phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

TJBL (WAN) - Permasalahan Jaringan Nirkabel (BAB 3) ( Kelas XI)


BAB III
Permasalahan Jaringan Nirkabel

A. KOMPETENSI DASAR

3.3 Mengevaluasi permasalahan jaringan nirkabel 
4.3 Memperbaiki jaringan nirkabel

B. MATERI PEMBELAJARAN

A. Proses Koneksi Jaringan Nirkabel 
Sebelum membahas mengenai masalah jaringan nirkabel, terlebih dahulu sebaiknya mengetahui proses terjadinya koneksi wireless clients kepada jaringan nirkabel. Langkah tersebut sangat membantu sekali dalam melakukan troubleshooting. Berikut adalah proses atau langkah terjadinya suatu koneksi wireless yang perlu dipahami dan akan sangat membantu dalam menyelesaikan masalah, antara lain:

1. Proses Scanning Nirkabel Access Point (AP)
Komputer berbasis XP atau Vista yang memiliki wireless adapter active yang mendukung wireless auto configuration, akan selalu melakukan scanning adanya wireless AP pada jangkauannya setiap 60 sec. Saat scanning, wireless adapter mengirim sederetan frame probe request. Sementara itu wireless AP yg ada pada jangkauan wireless adapter yg sedang melakukan scanning adanya wireless AP, juga mengirim frame probe request yang memuat capabilitas wireless AP seperti speed yang disupport serta pilihan security lainnya.

Windows versi terbaru seperti Windows 8 dan Windows 10 juga melakukan hal yang serupa secara konsep. Dan dapat dianggap komputer mengalami masalah koneksi wifi jika tidak mendapatkan satupun wireless AP dalam jangkauan roamingnya. 

2. Memilih Nirkabel Access Point (AP)
Dari frame probe response yang diterima, wireless client memilih wireless AP dimana akan mencoba melakukan authentikasi dan koneksi. Wir less client menggunakan beberapa faktor berikut saat menentukan wireless AP yang harus dipilih: 

a. Capabilitas wireless AP
Wireless AP mengenalkan kapabilitasnya didalam frame probe response. Jika wireless clients tidak mendukung kapabilitas yang diperkenalkan di dalam probe response tersebut maka wireless client mengalami masalah jaringan wireless, yaitu tidak dapat memilih wireless AP. Apabila wireless AP diaktifkan security WPA2 sementara wireless clients tidak support WPA2 (wireless device 802.11b/g tidak support) maka wireless client tidak dapat memilih wireless AP tersebut dan dianggap ada wireless problems. 

b. Preferred Wireless Network
Windows XP wireless auto configuration memelihara daftar jaringan wireless yang dipilih (preferred wireless network). Apabila nama wireless network SSID tidak cocok dengan yang ada dalam daftar nama-nama SSID yang ada, maka default Windows tidak dapat terhubung ke wireless AP. Jika clients wireless menerima beberapa probe response yang ada dalam daftar nama SSID, maka client wireless memilih menurut urutan tertinggi dalam daftar preferred SSID. Apabila beberapa nama wireless network SSID dari frame probe response yang diterima tidak cocok dengan jaringan dalam daftar preference, Windows akan memunculkan pesan One or more wireless networks are available atau Connect to a wireless network. Jika pengguna klik pesan tersebut, maka pengguna memilih koneksi ke jaringan wireless baru.

c. Kekuatan signal
Wireless clients adapter memilih wireless AP dengan signal terkuat dari daftar nama-nama SSID yang ada yang paling tinggi dalam daftar preference wireless name.

3. Proses Authentikasi Nirkabel AP (Access Point)
Setelah memilih wireless AP yang akan dikoneksikan, proses selanjutnya adalah proses authentikasi. Jenis authentikasi tergantung capabilitas security wireless AP dan bagaimana client dikonfigure untuk melakukan authentikasi jaringan wireless. Apabila akan menambahkan wireless network dari tab wireless network pada property wireless connection, maka by default adalah open system authentication dan kemudian IEEE 802.1X. Jika ingin mengkoneksikan lewat dialog box connect to wireless network atau Choose a wireless network, maka setting authentikasi ditentukan dari capabilitas frame probe response wireless AP. Windows XP / Vista dapat menentukan dari frame probe response dengan beberapa cara yaitu menggunakan open system authentication tanpa encryption, opensystem authentication dengan inkripsi WEP, authentication WPA-PSK, ataupun authentication WPA2-PSK. Akan sering terjadi masalah jika gagal dalam melakukan proses authentikasi ini.

4. Proses Koneksi Nirkabel AP (Access Point)
Setelah selesai melakukan proses authentication, wireless adapter dan wireless AP saling bertukar serangkaian pesan untuk membentuk suatu koneksi.

5. Melakukan Konfigurasi TCP/IP Address
Setelah koneksi terbentuk, wireless client dapat memulai mengirim frame wireless yang mengandung paket TCP/IP. Jika wireless clients dikonfigurasi untuk menerima IP address automatis, maka akan menggunakan DHCP untuk request suatu konfigurasi IP address. umumnya wireless AP mempunyai layanan DHCP server untuk menjawab request wireless clients untuk konfigurasi IP.

B. Kesalahan Jaringan Nirkabel 
Setelah mengetahui proses terjadinya koneksi wireless clients kepada jaringan nirkabel, maka langkah selanjutnya memahami jenis kesalahan jaringan nirkabel dan perbaikannya yang antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan pada Kabel dan konektor Jaringan
Kabel dan konektor merupakan media penghubung antara komputer dengan komputer lain atau dengan peralatan lain yang digunakan untuk membentuk jaringan. Kabel dan konektor untuk membuat jaringan LAN yang banyak digunakan ada 3 jenis yaitu:

a. Jenis kabel serat optik menggunakan konektor SC dan ST
Gangguan atau kerusakan pada kabel dan konektor jenis serat optik sangat jarang, namun memerlukan penanganan secara khusus untuk perawatan jaringan

b. Jenis Kabel UTP dengan konekor RJ45
Gangguan atau kerusakannya pada konektor yang tidak terpasang dengan baik (longgar), susunan pengkabelan yang salah dan kabel putus. Indikasi yang dapat dilihat adalah lampu indikator yang tidak hidup pada kartu jaringan atau pada Hub/switch.

Kabel jenis coaxial memiliki akses yang cukup lambat bila dibandingkan yang lainnya dan sering terjadi gangguan karena konektor yang longgar (tidak konek), kabel short dan kabel terbuka resistor pada terminating conector. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor ini menyebabkan system jaringan akan down dan komunikasi antarkomputer berhenti.

Apabila terjadi kerusakan pada kabel dan konektor jaringan yang disebabkan oleh suatu hal, solusinya adalah melihat dahulu apakah kabel yang digunakan itu benar benar tidak dapat digunakan kembali, dan apabila tidak memerlukan mengganti dengan kabel dan yang baru atau hanya yang rusak pada konektornya namun kabelnya masih dapat digunakan maka hanya perlu mengganti konektornya saja.

2. Gangguan atau Kerusakan pada Hub/switch
Hub/switch merupakan terminal atau pembagi signal data bagi kartu jaringan (Network Card). Jika Hub mengalami kerusakan berarti seluruh jaringan juga tidak dapat berfungsi untuk berkomunikasi antar workstation atau komputer

workstation dengan server. Apabila terjadi kerusakan pada Hub dapat dilihat pada Lampu indikator power dan lampu indikator untuk masing masing workstation. Apabila lampu indikator power Hub/switch mati berarti kemungkinan besar Hub tersebut rusak. Jika ada lampu indikator workstation yang tidak menyala menyatakan bahwa komputer workstation sedang tidak aktif (tidak hidup) atau ada gangguan pada komputer workstation tersebut.

3. Tidak bisa sharing data
Hal ini sering terjadi dikarenakan sharing pada komputer masih di disable jadi harus mengaktifkan terlebih dahulu, dan biasanya karena IP yang digunakan salah atau sama dengan IP komputer lainnya. Ganti dengan IP yang beda.

4. Komputer tidak terdeteksi oleh komputer lain
Hal ini sering terjadi dikarenakan alamat digunakan dan IP yang kosong. Lalu ganti IP address sehingga bisa terdeteksi oleh komputer lain. Selain itu kita jug abis mengecek apakah komputer kita bisa terkoneksi dengan komputer orang lain.

5. Tidak Muncul local Area Connection
Hal ini kemungkinan besar kita lupa untuk mengisntal driver Network Adapter, jadi yang harus dilakukan adalah menginstal Driver Network Adapter.

6. Icon Lan Area Connection tidak berkedip biru
Hal ini sering terjadi karena dalam memasang konektor kurang tepat, coba lihat lampu indikator pada konektor apakah sudah menyala atau belum. Jika belum coba cabut dan tancapkan kembali, setelah itu kalau masih belum coba periksa konektor pada HUB apakah sudah dikonekan dengan HUB atau belum. Jika belum konekkan hingga lampu indikator pada HUB menyala dan pada komputer muncul menu pesan Connetion 100 Mbps. IP yang digunakan sama dengan komputer lain. Gunakan program IP scan untuk melihat IP yang sedang aktif dan IP yang masih kosong. 

7. Lambatnya Jaringan
Dalam suatu infrastruktur jaringan yang sangat besar, suatu jaringan yang efisien adalah suatu keharusan. Apanila desain infrastruktur jaringan tidak efisien, maka aplikasi atau akses ke resource jaringan jugs menjadi tidak efisien dan terasa sangat lambat. Performa jaringan yang sangat lambat ini biasanya disebabkan oleh banjir paket (congestion) pada jaringan, dimana traffic data melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada sekarang. Performa LAN dapat diperbaiki dengan menggunakan link backbone Gigabit dan juga Switch yang mempunyai performa tinggi. Jika system jaringan menggunakan beberapa segment, maka penggunaan Switch layer 3 akan dapat menghasilkan jaringan yang berfungsi pada mendekati kecepatan kabel dengan latensi minimum dan secara significant mengurangi jaringan yang lambat.

8. Serangan Trojan Virus
Jika environment jaringan terinfeksi dengan Trojan virus yang menyebabkan sistem dibanjiri oleh program berbahaya (malicious programs), maka jaringan akan mengalami suatu congestion yang mengarah pada kelambatan sistem jaringan, dan terkadang dapat menghentikan layanan jaringan. Untuk itu diperlukan proteksi jaringan yang sangat kuat untuk melindungi dari serangan Trojan virus dan berbagai macam serangan jaringan lainnya. Software antivirus yang di install terpusat pada server anti virus yang bisa mendistribusikan data signature secara automatis kepada client setidaknya akan memberikan peringatan dini kepada client. Dan jika ingin mendapatkan perlindungan yang sangat solid dan proaktif maka software keamanan jaringan corporate BitDefender adalah solusinya. 

9. Lambat Proses Authentication
Jika dalam corporate memiliki banyak site yang di link bersama dan setiap site/cabang dan kantor pusat di konfigurasikan sebagai active directory site terpisah dan domain controller di integrasikan dengan DNS server, disaat peak hours jam sibuk user pada kantor cabang sering mengalami proses logon yang lambat sekali bahkan time-out Hal ini akibat dari masalah bottleneck saat komunikasi interlink lewat koneksi WAN link yang menjurus lambatnya sistem. Saat user login ke jaringan, Global Catalog memberikan informasi Universal Group membership account tersebut kepada domain controller yang sedang memproses informasi logon tersebut. jika Global Catalog tidak tersedia, saat user melakukan inisiasi proses logon, user hanya akan bisa logon kepada local machine saja, terkecuali jika di site tersebut domain controllernya di configure untuk Cache Universal Group membership di setiap kantor cabang.

C. Masalah Umum Jaringan Nirkabel 

Yang paling banyak dalam masalah jaringan wifi adalah tidak berhasilnya melakukan koneksi ke jaringan wireless dari proses scanning sampai mendapatkan IP address dan koneksi yang intermittent.

1. Tidak berhasil melakukan koneksi wireless
Alasan yang paling banyak dengan wireless problems ini adalah sebagai berikut: 
a. Konfigurasi yang tidak klop/tidak matching 
b. Wireless auto configuration di enable sementara tool wireless configuration bawaan dari vendor juga di install 
c. Wireless AP dikonfigurasi dengan filter MAC 
d. Sumber sinyal interferensi 
e. Sumber sinyal attenuasi/pelemahan

2. Konfigurasi yang tidak matching
Beberapa property yang berbeda dari wireless connection haruslah matching antara wireless AP dan wireless clients sebelum berhasil terbentuknya koneksi. Beberapa masalah jaringan wireless yang menyebabkan tidak matching adalah berikut: 

a. Technology 802.11 yang tidak matching
Ada 3 standard wireless 802.11 yang berbeda saat ini yaitu 802.11b; 802.11g dan 802.11a. sementara satu lagi masih dalam draft walau sudah mulai booming yaitu draft 2.0 802.11n. Walaupun banyak pabrikan yang memproduksi teknologi yang dapat support beberapa standard dalam satu kemasan, bisa saja terjadi ke tidak cocokan dalam teknologi ini, misalnya wireless AP dengan standard 802.11a tidak akan dapat terhubung dengan wireless clients dengan standard 802.11b/g. Akibatnya wireless problems akan terjadi. 

b. Metode authentikasi yang tidak matching 
Wireless problems jenis ini yang paling banyak terjadi. Wireless client tidak berhasil melakukan authentikasi jika antara wireless AP dan wireless clients tidak klop. Method authentikasi pada jaringan wireless rumahan meliputi open system, shared key, WPA-PSK, and WPA2-PSK. Verifikasi terlebih dahulu method authentikasi yang dikonfigurasikan pada wireless AP, dan sesuaikan pada setting yang ada pada wireless client.

c. Kunci WEP yang tidak matching
Jika menggunakan authenkasi WEP pada standard device 802.11b/g/n dan menspesifikasikan kunci WEP, adalah sangat mungkin terjadi kesalahan pengetikan. Hal ini akan mengakibatkan wireless problems karena kunci WEP tidak matching. Ketidaksesuaian interpretasi antara wireless AP dan wireless client ini bakal menghalangi terjadinya komunikasi, yang akibatnya tidak terbentuk koneksi. Hal ini sering dijumpai pada komputer yang hanya mendapatkan IP address APIPA dan menampilkan status Limited or no connectivity pada wireless connection. Itupun dianggapnya ada masalah jaringan wireless. Method konfigurasi kunci WEP tergantung pada versi Windows pada wireless client. 

1. Pada Windows XP tanpa di install service pack, anda harus mengetikkan kunci WEP pada kolom Network Key, spesifikasikan format pada kunci WEP (baik character ASCII maupun Hexa), spesifikasikan juga panjang kuncinya (40bit atau 104 bit pada kolom Key length). 
2. Untuk Windows XP dengan SP1/SP2, anda harus menspesifikasikan key WEP dua kali pada Network Key dan Confirm Network Key. Format panjang key tidak perlu karena akan ditentukan secara automatis menurut kunci yang diketikkan. Untuk Windows dengan SP2 anda harus memilih WEP pada Data Encryption.

Jika menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yg support Windows Connect Now secara automatic dikonfigure dengan WEP key yang sama.

d. WEP Key index tidak match
WEP Key index adalah suatu nomor yang menspesifikasikan WEP key yang akan dipakai untuk encryption frame wirelesu. Pengguna dapat menggunakan sampai 4 WEP keys yang berbeda. Dalam prakteknya hanya ada satu key index yang dipakai, yang sama dengan kemungkinan WEP key pertama. Wireless AP dan wireless client keduanya harus dikonfigurasi mengunakan kemungkinan WEP key pertama. Jika tidak, maka terjadi masalah jaringan wifi tidak terjadi koneksi. Menspesifikasikan kemungkinan pertama WEP key tergantung bagaimana wireless client dan wireless AP memulai penomoran ke empat kemungkinan WEP key. Misal bisa saja penomoran dimulai dari 1 (1-4) atau dimulai dari 0 (0-3). Pilih kemunkinan pertama WEP key. Misal, Windows XP tanpa service pack memulai penomoran dengan 0, sementara pada Windows SP1/SP2 memulai pada nomor pertama.

e. Tidak match WPA-PSK atau WPA2-PSK
Konfigurasi nilai preshared key pada kolom Network key dan Confirm network key. Pastikan kedua wireless client dan wireless AP mempunyai nilai preshared key yang sama. Untuk WPA anda harus memilih TKIP pada Data encryption dan WPA-PSK pada Network Authentication. Untuk WPA2 dengan Windows XP2, harus memilih AES pada Data Encryption dan WPA2-PSK pada Network Authentication. Apabila pengguna menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yang support Windows Connect Now secara automatis dikonfigure dengan nilai WPA preshared key yang sama. Wireless Network Setup Wizard tidak support configurasi dari nilai WPA2 preshared key. 

f. Wireless auto configuration di enable sementara tool wireless configuration pihak ketiga juga di install 
Windows XP Wireless Auto Configuration memberikan support integrasi pada wireless networking dan membantu mengautomasi konfigurasi wireless. Wireless network adapters menyediakan suatu tool wireless network configuration. Jika adapter tersebut support Wireless Auto Configuration, maka anda tidak memerlukan lagi software tool dari vendor adapter tersebut. Untuk mengetahui apakah wireless adapter anda support Wireless Auto Configuration, klik kanan wireless connection dalam folder Network Connections dan pilih property. Jika ada tab Wireless Networks maka

wireless network adapter pengguna support Wireless Auto Configuration. Untuk menghindari konflik yang dapat membuat masalah jaringan wireless, maka tidak usah di install tool dari vendor ini. Karena seringnya terjadi masalah saat konfigurasi dan koneksi jika Wireless Auto Configuration di-enabled dan wireless network configuration tool juga di install. Karena dalam hal ini kedua Wireless Auto Configuration dan wireless network configuration tool bisa saja mengirim setting kepada wireless network adapter, akibatnya adalah konfigurasi yang tidak matching dan pengguna akan mengalami masalah. Oleh karena itu, untuk menghindari masalah nantinya digunakan salah satu saja baik Wireless Auto Configuration atau wireless network configuration tool, jangan keduanya, misalnya wireless adapter pengguna memiliki tool yang dapat digunakan, sementara tidak support Wireless Auto Configuration, maka disable saja Wireless Auto Configuration dan gunakan wireless network configuration tool. Cara disable Wireless Auto Configuration adalah pada Wireless Networks tab pada property wireless connection dalam Network Connections, hilangkan contrengan Use Windows to configure my wireless network settings. 

g. Wireless AP dikonfigurasi dengan fileter MAC
Wireless AP memungkinkan pengguna menspesifikasikan address MAC (media access control atau lazim disebut juga address physical atau address hardware) tertentu saja yg bisa mengirim frame kepada wireless AP. Fitur ini disebut sebagai MAC address filtering yg dirancang untuk memberikan layer keamanan extra pada jaringan wireless, namun bisa saja hacker dengan mudah menghalangi keamanan exta ini dengan cara menangkap frame yang dikirim dari dan ke wireless client yang diijinkan dan me-reprogram wireless adapter dirinya untuk menggunakan valid MAC address dalam daftar wireless AP. Apabila wireless adapter tidak terdaftar dalam MAC address list pada wireless AP, maka pengguna mengalami wireless problems dan client tidak bisa akses ke wireless AP. Jadi pastikan wireless client terdaftar dalam list MAC address yang dibolehkan access ke wireless AP. 

h. Sumber Interferensi Signal
Standard 802.11b/g bekerja pada frequency 2.4 GHz yang sama dipakai pada perangkat wireless lainnya seperti cordless phone, microwave, perangkat keamanan dan monitoring rumah, dan juga camera video wireless. Sumber interferensi ini sangat mengganggu yang dapat mengakibatkan wireless problems dimana client wifi komputer tidak bisa koneksi ke wireless Ap Untuk memastikannya, matikan sementara sumber interferensi ini atau pindahkan wireless client dan wireless AP jauhan dari sumber interferensi ini, dan dilihat ada perubahan atau masih ada masalah jaringan wireless. 

i. Sumber Pelemahan/Attenuasi Signal 
Sumber pelemah/penghalang signal seperti dinding, atap, lapisan metal antara wireless clients dan wireless AP dapat menyebabkan gangguan signal wireless, atau hilangnya kekuatan signal. Pada beberapa kasus bahkan kehilangan signyal sama sekali yang menyebabkan masalah wifi tidak dapat terhubung sama sekali. 

3. Koneksi Yang Intermittent
Dalam beberapa kasus, banyak terjadi masalah dimana awalnya mendapatkan signal kuat dan tiba-tiba terputus tanpa interfensi pengguna. Paling banyak masalah jarigan wireless ini disebabkan oleh berikut ini: 

a. Authentikasi 802.1X di enable pada wireless client sementara pada wireless AP tidak 
802.1X authentication secara default adalah enable pada semua koneksi wireless maupun wired. Pada Windows XP SP1, Microsoft mengubah proses authentikasi untuk jaringan wireless. Jika 802.1X authentication di enable dan proses authentikasi tidak selesai sempurna, maka koneksi akan putus. Hal ini biasanya terjadi tiga menit setelah koneksi terbentuk menggunakan system authentikasi terbuka. Untuk memperbaiki hal ini pada Windows XP SP1, lakukan berikut ini:

1) Klik Start => Settings kemudian klik Network Connections. 
2) Pada Network Connections, klik kanna wireless connection dan kemudian klik Properties. 
3) Klik Wireless Networks tab => dibawah Preferred networks klik wireless network name anda, dan kemudian klik Properties. 
4) Klik tab Authentication, kemudian kosongkan contrengan Enable IEEE 802.1x authentication for this network.
5) Klik OK dua kali untuk menerima perubahannya.

Prosedur ini umumnya tidak diperlukan pada komputer yang jalan pada Windows XP tanpa Service pack atau Windows XP dengan SP2. Akan tetapi perlu juga mematikan 802.1X authentication di disable jika menggunakan open system authentication. Prosedur diatas juga berlaku untuk Windows XP SP2. Untuk Windows XP tanpa SP, lakukan berikut ini: 
1) Klik Start => Settings kemudian klik Network Connections. 
2) Pada Network Connections, klik kanan wireless connection anda dan kemudian klik Properties. 
3) Klik Authentication tab, kemudian kosongkan contrengan Enable network access control using IEEE 802.1x 
4) Klik OK untuk menyimpannya. 

b. Duplikat Nama jaringan wireless (SSID)
Salah satu alasan koneksi yang intermittent adalah nama jaringan wireless duplikat dengan jaringan wireless lainnya didalam jangkauan wireless client, contoh dalam kampus yang berdekatan terdapat dua jaringan wireless dengan nama SSID yang sama yang saling overlap. Dalam hal ini semua wireless AP yang memperkenalkan diri dengan nama SSID yang sama dianggap berasal dari satu jaringan wireless yang sama. Wireless client dari wireless AP pengguna dapat saja mengambil jaringan wireless AP yang lain dengan nama SSID yang sama tadi. Jika wireless client anda tidak di configure menurut method authentikasi dan key dari jaringan wireless yang lain, maka anda akan mengalami masalah jaringan wireless yang intermittend sampai wireless client pengguna kembali memilih wireless AP anda kembali. Sebagian besar kasus nama duplikat dari jaringan wireless ini adalah cara setup jaringan wireless AP dengan setting default tanpa mengubah nama SSID nya. Makanya pastikan selalu mengubah nama default dari pabrik agar tidak terjadi kemungkinan nama SSID yang sama dengan jaringan wireless lain yang tidak mengubah default namenya. Untuk memastikan duplicat nama jaringan yang sama, matikan dulu wireless AP pengguna dan periksa apakah wireless client masih menerima SSID yang sama juga dengan nama jaringan SSID dari wireless AP pengguna. Untuk menghindari masalah jaringan wireless pengguna, configure wireless AP anda dengan nama SSID yang unik.

c. Sumber interferensi
Seperti halnya sinyal interferensi yang dapat menyebabkan masalah jaringan wireless yaitu kurangnya konektifitas, hal ini juga dapat menyebabkan koneksi yang intermittent. Perangkat seperti microwave oven, cordless phone, sistem keamanan dan monitoring rumah, dapat menjadi sumber interferensi yang membuat masalah. Untuk memastikan, coba uji dengan mematikan sementara sumber sinyal interferensi tersebut dan lihat apakah ada perubahan atau tidak. 

d. Sumber attenuasi/pelemahan
Sumber pelemahan signal disamping dapat mengurangi kekuatan sinyal koneksi, hal ini dapat juga menyebabkan masalah koneksi yang intermittent. Pengguna perlu memperhatikan korelasi terjadinya intermittent dengan sumber pelemahan sinyal ini, misalnya ada terjadinya intermittent saat ada seseorang yang sedang membuka pintu garasi yg terbuat dari metal. 

e. Virus komputer
Beberapa virus komputer diketahui dapat menyebabkan masalah jaringan wireless terjadinya koneksi yang intermittent. Pastikan bahwa komputer pengguna dilengkapi dengan antivirus misal McAfee, Norton, atau BitDefender dan diupdate selalu. 

f. Kerusakan perangkat atau driver yang kadaluarsa / outdated
Dapat saja tejadi masalah jaringan wifi dikarenakan kerusakan pada wireless AP atau wireless clients pada komputer. Apabila pengguna tidak mempunyai perangkat backup cadangan agak susah mendeteksinya dan yang paling dapat dilakukan adalah melakukan diagnostic dari tool bawaan dari vendor perangkat wireless tersebut. Pastikan Windows pengguna mempunyai driver dengan versi terbaru dari wireless adapter pengguna. Begitu juga upgrade firmware wireless AP pengguna dengan firmware terbaru daru vendor. Beberapa jenis wireless router mempunyai fitur automatis update firmware.

D. Backup, Restore, dan Recovery 

Kebutuhan backup bagi masyarakat modern di era digital ini telah menjadi kebutuhan yang utama. Saat ini bukan hanya praktisi di bidang teknologi informasi saja yang
telah menggunakan teknologi-teknologi berbasis komputasi. Melainkan telah banyak masyarakat umum, individu, dan organisasi-organisasi lainnya yang telah mengerti dan memahami pentingnya menggunakan teknologi backup berbasis cloud untuk mengamankan sebuah data. Backup berfungsi untuk mengamankan data, artinya backup dapat difungsikan sebagai cara untuk melakukan restore data apabila sewaktu-waktu data rusak, hilang, terkena virus, atau hilang. Apabila di OS Windows, backup adalah suatu fasilitas yang diberikan windows (operating system) untuk merekam atau menyimpan data komputer yang disimpan berdasarkan waktu saat melakukan proses itu. Restore berasal dari Bahasa Inggris yang artinya mengembalikan. Sesuai dengan artinya, restore adalah proses mengembalikan kembali sebuah data atau file ketempat semula. Oleh karena itu jika ada data yang terhapus secara tidak sengaja, maka masih dapat mencari file 'data tersebut dalam recycle bin komputer untuk kemudian dikembalikan ketempat lokasi semula file itu berada, di suatu folder tertentu. Hal ini juga berlaku untuk sistem maupun aplikasi yang telah terinstal. Untuk memahami hal ini lebih lanjut, dibawah ini penjelasan lebih lanjut tentang backup, restore, dan update:

1. Backup
Backup adalah sebuah proses menduplikasi atau mengcopy data-data dari satu perangkat atau media penyimpanan ke media, perangkat atau sistem lain secara offline maupun online untuk mengamankan data dengan cara menyalin data, agar ketika salah satu media penyimpanan rusak, hilang, atau terkena virus, data-data penting yang dimiliki tidak ikut hilang, tidak rusak, serta kapanpun dan dimanapun tetap dapat diakses dengan mudah. Fungsi backup data adalah menyelamatkan data-data dari resiko kerusakan, data yang hilang atau tidak dapat diakses kembali. Data yang tersimpan di tidak hanya satu media penyimpanan akan memberikan rasa aman karena data tersimpan dengan benar. Backup juga dapat difungsikan sebagai disaster recovery plan, yaitu untuk restore data. Pada dasarnya backup bertujuan untuk mengembalikan data-data yang hilang, rusak, corrupt, maupun terkena virus. Pengguna tidak akan pernah tahu hal-hal apa saja yang mungkin dapat terjadi pada media penyimpananya, maka akan lebih baik apabila memiliki tidak hanya satu media penyimpanan data. Sehingga ketika sewaktu-waktu data utama hilang, pengguna masih dapat mengembalikan data-data secara penuh tanpa adanya kerusakan maupun kehilangan. Beberapa metode backup data antara lain adalah sebagai berikut:

a. Menyalin file (copying files)
Membuat salinan file merupakan cara mudah dan banyak digunakan untuk melakukan backup. Hal ini berarti fungsi dasar yang termasuk dalam semua software backup dan semua Sistem Operasi. 

b. Mengidentifikasi perubahan (identification of change)
Beberapa filesystem memiliki archive bit untuk masing-masing file yang disebut dengan recently changed (perubahan yang terakhir). Beberapa software melihat dari tanggal dari sebuah file dan memadatkannya (compress) sebagai backup terakhir. 

c. Block Level Incremental
Beberapa metode backup yaitu dengan menyimpan blok perubahan di dalam sebuah file. Tetapi hal ini membutuhkan level tinggi antara filesystem dengan software backup.

2. Restore
System Restore adalah utility untuk mengembalikan konfigurasi (rekonfigurasi) sistem komputer ke bentuk konfigurasi yang telah berlaku sebelumnya. Ini merupakan salah satu fitur (utility) dalam OS Windows yang sangat berguna. Fungsi fitur System Restore ini agak mirip dengan fungsi pada opsi menggunakan Last Known Good Configuration yang ada didalam Advance Startup Option Windows 7 dan XP (F8). Proses restorasi oleh System Restore membutuhkan waktu rekonfigurasi yang relatif singkat, dengan ditambah restart sistem. Tidak ada software pihak-ketiga (third-party) yang mampu melakukan hal ini, terkecuali menggunakan software backup sistem dengan menggunakan file-backup yang sudah dibuat sebelumnya, yang biasanya memiliki file-size sangat besar, serta membutuhkan waktu restorasi yang cukup lama. Seperti prinsip backup, restore bersifat untuk mengembalikan data, file, maupun system dalam keadaan semula. Ada dua jenis restore data, yang pertama adalah system storage dan yang kedua adalah system image backup. System storage data dilakukan untuk melakukan pengembalian pengaturan software dan sistem aplikasi yang telah terinstall didalam sistem komputer tanpa mempengaruhi data-data personal yang ada didalamnya. Sedangkan system image backup dilakukan untuk mengembalikan seluruh system aplikasi beserta file personal berupa data dan media lainnya. Jadi tipe restore ini lebih menyeluruh karena dapat mencakup restore data beserta sistemnya seperti sedia kala. Fungsi restore seperti ini tentu saja untuk mengembalikan data data maupun sistem kedalam kedalam keadaan awal sebelum terjadi reset maupun kerusakan program. Oleh karena itu secara prinsip, restore memang hampir sama dengan backup yang memiliki tujuan untuk menyelamatkan data. Bedanya, jika backup ini cara kerjanya dengan cara menduplikasi data, sedangkan restore yang bertugas mengembalikan data maupun sistem sama seperti pada keadaan awalnya.

3. Recovery
Jika backup dan restore berfungsi untuk mengembalikan data-data dan sistem seperti keadaan awal, fungsi recovery adalah untuk memulihkan keadaan suatu sistem dalam berbagai kasus tertentu. Biasanya suatu sistem menjadi rusak atau error dapat disebabkan melalui faktor internal dan eksternal. Dari faktor internal misalnya karena kelalaian manusia, kerusakan hardware, maupun kurangnya maintenance dan perawatan. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kerusakan sistem dapat terjadi karena sistem terkena virus. Oleh karena itu, caranya sistem tersebut harus terbebas dan bersih dari infeksi virus tersebut agar sistem kembali dapat beroperasi seperti keadaan semula adalah dengan cara mereset atau mengulang kembali sistem. Cara ini merupakan salah satu langkah recovery untuk mengembalikan sistem kedalam keadaan awal sebelum rusak atau error, serta menghapus virus yang ada didalam sistem tersebut.

E. Langkah Backup dan Restore Sistem 

Dibawah ini adalah langkah melakukan backup sistem dengan menggunakan windows 8 (setiap operating system khususnya windows hampir sama) sebagai berikut:
1. Silahkan buka Control Panel, lalu pada pilihan view options silahkan ubah dari category view menjadi small icons atau large icons, lalu pilih Windows 7 File Recoveryview options silahkan ubah dari category view menjadi small icons atau large icons, lalu pilih Windows 7 File Recovery.
2. Silahkan klik pada pilihan setup backup jika Anda ingin membuat pengaturan backup 
3. Selanjutnya silahkan tunggu beberapa menit dimana Windows Backup utilitys
4. Setelah itu lalu silahkan dipilih lokasi dimana ingin menyimpan lokasi backup. Pengguna dapat menyimpan backup pada hardisk, untuk kemudian dipindahkan ke berbagai media penyimpanan data seperti hardisk eksternal, DVD, USB drive, jaringan yang tersambung dengan PC/laptop dan berbagai jenis media penyimpanan data lainnya, namun pastikan ukuran media penyimpanan tersebut sesuai dengan data yang sedang Anda backup.
5. Setelah memilih media penyimpanannya, lalu silahkan klik tombol Next, kemudian system Windows akan menanyakan pada pengguna mengenai jenis pengaturan apa yang ingin dilakukan backup pada Windows 8 disana ada dua buah pengaturan yaitu pilihan Let Windows choose (recommended) dan juga pilihan Let me choose (Pada pilihan Let Windows choose (recommended) maka sistem akan melakukan backup data pada folder yang terdapat pada libraries, desktop, dan berbagai pengaturan yang direkomendasikan oleh system Windows. Sementara untuk pilihan Let me choose maka sistem Windows akan mencoba memberikan kelaluasaan pada pengguna untuk dapat memilih folder mana saja
yang ingin di-backup). 
6. Apabila memilih pilihan pertama yaitu Let Windows choose (recommended) silahkan lanjutkan ke selanjutnya, namun jika yang dipilih adalah pilihan Let Me Choose maka jendela Windows yang akan ditampilkan untuk memilih file dan juga drive yang akan dibuatkan backup, Selanjutnya silahkan pilih klik tombol Next.
7. Klik pada save setting lalu kemudian klik tombol backup dan sistem akan memulai membuat backup, silahkan ditunggu hingga proses backup selesai 100%. Setelah proses backup selesai, maka dapat melakukan restore terhadap semua file yang sudah dipilih tadi pada waktu kapanpun.

F. Update Firmware

Firmware adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan program tetap, biasanya agak kecil, dan/atau struktur data yang internal kontrol berbagai perangkat elektronik, contohnya perangkat yang mengandung kisaran firmware dari produk pengguna akhir seperti remote kontrol atau kalkulator, melalui bagian komputer dan perangkat seperti hard disk, keyboard, layar TFT atau kartu memori, semua cara untuk instrumentasi ilmiah dan robotika industri. Perangkat firmaware bagi konsumen mungkin lebih kompleks, seperti ponsel, kamera digital, synthesizer, dan sebagainya yang berisi firmware untuk memungkinkan operasi dasar perangkat serta melaksanakan fungsi-fungsi tingkat yang lebih tinggi. 

Tidak ada batasan yang pasti antara firmware dan perangkat lunak, karena keduanya adalah istilah-istilah deskriptif cukup luas. Namun, istilah firmware awalnya diciptakan untuk lebih mengarah ke perangkat lunak tingkat yang lebih tinggi (Update) yang dapat diubah tanpa mengganti komponen perangkat keras, dan firmware biasanya terlibat dengan operasi low-level yang sangat dasar tanpa perangkat akan benar-benar tidak berfungsi. Firmware juga merupakan istilah yang relatif, sebagai perangkat embedded firmware berisi data satu tingkat dari yang sudah ada. Subsistem seperti CPU, chip flash, pengendali komunikasi, modul LCD, dan seterusnya, memiliki kode program sendiri (biasanya tetap), mereka atau microcode dianggap sebagai bagian dari perangkat keras firmware dengan tingkat-tinggi. 

Tingkat rendah firmware biasanya berada di struktur PLA atau dalam ROM (atau OTP | PROM), sedangkan firmware tingkat tinggi (sering di batasi ke software) biasanya menggunakan memori Aash untuk melakukan update, setidaknya dalam perangkat modern. Dan alasan umum untuk update firmware termasuk memperbaiki bug atau menambahkan fitur ke perangkat. Untuk melakukan hal tersebut biasanya melibatkan pembuatan berkas citra biner yang disediakan oleh produsen ke dalam perangkat, sesuai dengan prosedur tertentu;. Ini kadang-kadang dimaksudkan untuk dilakukan oleh pengguna akhir. 

Jadi, sementara tingkat tinggi dari firmware (atau perangkat lunak) biasanya disimpan sebagai konfigurasi lanjutan, sementara tingkat rendah, kadang tidak disebut firmware mungkin sering dianggap sebagai perangkat keras yang sebenarnya dalam dirinya sendiri. Sebagai contoh, firmware yang lebih lama sering diimplementasikan sebagai matriks dioda semikonduktor diskrit. Setara modern merupakan matriks yang terintegrasi transistor efek medan dimana 0 dan 1 adalah diwakili oleh apakah suatu komponen tertentu dalam ROM dan/atau PLA matriks hadir atau tidak.

RANGKUMAN

1. Paling banyak dalam masalah jaringan wifi adalah tidak berhasilnya melakukan koneksi ke jaringan wireless dari proses scanning sampai mendapatkan IP address dan koneksi yang intermittent.

2. Jenis kesalahan jaringan nirkabel antara lain:
a. Kerusakan pada Kabel dan konektor Jaringan 
b. Gangguan atau Kerusakan pada Hub/switch 
c. Tidak bisa sharing data
d. Komputer tidak terdeteksi oleh komputer lain 
e. Tidak Muncul local Area Connection f. Icon Lan Area Connection tidak berkedip biru 
g. Lambatnya Jaringan 
h. Serangan Trojan Virus
i. Lambat Proses Authentication 

3. Backup adalah sebuah proses menduplikasi atau mengcopy data-data dari satu perangkat atau media penyimpanan ke media, perangkat atau sistem lain secara offline maupun online untuk mengamankan data dengan cara menyalin data, agar ketika salah satu media penyimpanan rusak, hilang, atau terkena virus, data-data penting yang dimiliki tidak ikut hilang, tidak rusak, serta kapanpun dan dimanapun tetap dapat diakses dengan mudah.

4. Fungsi backup data adalah menyelamatkan data-data dari resiko kerusakan, data yang hilang atau tidak dapat diakses kembali.

5. Beberapa metode backup data antara lain adalah sebagai berikut:
a. Menyalin file (copying files)
Membuat salinan file merupakan cara mudah dan banyak digunakan untuk melakukan backup. Hal ini berarti fungsi dasar yang termasuk dalam semua software backup dan semua Sistem Operasi.
b. Mengidentifikasi perubahan (identification of change)
Beberapa filesystem memiliki archive bit untuk masing-masing file yang disebut dengan recently changed (perubahan yang terakhir). Beberapa software melihat dari tanggal dari sebuah file dan memadatkannya (compress) sebagai backup terakhir.
c. Block Level Incremental
Beberapa metode backup yaitu dengan menyimpan blok perubahan di dalam sebuah file. Tetapi hal ini membutuhkan level tinggi antara filesystem dengan
software backup 

6. System Restore adalah utility untuk mengembalikan konfigurasi (rekonfigurasi) sistem komputer ke bentuk konfigurasi yang telah berlaku sebelumnya. 

7. Fungsi recovery adalah untuk memulihkan keadaan suatu sistem dalam berbagai kasus tertentu.

8. Firmware adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan program tetap, biasanya agak kecil, dan/atau struktur data yang internal kontrol berbagai perangkat elektronik, contohnya perangkat yang mengandung kisaran firmware dari produk pengguna akhir seperti remote kontrol atau kalkulator, melalui bagian komputer dan perangkat seperti hard disk, keyboard, layar TFT atau kartu memori, semua cara untuk instrumentasi ilmiah dan robotika industri.

C. TUGAS MANDIRI

1. Jelaskan beberapa faktor dalam menentukan wireless AP! 
2. Jelaskan wireless problems yang kalian ketahui! 
3. Bagaimana cara mengatasi apabila Lan Card tidak terdeksi? 
4. Sebutkan masalah jaringan wireless! 
5. Bagaimana cara pengecekan dengan metode hardware?

D. TUGAS KELOMPOK

1. Mengamati : Lakukan pengamatan apabila terjadi IP Konflik, jelaskan bagaimana cara pemecahannya (minimal 2 cara)! 
2. Menanya : Masing-masing kelompok membuat beberapa pertanyaan tentang permasalahan jaringan nirkabel, kemudian tukar dengan kelompok lain. Mintalah mereka untuk menjawabnya, apabila mengalami kesulitan bertanyalah pada pendidik! 
3. Mengasosiasi : Uraikan kembali informasi yang diperoleh tentang masalah yang dapat timbul pada jaringan nirkabel! 
4. Menalar : Diskusikan dengan kelompokmu apa perbedaan Backup, Restore, dan Recovery, jelaskan pula contoh penerapannya! 
5. Mengkomunikasikan : Lakukan praktek konfigurasi jaringan nirkabel, kemudian presentasikan di depan kelas!

E. UJI KOMPETENSI

A. PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Modulasi yang mempergunakan frekuensi dari sinyal analog untuk membedakan keadaan sinyal digital, amplitudo, dan phase-nya adalah ... 
A. AM
D. FSK
B. FM
CDMA
C. PM 

2. Standar jaringan wireless yang bekerja pada frekuensi 5 Ghz adalah pengertian dari
A. IEEE 802.11b
B. IEEE 802.11g
C. IEEE 802.11n 
D. IEEE 802.11a 
E. IEEE 802.11c 

3. Teknik modulasi yang mempunyai bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang
modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa adalah .... 
A. AM
B. FM
C. PM
D. FSK 
E. CDMA  

4. Teknologi jaringan nirkabel yang dengan jangkauan area yang kecil adalah ....
A Wireless Metropolitan Area Network 
B. Wireless Personal Area Network 
C. Wireless Lokal Area Network 
D. Wireless Wide Area Network
E. Celluler Network 

5. Standart jaringan wireless yang masih menggunakan frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer daranya mencapai 11 Mbps dan jangkau sinya sampai dengan 30m adalah .... 
A. IEEE 802.11b
B. IEEE 802.11g
C. IEEE 802.11n
D. IEEE 802.11a 
E. IEEE 802.11c 

6. Suatu piranti yang memungkinkan piranti nirkabel untuk terhubung ke dalam jaringan dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth, atau standar lain adalah .... 
A. Nirkabel Channel
B. Nirkabel Router
C. Nirkabel WAN 
D. Nirkabel LAN 
E. Nirkabel AP 

7. Gelombang yang memiliki jangkauan frekuensi yang cukup luas dan biasanya
dihasilkan oleh rangkaian isolator dalam alat-alat elektronika disebut .... 
A. Gelombang longitudinal
B. Gelombang transfersal
C. Gelombag radio
D. Gelombang frekuensi 
E. Gelombang elektro  

8. Jarak yang ditempuh oleh gelombang itu sendiri dalam satu satuan adalah ....
A. Panjang getaran
B. Panjang gelombang
C. Frekuensi 
D. Amplitudo 
E. Gelombang elektro 

9. Apabila repeater digunakan dalam 2 segmen kabel LAN atau lebih diharuskan
menggunakan protokol .... 
A. Physical layer
B. Application layer
C. Network layer 
D. Transport layer 
E. Presentation layer 

10. Mengirim dan menerima sinyal radio hanya dalam satu arah yaitu ....
A. Antena directional
B. Antena omnidirectional
C. Nirkabel router
D. Nirkabel router 
E. Antena grid 

B. ESAI 

Isilah titik-titik di bawah ini!
1. Lampu indikator yang tidak hidup pada kartu jaringan atau pada Hub/switch merupakan indikasi kerusakan pada .... 
2. Alat .... jika mengalami kerusakan berarti seluruh jaringan juga tidak dapat berfungsi. 
3. Fungsi restore adalah ....
4. Sebuah proses menduplikasi atau mengcopy data-data dari satu perangkat atau media penyimpanan ke media, perangkat atau sistem lain secara offline maupun online untuk mengamankan data dengan cara menyalin data, agar ketika salah satu media penyimpanan rusak, hilang, atau terkena virus, data-data penting yang dimiliki tidak ikut hilang, tidak rusak, serta kapanpun dan dimanapun tetap dapat diakses dengan mudah merupakan pengertian .... 
5. Tiga program anti virus yang biasanya dikenal antara lain adalah ....

0 komentar: