:
Policy map diterapkan pada antarmuka, biasanya pada arah keluar (egress) untuk mengontrol lalu lintas yang meninggalkan router.
Router(config)# interface <JENIS_INTERFACE> <NOMOR_INTERFACE>
Router(config-if)# service-policy output <NAMA_POLICY>
Router(config-if)# exit
2. Konfigurasi Traffic Shaping (Contoh Cisco IOS)
Traffic shaping sering diimplementasikan menggunakan Class-Based Traffic Shaping.
Definisikan Class Map dan Policy Map (seperti di atas).
Dalam Policy Map, gunakan perintah shape average:
Router(config)# policy-map <NAMA_POLICY>
Router(config-pmap)# class <NAMA_CLASS_DOWNLOAD>
Router(config-pmap-c)# shape average 1000000 # Batasi kelas ini hingga 1Mbps (1.000.000 bps)
Router(config-pmap-c)# exit
Terapkan Policy Map pada Antarmuka (biasanya egress):
Router(config)# interface <JENIS_INTERFACE> <NOMOR_INTERFACE>
Router(config-if)# service-policy output <NAMA_POLICY>
Router(config-if)# exit
3. Konfigurasi Rate Limiting (Policing) (Contoh Cisco IOS)
Rate limiting sering diimplementasikan menggunakan Class-Based Policing.
Definisikan Class Map dan Policy Map (seperti di atas).
Dalam Policy Map, gunakan perintah police:
Router(config)# policy-map <NAMA_POLICY>
Router(config-pmap)# class <NAMA_CLASS_UPLOAD>
Router(config-pmap-c)# police 500000 conform-action transmit exceed-action drop # Batasi hingga 500Kbps, jika melebihi drop
Router(config-pmap-c)# exit
conform-action transmit: Jika lalu lintas sesuai batas, teruskan.
exceed-action drop: Jika lalu lintas melebihi batas, jatuhkan.
Terapkan Policy Map pada Antarmuka (bisa ingress atau egress):
Router(config)# interface <JENIS_INTERFACE> <NOMOR_INTERFACE>
Router(config-if)# service-policy input <NAMA_POLICY> # Untuk policing inbound
# Atau
# Router(config-if)# service-policy output <NAMA_POLICY> # Untuk policing outbound
Router(config-if)# exit
D. Pengujian dan Verifikasi Manajemen Bandwidth
Setelah konfigurasi, penting untuk menguji dan memverifikasi bahwa kebijakan manajemen bandwidth berfungsi sesuai harapan.
Verifikasi Konfigurasi:
Perintah: show policy-map interface <JENIS_INTERFACE> <NOMOR_INTERFACE>
Tujuan: Menampilkan statistik kebijakan QoS yang diterapkan pada antarmuka, termasuk jumlah paket yang cocok dengan setiap kelas, jumlah paket yang dijatuhkan (untuk policing), atau jumlah paket yang di-shaped.
Uji Prioritasi Lalu Lintas:
Prosedur: Jalankan aplikasi yang sensitif terhadap delay (misalnya, panggilan VoIP) dan pada saat yang sama, lakukan download file besar atau streaming video.
Harapan: Kualitas panggilan VoIP harus tetap baik, sementara download atau streaming mungkin melambat.
Verifikasi: Gunakan alat pemantauan jaringan atau perintah show policy-map interface untuk melihat apakah lalu lintas VoIP mendapatkan prioritas yang diharapkan.
Uji Traffic Shaping/Rate Limiting:
Prosedur: Lakukan download atau upload file besar yang diketahui akan melebihi batas bandwidth yang dikonfigurasi.
Harapan: Kecepatan download/upload harus dibatasi sesuai dengan konfigurasi shaping atau policing.
Verifikasi: Gunakan alat pengujian kecepatan (speedtest) atau pantau throughput pada antarmuka router (show interface <JENIS_INTERFACE> <NOMOR_INTERFACE>). Periksa juga show policy-map interface untuk melihat statistik conform dan exceed.
Pemantauan Log:
Beberapa implementasi QoS dapat menghasilkan log ketika lalu lintas dijatuhkan atau ditandai ulang. Periksa log sistem router untuk peringatan terkait QoS.
E. Menganalisis Permasalahan dan Memperbaiki Konfigurasi Manajemen Bandwidth
Troubleshooting manajemen bandwidth memerlukan pemahaman mendalam tentang alur lalu lintas dan bagaimana setiap komponen QoS berinteraksi.
Lalu Lintas Tidak Diklasifikasikan dengan Benar:
Gejala: Lalu lintas yang seharusnya diprioritaskan atau dibatasi tidak menunjukkan efek yang diharapkan, atau muncul di kelas class-default.
Penyebab: ACL salah (tidak cocok dengan lalu lintas), class map salah (tidak cocok dengan ACL), atau urutan match dalam class map salah.
Solusi:
Verifikasi ACL: show access-lists <NAMA_ACL>. Pastikan permit statement mencakup lalu lintas yang benar.
Verifikasi class map: show class-map <NAMA_CLASS>. Pastikan match statement mengarah ke ACL yang benar.
Gunakan debug ip access-lists (hati-hati di produksi) atau show policy-map interface untuk melihat apakah paket cocok dengan kelas yang diharapkan.
Kebijakan Tidak Diterapkan pada Antarmuka yang Benar:
Gejala: Kebijakan QoS tidak memiliki efek sama sekali.
Penyebab: service-policy tidak diterapkan pada antarmuka yang benar, atau diterapkan pada arah yang salah (misalnya, input padahal seharusnya output).
Solusi:
Verifikasi show running-config interface <JENIS_INTERFACE> <NOMOR_INTERFACE>. Pastikan service-policy ada dan diterapkan pada arah yang benar.
Ingat: Shaping selalu pada arah output. Policing bisa input atau output.
Prioritasi Tidak Efektif (VoIP/Video Masih Buruk):
Gejala: Aplikasi prioritas tinggi masih mengalami delay atau packet loss.
Penyebab:
Bandwidth total link tidak mencukupi, bahkan dengan prioritas.
Prioritas tidak dikonfigurasi dengan benar (misalnya, tidak menggunakan priority untuk LLQ).
Marking lalu lintas tidak terjadi atau tidak dihormati oleh perangkat lain di jalur.
Kongesti terjadi di luar kendali router Anda (misalnya, di ISP).
Solusi:
Verifikasi priority atau bandwidth di policy map.
Pastikan link memiliki kapasitas yang cukup.
Periksa marking lalu lintas (show policy-map interface).
Traffic Shaping Menyebabkan Delay Berlebihan:
Gejala: Lalu lintas yang di-shape mengalami delay yang sangat tinggi.
Penyebab: Batas shaping terlalu rendah, atau buffer untuk shaping tidak cukup besar.
Solusi: Tingkatkan batas shape average atau sesuaikan parameter buffer jika tersedia.
Rate Limiting Menyebabkan Packet Loss Berlebihan:
Gejala: Lalu lintas dijatuhkan terlalu sering.
Penyebab: Batas police terlalu rendah, atau lalu lintas memang secara konsisten melebihi batas.
Solusi: Tingkatkan batas police atau sesuaikan kebijakan exceed-action (misalnya, exceed-action set-qos-transmit untuk menandai ulang daripada menjatuhkan).
Zona Aktivitas
A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)
Jelaskan mengapa manajemen bandwidth penting dalam sebuah jaringan.
Apa perbedaan mendasar antara Traffic Shaping dan Rate Limiting (Policing)?
Sebutkan dua konsep dasar dalam Quality of Service (QoS).
Jelaskan fungsi dari class-map dan policy-map dalam konfigurasi QoS Cisco IOS.
Bagaimana Anda dapat memverifikasi bahwa kebijakan QoS telah diterapkan pada antarmuka router?
B. Praktikum (Nilai Praktik 1)
Buat kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa. Diskusikan skenario berikut:
Skenario Prioritasi VoIP:
Sebuah kantor memiliki koneksi internet 10 Mbps. Karyawan sering melakukan panggilan VoIP, tetapi kualitasnya buruk saat ada download file besar. Anda ingin memprioritaskan lalu lintas VoIP.
Bagaimana Anda akan mengklasifikasikan lalu lintas VoIP? (Sebutkan kriteria yang mungkin).
Teknik manajemen bandwidth apa yang paling cocok untuk memastikan kualitas VoIP?
Jelaskan secara konseptual bagaimana Anda akan mengkonfigurasi router untuk mencapai tujuan ini.
Skenario Pembatasan Bandwidth Pengguna:
Anda adalah administrator jaringan di sebuah kampus. Anda ingin membatasi bandwidth upload untuk lalu lintas P2P (misalnya, BitTorrent) agar tidak mengganggu lalu lintas lain, menjadi maksimal 500 Kbps per pengguna.
Teknik manajemen bandwidth apa yang paling cocok untuk skenario ini?
Jelaskan secara konseptual bagaimana Anda akan mengkonfigurasi router untuk menerapkan pembatasan ini.
Apa konsekuensi jika lalu lintas P2P melebihi batas yang Anda tentukan?
Presentasikan hasil kerja dan diskusi kelompok Anda di depan kelas.
E. Eksperimen (Nilai Proyek I)
Pilih salah satu dari tugas berikut:
Rancangan Konfigurasi QoS untuk Jaringan Kantor (Simulasi):
Anda memiliki router Cisco di kantor dengan koneksi internet 20 Mbps. Anda ingin:
Memberikan prioritas tertinggi pada lalu lintas VoIP (UDP port 5060 dan RTP port range 10000-20000).
Memberikan bandwidth minimum 5 Mbps untuk lalu lintas web browsing (HTTP/HTTPS).
Membatasi lalu lintas file download (FTP, HTTP/HTTPS untuk file besar) hingga maksimal 10 Mbps.
Rancang konfigurasi ACL, class-map, dan policy-map yang diperlukan pada router Cisco Anda.
Jelaskan bagaimana setiap bagian konfigurasi bekerja untuk mencapai tujuan di atas.
Sertakan contoh perintah konfigurasi (tidak perlu menjalankan di simulator).
Analisis Dampak QoS pada Kinerja Jaringan:
Lakukan riset singkat tentang studi kasus atau simulasi yang menunjukkan dampak positif penerapan QoS pada kinerja jaringan (misalnya, perbandingan kualitas VoIP dengan dan tanpa QoS).
Jelaskan bagaimana QoS secara kuantitatif (misalnya, pengurangan delay, jitter, packet loss) dapat meningkatkan pengalaman pengguna untuk aplikasi sensitif.
Sebutkan beberapa tantangan dalam mengimplementasikan QoS di lingkungan jaringan yang kompleks.
Sajikan analisis Anda dalam bentuk laporan singkat (maksimal 2 halaman).
Rangkuman
Manajemen Bandwidth penting untuk memprioritaskan lalu lintas kritis, mencegah kongesti, mengalokasikan bandwidth secara adil, dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Quality of Service (QoS) adalah serangkaian teknik untuk mengelola lalu lintas, meliputi Klasifikasi, Penandaan, Antrian, Manajemen Kongesti (CBWFQ, LLQ), dan Pencegahan Kongesti (RED, WRED).
Traffic Shaping menunda lalu lintas yang melebihi batas (buffer paket) untuk mencegah packet loss, cocok untuk lalu lintas egress.
Rate Limiting (Policing) menjatuhkan atau menandai ulang lalu lintas yang melebihi batas, cocok untuk menegakkan batas keras pada lalu lintas ingress atau egress.
Konfigurasi pada perangkat jaringan (misalnya Cisco IOS) melibatkan penggunaan ACL untuk klasifikasi, class-map untuk pengelompokan, policy-map untuk mendefinisikan tindakan QoS, dan penerapan pada antarmuka (service-policy).
Pengujian dan Verifikasi dilakukan dengan show policy-map interface, pengujian ping, speedtest, dan pemantauan log.
Pemecahan masalah melibatkan verifikasi klasifikasi lalu lintas, penerapan kebijakan pada antarmuka yang benar, dan penyesuaian parameter QoS jika terjadi kinerja yang tidak optimal.
Ulangan Akhir Bab 1
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.
Tujuan utama dari manajemen bandwidth adalah ....
a. Meningkatkan total bandwidth yang tersedia.
b. Memastikan alokasi bandwidth yang adil dan prioritas lalu lintas yang tepat.
c. Mengenkripsi semua lalu lintas jaringan.
d. Menyembunyikan alamat IP perangkat.
e. Memblokir semua lalu lintas yang tidak dikenal.
Teknik manajemen bandwidth yang menjatuhkan atau menandai ulang lalu lintas yang melebihi batas yang ditentukan adalah ....
a. Traffic Shaping
b. Queuing
c. Rate Limiting (Policing)
d. Classification
e. Marking
Dalam konteks QoS, proses mengidentifikasi dan mengkategorikan lalu lintas disebut ....
a. Marking
b. Queuing
c. Policing
d. Classification
e. Shaping
Teknik QoS yang paling cocok untuk memberikan prioritas tertinggi pada lalu lintas VoIP yang sangat sensitif terhadap delay adalah ....
a. Weighted Fair Queuing (WFQ)
b. Class-Based Weighted Fair Queuing (CBWFQ)
c. Low Latency Queuing (LLQ)
d. Random Early Detection (RED)
e. First-In, First-Out (FIFO)
Perintah Cisco IOS yang digunakan untuk mendefinisikan tindakan QoS yang akan diterapkan pada kelas lalu lintas adalah ....
a. access-list
b. class-map
c. policy-map
d. interface
e. service-policy
Jika lalu lintas yang di-shape mengalami delay yang berlebihan, kemungkinan penyebabnya adalah ....
a. Batas shaping terlalu tinggi.
b. Buffer untuk shaping tidak cukup besar.
c. Lalu lintas tidak diklasifikasikan dengan benar.
d. Kebijakan diterapkan pada arah yang salah.
e. Router tidak memiliki default route.
Apa perbedaan utama antara Traffic Shaping dan Rate Limiting (Policing) dalam hal penanganan lalu lintas yang melebihi batas?
a. Shaping menjatuhkan, policing menunda.
b. Shaping menunda, policing menjatuhkan/menandai ulang.
c. Keduanya menjatuhkan lalu lintas.
d. Keduanya menunda lalu lintas.
e. Shaping hanya untuk ingress, policing hanya untuk egress.
Perintah Cisco IOS yang digunakan untuk menerapkan policy map pada antarmuka router adalah ....
a. apply policy
b. set policy
c. service-policy
d. attach policy
e. policy-map interface
Jika lalu lintas yang seharusnya diprioritaskan tidak menunjukkan efek yang diharapkan dan muncul di kelas class-default pada show policy-map interface, masalahnya kemungkinan besar adalah ....
a. Router kelebihan beban.
b. Lalu lintas tidak diklasifikasikan dengan benar (ACL/class map salah).
c. Bandwidth total link tidak mencukupi.
d. Firewall memblokir lalu lintas.
e. Antarmuka router down.
Mengapa Traffic Shaping biasanya diterapkan pada arah keluar (egress) dari antarmuka?
a. Untuk melindungi router dari lalu lintas masuk.
b. Untuk memastikan lalu lintas keluar tidak melebihi kapasitas link dan mematuhi kontrak ISP.
c. Untuk memprioritaskan lalu lintas masuk.
d. Karena hanya egress yang mendukung shaping.
e. Untuk mengurangi delay pada lalu lintas masuk.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.
Jelaskan secara rinci bagaimana Traffic Classification dan Marking bekerja sama dalam implementasi QoS. Berikan contoh.
Bagaimana Anda akan menggunakan perintah show policy-map interface untuk memverifikasi bahwa kebijakan Rate Limiting (Policing) Anda berfungsi dengan benar? Informasi apa yang Anda cari dalam output perintah tersebut?
Berikan contoh skenario di mana Anda akan memilih Traffic Shaping daripada Rate Limiting untuk mengelola bandwidth, dan jelaskan alasannya.
Jelaskan mengapa Low Latency Queuing (LLQ) sangat penting untuk aplikasi seperti VoIP, dan bagaimana ia berbeda dari metode antrian lainnya.
Anda telah mengkonfigurasi kebijakan QoS pada router Anda untuk memprioritaskan lalu lintas video, tetapi kualitas video masih buruk. Setelah memeriksa konfigurasi, Anda yakin semuanya sudah benar. Apa saja kemungkinan penyebab lain masalah ini dan bagaimana Anda akan memverifikasinya?
0 komentar: