phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

ASJ - Instalasi Sistem Operasi Jaringan (BAB 1) (Kelas X)

(BAB 1) (Kelas X)
Instalasi Sistem Operasi Jaringan

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami persyaratan dan prosedur instalasi sistem operasi jaringan.

4.1 Mampu melakukan instalasi sistem operasi jaringan sesuai prosedur.
Pendahuluan

Selamat datang di dunia administrasi sistem jaringan! Langkah pertama dan paling fundamental dalam membangun dan mengelola infrastruktur jaringan adalah menginstalasi Sistem Operasi Jaringan (OS Jaringan). Berbeda dengan sistem operasi desktop yang mungkin Anda kenal (seperti Windows 10/11 atau macOS), OS Jaringan dirancang khusus untuk fungsi server, mengelola sumber daya, dan menyediakan layanan kepada klien dalam jaringan. Modul ini akan membimbing Anda melalui proses penting ini, mulai dari memahami persyaratan hardware, perencanaan partisi disk, konfigurasi boot, hingga instalasi paket dasar yang esensial. Dengan menguasai bab ini, Anda akan memiliki dasar yang kuat untuk mengimplementasikan berbagai layanan jaringan yang akan Anda pelajari di bab-bab berikutnya. Mari kita mulai perjalanan Anda sebagai administrator sistem jaringan!
A. Definisi dan Pentingnya Sistem Operasi Jaringan

Sistem Operasi Jaringan (OS Jaringan) adalah jenis sistem operasi yang dirancang khusus untuk mengelola sumber daya jaringan, menyediakan layanan, dan mendukung aplikasi server.

Definisi Sistem Operasi Jaringan:
OS Jaringan adalah perangkat lunak yang memungkinkan komputer untuk berfungsi sebagai server dalam sebuah jaringan. Ia menyediakan fungsionalitas inti untuk berbagi file, printer, dan aplikasi, serta mengelola pengguna, keamanan, dan lalu lintas jaringan. OS Jaringan berbeda dari OS desktop karena dioptimalkan untuk stabilitas, keamanan, dan kinerja dalam lingkungan multi-user dan multi-tasking yang berat.


Pentingnya Instalasi yang Benar:
Instalasi OS Jaringan yang benar adalah fondasi dari seluruh infrastruktur jaringan Anda. Kesalahan pada tahap ini dapat menyebabkan masalah kinerja, keamanan, dan stabilitas di kemudian hari. Instalasi yang tepat memastikan:

Kinerja Optimal: Sistem dapat memanfaatkan hardware secara efisien.


Keamanan: Konfigurasi awal yang aman mengurangi permukaan serangan.


Stabilitas: Sistem berjalan tanpa crash atau error yang sering.


Skalabilitas: Memungkinkan penambahan layanan atau pengguna di masa depan.


Kompatibilitas: Memastikan semua komponen hardware dikenali dan berfungsi.

Contoh Sistem Operasi Jaringan Populer:

Windows Server: Dikembangkan oleh Microsoft, populer di lingkungan perusahaan yang banyak menggunakan produk Microsoft lainnya (Active Directory, Exchange Server, SQL Server). Menawarkan antarmuka grafis yang intuitif.


Distribusi Linux Server (misalnya, Ubuntu Server, CentOS Stream, Debian): Pilihan populer di kalangan administrator jaringan dan pengembang karena sifatnya yang open-source, fleksibilitas tinggi, keamanan yang kuat, dan biaya lisensi nol. Umumnya dioperasikan melalui command line interface (CLI).


FreeBSD: Sistem operasi mirip Unix lainnya yang dikenal karena stabilitas dan keamanannya, sering digunakan untuk server web dan firewall.
B. Persyaratan Hardware untuk Instalasi OS Jaringan

Sebelum memulai instalasi, penting untuk memastikan hardware server Anda memenuhi persyaratan minimum dan direkomendasikan untuk OS Jaringan yang akan Anda gunakan.

CPU (Central Processing Unit):

Minimal: Prosesor 64-bit dengan setidaknya 2 core.


Rekomendasi: Prosesor multi-core (misalnya, Intel Xeon atau AMD EPYC untuk server kelas enterprise, atau Intel Core i5/i7/AMD Ryzen untuk server skala kecil/menengah) dengan kecepatan clock yang memadai, tergantung pada beban kerja yang diharapkan.

RAM (Random Access Memory):

Minimal: 4 GB (untuk instalasi dasar tanpa beban berat).


Rekomendasi: 8 GB atau lebih, tergantung pada layanan yang akan dijalankan. Server database atau virtualization host akan membutuhkan RAM yang jauh lebih besar (puluhan hingga ratusan GB).

Penyimpanan (Storage):

Minimal: 20-40 GB ruang disk kosong untuk sistem operasi dasar.


Rekomendasi:

SSD (Solid State Drive): Sangat direkomendasikan untuk OS dan aplikasi karena kecepatan baca/tulis yang jauh lebih tinggi, meningkatkan kinerja keseluruhan.


HDD (Hard Disk Drive): Cocok untuk penyimpanan data dalam jumlah besar yang tidak memerlukan akses cepat.


RAID (Redundant Array of Independent Disks): Penting untuk server produksi guna memberikan redundansi data dan meningkatkan kinerja.

Ukuran Disk: Tergantung pada jumlah data yang akan disimpan, log, dan aplikasi.

Antarmuka Jaringan (NIC - Network Interface Card):

Minimal: Satu NIC untuk konektivitas jaringan.


Rekomendasi: Dua atau lebih NIC untuk redundansi, segmentasi jaringan (misalnya, satu NIC untuk LAN, satu untuk WAN/DMZ), atau link aggregation. Kecepatan NIC (Gigabit Ethernet, 10 Gigabit Ethernet) harus sesuai dengan kebutuhan bandwidth jaringan.

Media Instalasi:

USB Bootable Drive: Paling umum dan praktis.


DVD/CD-ROM: Masih digunakan, tetapi kurang fleksibel.


Jaringan (PXE Boot): Untuk instalasi massal di lingkungan datacenter.
C. Proses Instalasi Sistem Operasi Jaringan (Umum)

Meskipun detailnya bervariasi antara Windows Server dan distribusi Linux, langkah-langkah umumnya serupa.

Persiapan Media Instalasi:

Unduh file ISO dari OS Jaringan yang diinginkan (misalnya, Ubuntu Server ISO, Windows Server ISO).


Buat USB bootable drive menggunakan alat seperti Rufus (untuk Windows) atau dd (untuk Linux/macOS).

Pengaturan BIOS/UEFI:

Masukkan USB bootable drive ke server.


Nyalakan server dan masuk ke pengaturan BIOS/UEFI (biasanya dengan menekan Del, F2, F10, atau F12 saat boot).


Atur urutan boot agar server boot dari USB drive terlebih dahulu.


Simpan perubahan dan keluar dari BIOS/UEFI.

Memulai Proses Instalasi:

Server akan boot dari USB drive dan menampilkan layar instalasi awal.


Pilih bahasa, lokasi, dan tata letak keyboard.

Partisi Disk:

Ini adalah langkah krusial. Anda perlu memutuskan bagaimana ruang penyimpanan server akan dibagi.


Opsi Partisi:

Otomatis: Installer akan membuat partisi secara otomatis (biasanya satu partisi root/C: drive, dan partisi swap/recovery). Ini cepat tetapi kurang fleksibel.


Manual (Custom/Advanced): Direkomendasikan untuk server karena memberikan kontrol penuh.

Partisi Umum yang Direkomendasikan (untuk Linux):

/boot (opsional, 500MB-1GB): Untuk file bootloader.


/ (root, minimal 20GB): Untuk sistem operasi dan aplikasi.


/home (opsional): Untuk direktori pengguna.


/var (opsional, minimal 10GB): Untuk log sistem, cache, dan data yang sering berubah.


/tmp (opsional): Untuk file sementara.


swap (ukuran 1x-2x RAM): Sebagai virtual memory.

Partisi Umum yang Direkomendasikan (untuk Windows Server):

C: drive (Sistem Operasi, minimal 60GB).


D: drive atau partisi terpisah untuk data aplikasi dan log.

Pertimbangan:

LVM (Logical Volume Manager): Direkomendasikan untuk Linux karena memungkinkan Anda mengubah ukuran partisi dengan mudah di kemudian hari.


Jenis Sistem File: NTFS untuk Windows, Ext4 atau XFS untuk Linux.

Konfigurasi Jaringan:

Atur konfigurasi jaringan untuk server:

DHCP: Otomatis mendapatkan alamat IP (cocok untuk pengujian atau lingkungan yang dikelola DHCP).


Static IP: Direkomendasikan untuk server produksi. Tetapkan alamat IP, subnet mask, default gateway, dan DNS server secara manual.

Pengaturan Pengguna dan Kata Sandi:

Buat akun pengguna administrator (root/Administrator) dan atur kata sandi yang kuat.

Instalasi Paket Dasar (untuk Linux):

Pada beberapa installer Linux, Anda akan diminta untuk memilih paket atau peran server awal (misalnya, SSH server, web server, database server). Pilih hanya yang diperlukan untuk meminimalkan permukaan serangan.


Setelah instalasi dasar, Anda dapat menginstal paket tambahan menggunakan package manager (misalnya, apt di Ubuntu, yum/dnf di CentOS).

Penyelesaian Instalasi dan Restart:

Installer akan menyalin file dan mengkonfigurasi sistem.


Setelah selesai, Anda akan diminta untuk me-restart server. Pastikan untuk mencabut USB drive agar server boot dari hard drive internal.
D. Verifikasi Instalasi dan Konfigurasi Awal

Setelah server berhasil boot ke OS Jaringan yang baru diinstal, lakukan beberapa verifikasi awal.

Login ke Sistem:

Gunakan kredensial administrator yang telah Anda buat.

Verifikasi Konfigurasi Jaringan:

Linux: Gunakan perintah ip a atau ifconfig untuk melihat alamat IP, ip route show untuk default gateway, dan cat /etc/resolv.conf untuk DNS server.


Windows Server: Gunakan perintah ipconfig /all di Command Prompt atau periksa melalui Server Manager.


Uji Konektivitas: Lakukan ping ke default gateway, DNS server, dan alamat IP publik (misalnya, 8.8.8.8) untuk memastikan server memiliki konektivitas internet.

Periksa Penggunaan Disk:

Linux: Gunakan perintah df -h untuk melihat penggunaan disk pada setiap partisi.


Windows Server: Periksa di Disk Management atau File Explorer.

Periksa Layanan yang Berjalan:

Linux: Gunakan systemctl status <nama_layanan> atau netstat -tuln untuk melihat port yang terbuka.


Windows Server: Periksa di Services atau Task Manager.

Perbarui Sistem:

Langkah pertama yang harus dilakukan setelah instalasi adalah memperbarui semua paket sistem untuk mendapatkan patch keamanan terbaru.


Linux (Ubuntu/Debian): sudo apt update && sudo apt upgrade -y


Linux (CentOS/RHEL): sudo yum update -y atau sudo dnf update -y


Windows Server: Jalankan Windows Update.
Zona Aktivitas
A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)

Jelaskan perbedaan mendasar antara Sistem Operasi Jaringan dan Sistem Operasi Desktop.


Sebutkan tiga alasan mengapa instalasi OS Jaringan yang benar sangat penting.


Apa saja tiga komponen hardware utama yang perlu dipertimbangkan saat memilih server untuk OS Jaringan?


Jelaskan mengapa partisi disk secara manual (custom) sering direkomendasikan untuk instalasi server.


Sebutkan dua perintah Linux yang dapat digunakan untuk memverifikasi konfigurasi jaringan setelah instalasi.
B. Praktikum (Nilai Praktik 1)

Buat kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa. Diskusikan skenario berikut:

Skenario Pemilihan OS Jaringan:
Sebuah perusahaan kecil ingin menginstal server untuk mengelola file bersama dan menyediakan layanan web server sederhana. Mereka memiliki anggaran terbatas untuk lisensi software dan staf IT mereka lebih familiar dengan lingkungan command line.

OS Jaringan apa yang paling Anda rekomendasikan untuk perusahaan ini? Jelaskan alasannya.


Sebutkan minimal dua persyaratan hardware yang harus dipenuhi oleh server mereka.

Skenario Perencanaan Partisi Disk:
Anda akan menginstal Ubuntu Server pada server baru dengan 100GB SSD. Server ini akan digunakan sebagai web server dan file server. Anda ingin memisahkan log sistem dan data pengguna ke partisi terpisah untuk keamanan dan manajemen.

Rencanakan skema partisi disk Anda (nama partisi, ukuran, jenis sistem file).


Jelaskan mengapa Anda memilih skema partisi tersebut.

Presentasikan hasil kerja dan diskusi kelompok Anda di depan kelas.
E. Eksperimen (Nilai Proyek I)

Pilih salah satu dari tugas berikut:

Simulasi Instalasi Ubuntu Server (Menggunakan Virtual Machine):

Instal software virtualisasi (misalnya, VirtualBox atau VMware Workstation Player) di komputer Anda.


Unduh file ISO Ubuntu Server terbaru.


Buat virtual machine baru dan lakukan simulasi instalasi Ubuntu Server. Ikuti langkah-langkah instalasi, termasuk partisi disk manual (misalnya, /, swap, /var).


Setelah instalasi selesai, screenshot layar login dan output dari perintah ip a dan df -h di terminal Ubuntu Server.


Sertakan screenshot dan penjelasan singkat tentang setiap langkah dalam laporan Anda (maksimal 2 halaman).

Analisis Perbandingan Windows Server vs. Linux Server:
Lakukan riset singkat tentang perbedaan utama antara Windows Server dan distribusi Linux Server (misalnya, Ubuntu Server atau CentOS) sebagai OS Jaringan.

Buat tabel perbandingan yang mencakup:

Model lisensi.


Antarmuka pengguna (GUI vs. CLI).


Kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Skenario penggunaan yang paling cocok.

Sajikan analisis Anda dalam bentuk laporan singkat (maksimal 2 halaman).
Rangkuman

Sistem Operasi Jaringan (OS Jaringan) adalah OS yang dirancang khusus untuk fungsi server, mengelola sumber daya, dan menyediakan layanan jaringan.


Pentingnya instalasi yang benar adalah untuk memastikan kinerja, keamanan, stabilitas, dan skalabilitas sistem.


Persyaratan hardware meliputi CPU (multi-core), RAM (minimal 4GB, idealnya lebih), Penyimpanan (SSD untuk OS, HDD untuk data, dengan RAID untuk redundansi), dan NIC (minimal satu, idealnya dua atau lebih).


Proses instalasi umum meliputi persiapan media, pengaturan BIOS/UEFI, partisi disk (manual direkomendasikan), konfigurasi jaringan (IP statis untuk server produksi), pengaturan pengguna, dan instalasi paket dasar.


Verifikasi awal setelah instalasi meliputi login, verifikasi konfigurasi jaringan (ip a, ipconfig /all), pemeriksaan penggunaan disk (df -h), dan pembaruan sistem.
Ulangan Akhir Bab 1
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.

Sistem operasi yang dirancang khusus untuk mengelola sumber daya jaringan dan menyediakan layanan kepada klien adalah ....
a. Windows 10
b. macOS
c. Linux Mint
d. Windows Server
e. Android


Berikut yang bukan merupakan alasan mengapa instalasi OS Jaringan yang benar itu penting adalah ....
a. Memastikan kinerja optimal.
b. Meningkatkan keamanan.
c. Mengurangi kebutuhan hardware.
d. Menjamin stabilitas sistem.
e. Memungkinkan skalabilitas di masa depan.


Untuk instalasi server produksi, jenis penyimpanan yang sangat direkomendasikan untuk sistem operasi dan aplikasi karena kecepatan tinggi adalah ....
a. Hard Disk Drive (HDD)
b. Solid State Drive (SSD)
c. USB Flash Drive
d. CD-ROM
e. Floppy Disk


Jika Anda ingin mengubah ukuran partisi dengan mudah di kemudian hari pada sistem Linux, Anda harus menggunakan ....
a. NTFS
b. FAT32
c. LVM
d. Ext2
e. Swap


Perintah Linux yang digunakan untuk melihat alamat IP dan konfigurasi antarmuka jaringan adalah ....
a. ping
b. ls
c. ip a
d. cd
e. mkdir


Apa tujuan utama dari memiliki dua atau lebih Antarmuka Jaringan (NIC) pada sebuah server?
a. Untuk mengurangi konsumsi daya.
b. Untuk redundansi dan segmentasi jaringan.
c. Untuk meningkatkan resolusi layar.
d. Untuk mempercepat booting sistem.
e. Untuk menginstal lebih banyak aplikasi.


Dalam proses instalasi OS Jaringan, langkah "Partisi Disk" adalah ....
a. Opsional dan tidak terlalu penting.
b. Tahap di mana Anda memilih bahasa instalasi.
c. Tahap di mana Anda menentukan bagaimana ruang penyimpanan server akan dibagi.
d. Tahap terakhir sebelum restart.
e. Tahap di mana Anda membuat akun pengguna.


Untuk server produksi, konfigurasi jaringan yang paling direkomendasikan adalah ....
a. DHCP (otomatis)
b. Static IP (manual)
c. Dial-up
d. Wireless (Wi-Fi)
e. Bluetooth


Berikut adalah contoh distribusi Linux yang populer untuk server, kecuali ....
a. Ubuntu Server
b. CentOS Stream
c. Debian
d. Fedora Workstation
e. Red Hat Enterprise Linux (RHEL)


Mengapa penting untuk segera memperbarui sistem setelah instalasi awal OS Jaringan?
a. Untuk mengubah tampilan antarmuka.
b. Untuk mendapatkan patch keamanan terbaru.
c. Untuk menginstal driver perangkat keras.
d. Untuk menguji kecepatan internet.
e. Untuk menghemat ruang disk.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.

Jelaskan secara rinci langkah-langkah yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan media instalasi OS Jaringan menggunakan USB bootable drive.


Bagaimana Anda akan merencanakan partisi disk pada sebuah server Linux yang akan digunakan sebagai server database dan file server, dengan mempertimbangkan keamanan dan manajemen data?


Jelaskan mengapa pengaturan BIOS/UEFI menjadi langkah penting sebelum memulai instalasi OS Jaringan.


Apa saja informasi yang harus Anda siapkan sebelum mengkonfigurasi jaringan secara statis pada sebuah server?


Bagaimana Anda akan memverifikasi bahwa server yang baru diinstal memiliki konektivitas internet yang berfungsi penuh? Sebutkan perintah yang relevan.

0 komentar: