phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

Desain Grafis - TIPOGRAFI (BAB 2)(Kelas X)


BAB II
TIPOGRAFI

Kompetensi Dasar 
3.2 Menerapkan tipografi sesuai media. 
4.2 Membuat desain menggunakan tipografi yang tepat.

A. Pengertian Tipografi

Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Secara etimologi, tipografi/typography berasal dari bahasa Yunani. Typos berarti bentuk, dan graphein berarti menulis. Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran, dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.

B. Sejarah Tipografi

Pada tahun 3.500-4.000 sebelum Masehi, bangsa Afrika dan Eropa membuat lukisan di dinding gua sebagai salah satu media untuk memberikan informasi maupun media untuk kegiatan ritual. Sekitar tahun 3.100 SM, bangsa Mesir menggunakan pictograph sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Seiring berkembangnya waktu, komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari pictograph hingga ideograph, berupa simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks.

Pada abad ke-7, Cina menemukan teknik cetak timbul dengan menggunakan tinta. Awal milenium kedua , di Eropa lahir huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping, sehingga huruf-huruf tersebut dapat dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak di atas satu halaman buku.

Penemuan mesin cetak dengan sistem movable type pada tahun 1450 oleh Johann Gensfleisch zum Gutenberg dari Jerman, telah membawa banyak perubahan yang pesat dalam sejarah tipografi, terutama dalam teknik pencetakan, pengukuran, serta produksi. Pencetakan dengan movable type digunakan hampir selama 400 tahun dengan berbagai macam penyempurnaan. Pada tahun 1886, Ottmarr Mergenthaler, dari Jerman menemukan mesin typecasting yang cara kerjanya adalah dengan cara memasangkan sejumlah huruf yang disusun per baris (linecasting). Mesin ini disebut Lynotype. Generasi selanjutnya dari teknologi typecasting adalah phototypesetting yang menggunakan proses film sebelum naskah ditransfer ke lempeng cetakan. Mesin ini dibuat oleh Herman Freud pada tahun 1946 di Jerman. Perkembangan selanjutnya teknik pra-cetak analog yang menggunakan lempengan (plate) sedikit demi sedikit mulai tergeser oleh teknik pra-cetak digital (digital pre-press).

Perambahan teknologi digital dalam dunia tipografi dimulai pada tahun 1973 oleh perusahaan bernama IKARUS. Teknologi ini berfungsi untuk membuat huruf digital sehingga dapat digunakan dalam sistem komputer. Setiap huruf disimpan dalam data elektronik dengan berbagai perintah yang dapat mengaktifkan komputer dalam

kalkulasi setiap garis ataupun ruang dalam huruf. Tahun 1984 Adobe Systems merilis PostScript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporation mengeluarkan True Type Font. PostScript Font dan True Type Font adalah huruf elektronik atau sering disebut font. Hadirnya beragam jenis personal komputer dan perangkat lunak yang semakin canggih, serta meningkatnya apresiasi para perancang grafis dan masyarakat

umum, merupakan penyebab tejadinya lonjakan kebutuhan terhadap huruf digital. Hanya dengan sebuah personal komputer perancang huruf (type designer) dapat merancang berbagai macam jenis huruf baru dengan waktu yang lebih singkat. Prinsip-prinsip tipografi

C. Prinsip-prinsip Tipografi

Terdapat empat buah prinsip tipografi yang sangat memengaruhi keberhasilan suatu desain yaitu : 
1. Legability, kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca, dalam suatu karya desain dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan berkurangnya legabilitas dari suatu huruf.

2. Readability, penggunaan huruf dengan memerhatikan hubungan dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik membentuk suatu kata, kalimat, atau tidak harus memperhatikan hubungan antarhuruf satu dengan yang lain. Khususnya spasi antara huruf, jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika tetapi harus dilihat dan dirasakan. 

3. Visibility, kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak tertentu.

4. Clarity, kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dapat dimengerti oleh target pengamat yang dituju.

Agar prinsip-prinsip tipografi tersebut mudah diterapkan dalam membuat karya seni yang menarik dan pesan juga tersampaikan maka dalam perkembangan tipografi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Jenis-jenis Huruf

Menurut James Craig, jenis huruf dibedakan menjadi: 

a. Huruf Berkait (Roman/Serif
Ciri dari huruf ini memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai, dan feminin. Contoh: Times New Roman.

b. Huruf Tak Berkait (Sans Serif)
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hamper sama. Kesan yang ditimbulkan adalah modern, kontemporer, dan efisien. Contoh: Helvetica dan Arial.

c. Huruf Tulis/Latin (Scripi)
Huruf script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas, atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi dan akrab.

d. Monospace
Adalah jenis huruf yang mempunyai jarak/lebar yang sama setiap hurufnya. Huruf W dan I akan mempunyai ruang yang sama. Contoh: Courier. Huruf pada mesin ketik adalah juga huruf Monospace

e. Decorative/ Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Cocok dipakai untuk Headline.

2. Anatomi Huruf

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata dapat membedakan antara huruf ‘m’, dengan 'p' atau ĉ dengan ‘q”. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Salah satu hukum dari teori Gestalt membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground.

Keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu:

Menurut Danton Sihombing (2001), terminologi umum yang digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf adalah: 

a. Capline: garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas dari setiap huruf besar.
b. Meanline: garis maya lurus horizontal yang menjadi batas bagian teratas dari badan setiap huruf kecil. 
c. Baseline: garis maya lurus horizontal yang menjadi batas bagian terbawah dari setiap huruf besar. 
d. Descender. bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline. 
e. Ascender. bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan capline. 
f. X-Height. jarak ketinggian dari baseline ke meanline.

Setiap karakter apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal.

Istilah lain yang berkaitan dengan anatomi huruf adalah sebagai berikut:

Bowl, kurva parabola tertutup dan terbuka yang menciptakan kesan ruang di dalamnya.

Counter, bagian dalam dari bowl.

Leg, bagian bawah huruf yang memiliki kesan “menopang” huruf tersebut. Misalkan bagian bawah huruf “L” dan garis diagonal bawah pada huruf “K”.

Shoulder, bentuk lengkung yang biasanya merupakan pangkal sebuah leg.

Crossbar, merupakan bagian huruf yang menghubungkan antara stem utama dengan stem lainnya pada sebuah huruf.

Axis, merupakan garis tak nampak yang membagi sebuah huruf sehingga bagian atas dan bawah akan membentuk sebuah axis.

Ear, terletak pada bagian atas kanan dari sebuah bowl umumnya ditemukan pada huruf “g”.

Tail, biasanya merupakan bagian yang berada di bawah garis decender. Secara umum ditemukan pada huruf “Q” dan “g, j, p, q, y", namun pada jenis huruf dekoratif, biasanya muncul juga pada huruf “K”, “R”.

Aperture, biasanya berupa ruang negatif atau jarak dari sisa stroke pada sebuah huruf. Sebagai contoh nampak pada huruf ‘n’, 'C', 'S'; bagian bawah dari huruf e' dan bagian atas dari huruf'a'.

Link/Neck, sebuah tarikan garis yang biasanya melengkung, yang berfungsi sebagai penghubung antara bowl dan loopllobe pada bagian bertingkat dari huruf'g'.

Loop/Lobe, biasanya terdapat pada bagian huruf goyang ada dibawah garis baseline' yang terhubung kepada 'bowl. Biasanya juga terdapat pada huruf p', 'b' dan P.

Setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).

Ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alphabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu: 
a. Kelompok garis tegak-datar: E,KH,I,L 
b. Kelompok garis tegak-miring: A,K,M,N,VW,X,Y,Z 
C. Kelompok garis tegak- lengkung: B,D,GJRRU 
d. Kelompok garis lengkung: C,O,QS

3. Sistem Pengukuran dalam Tipografi

Susunan huruf-huruf pada sebuah naskah, buku, majalah dan sebagainya memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut mencakup: 
a. Relative Measurement
1) pengukuran tinggi huruf 
2) panjang baris huruf

b. Spacing Measurement
1) jarak antara huruf yang satu dengan yang lain (kerning) 
2) jarak antar baris (leading)
3) jarak antar kata (word spacing tracking)

Relative Measurement 

Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah point (biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Pengukuran dari lebar per satuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit. Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition teknologi yang digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak yang tajam dan presisi. 

Ukuran huruf umumnya berkisar antara 4 sampai dengan 72 point. Di atas 12 point biasanya digunakan untuk display atau judul, sedang di bawah ukuran itu digunakan untuk teks.

Acuan pengukuran tinggi sebuah huruf bukan dihitung dari tinggi huruf yang telah tercetak namun dihitung dari kedalaman body size.

Spacing Measurement 

Istilah spasi sering digunakan dalam pekerjaan pengetikan naskah yang berarti interval antarelemen tipografi yang mencakup jarak antarkata (word spacing), jarak antarhuruf (kerning), dan jarak antarbaris (leading). 

1) Jarak Antarkata
Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antarkata adalah penyisipan potongan metal (quad) yang diletakkan di antara huruf yang satu dengan yang lain. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran dari setengah em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10 pt x 10 pt. Untuk memperjelas gambaran tentang teknik tradisional ini, berikut adalah contoh penggunaan dengan satuan em dan en.

2) Jarak Antarhuruf
Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesettingdan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda, tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf 'U' dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf 't' dapat memiliki lebar 6 unit.

3) Jarak Antarbaris
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.

4. Karakteristik Huruf
Karakteristik huruf merupakan watak atau kekhasan huruf dari A sampai Z. Karakteristik huruf yang berbeda dapat menimbulkan kekontrasan dan efek visual tersendiri. Huruf dapat dikembangkan, berakar pada bentuk dasarnya (regular) tetapi tetap memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan kemiringan. 
a. Berat 
b. Proporsi 
c. Kemiringan

5. Pedoman Penggunaan Huruf Secara Efektif

a. Pedoman Penggunaan Huruf
Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. 

Huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa memerhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya. Penilaian terhadap tipografi adalah melalui indera penglihatan, karena itu diharapkan desainer betul-betul memahami hal ini supaya pesan yang disampaikan dimengerti secara tepat oleh audience yang membacanya.

1) Legibility
Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing huruf/karakter. Legibility menyangkut desain/bentuk huruf yang digunakan. Suatu jenis huruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf/karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas
satu sama lain. 

2) Readibility
Readibility berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readable berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibility lebih membahas kejelasan karakter satu persatu, readability tidak lagi menyangkut huruf/karakter satu persatu, melainkan keseluruhan teks yang telah disusun dalam suatu komposisi. Legibility bisa menciptakan readibility, karena kalau kita mudah membedakan masing-masing karakter, maka keseluruhan teks akan mudah dibaca. Namun adakalanya suatu teks yang legible tidak readable.

3) Huruf Besar dan Huruf Kecil
Teks yang seluruhnya huruf besar (istilahnya allcaps/all capitals) lebih rendah legibility dan readability-nya dibandingkan dengan teks yang seluruhnya huruf kecil atau variasi huruf besar-kecil. Naskah yang keseluruhannya dicetak dengan huruf besar (all caps) terasa akan lebih cepat melelahkan
mata.

Bila ditinjau dari grand desain tipografi, pendekatan terhadap permasalahan tipografi dibedakan menjadi dua kelompok : 

1) Tipografi mikro
Menyangkut tampilan visual rancangan huruf secara mendasar, seperti desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visual yang terdiri dari perhitungan huruf, leading, dan kerning. 

2) Tipografi makro
Menyangkut kepada pengintegrasian permasalahan strategi kreatif mulai dari konsep desain, filosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasaran khalayak, serta penggunaan huruf sebagai sebuah solusi komunikasi.

b. Pemilihan Huruf
Perwajahan huruf adalah sebuah konsep yang abstrak seperti halnya musik. Dengan mendengarkan sebuah lagu kita dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfir-atmosfir yang terdapat di dalamnya, seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tenteram, ataupun romantis. Interpretasi tersebut adalah sebuah bentuk asosiasi terhadap suatu realita yang didapat dari berbagai macam referensi serta rekaman beragam pengalaman.

Tampilan fisik dari jenis-jenis huruf berbeda dan masing-masing bentuk huruf memiliki potensi dalam merefleksikan sebuah kesan.

c.Teks Sebagai Elemen Desain
Selain masalah legibility dan readability, secara optis jarak antar huruf, antar kata dan antar baris akan memberikan persepsi yang berbeda-beda terhadap sebuah blok teks. Kalau dihubungkan dengan bentuk-bentuk dasar dalam desain grafis, blok teks yang rapat jarak-jaraknya akan memberikan kesan shape yang kuat, pekat dan berat. Bila jarak antar baris-barisnya sangat jauh, maka lebih berkesan seperti line yang saling terpisah-pisah. Kalau seluruh jarak-jaraknya berjauhan semua (antar huruf, kata, dan baris), akan memberi kesan seperti sekumpulan point yang terpisah-pisah. Ini membuktikan bahwa tipografi tidak bisa dianggap sebagai teks saja, melainkan harus diperlakukan sebagai elemen desain.

4. Apresiasi dan Eksperimen Efek Visual Tipografi
Untuk memengaruhi sasaran secara psikologis bisa dipergunakan jenis huruf yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, melalui kombinasi warna dan bentuk yang sesuai dan integratif. Misalnya, untuk sebuah situs yang konservatif lebih baik dipergunakan bentuk Serif, Sans Serif yang sederhana, dan mungkin jenis dekoratif yang bersih. Berikut contoh penggunaan huruf dalam dua buah situs fiktif.

Pada gambar di atas dapat dilihat desain dengan warna, bentuk dan jenis huruf konservatif. Penggunaan huruf Times secara keseluruhan memberikan kesan keseragaman, tanpa basa basi, bersih, sederhana, dan terkesan serius. 

Objektifnya adalah membangun kesan konservatif dan kepercayaan (dengan warna biru), etos kerja dan disiplin (putih). Secara global, warna warna ini akan cukup untuk membangun sebuah image tentang sebuah perusahaan yang kokoh dan bisa dipercaya. 

Sekarang bandingkanlah dengan huruf-huruf dalam situs fiktif berikut ini.

Pada situs TK Senayan Anda melihat desain yang berwarna warni, menggunakan jenis huruf First Grader, jenis huruf yang mirip dengan tulisan anak kecil, untuk judul dan navigasinya. Arial digunakan untuk isi teks. Hasilnya adalah desain yang tidak formal dan juga tidak susah untuk dibaca. 

Palet warna yang dipilih adalah energi dan kehangatan (oranye), alam dan kesehatan (hijau terang), dan ceria (kuning). 

Hal di atas menunjukkan betapa pentingnya warna, bentuk, dan jenis huruf untuk memberikan “kepuasan” kepada pemakai, karena dapat merangsang pemakai untuk berpartisipasi ataupun merespons isi pesan, apapun tujuan dari penyajian grafis tersebut.

Penilaian mandiri

Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan tepat! 
1. Sebut dan jelaskan kekontrasan dalam huruf! 
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip tipografi! 
3. Jelaskan perbedaan pendekatan terhadap permasalahan tipografi! 
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis huruf! 
5. Apa yang dimaksud Relative Measurement?

Penilaian kelompok

Setelah siswa mempelajari materi bab 2, di bawah ini ada tugas kelompok untuk dikerjakan sebagai berikut : 

1. Buatlah kelompok masing-masing 4 orang! 
Bekerjalah berkelompok untuk melakukan analisis peranan tipografi dalam media komunikasi grafis dan melakukan apresiasi terhadap seluruh huruf yang terdapat di
dalamnya! 
2. Carilah minimal 5 macam media komunikasi grafis kemudian Anda diminta:
a. mengidentifikasi jenis tulisan, ketepatan ukuran huruf, karakteristik huruf tiap media komunikasi grafis tersebut! 
b. mengidentifikasi pedoman penerapan penulisan huruf yang efektif tiap media komunikasi grafis tersebut!
c. mengekplorasi tentang huruf yang ada pada tiap media komunikasi grafis
tersebut!
d. melakukan apresiasi terhadap seluruh huruf yang terdapat di dalamnya, baik dari
jenis huruf, pola kombinasi, kekontrasan, dan sebagainya. 
3. Buatlah sebuah desain tipografi dengan menggunakan jenis huruf dekorativel miscellaneous!
4. Buatlah sebuah desain cover buku dimana penempatan dan pemilihan huruf yang
menjadi titik fokusnya!
5. Buatlah laporan kerja kelompok Anda, dengan susunan sebagai berikut!
a. Halaman Judul dan identitas 
b. Media komunikasi grafis 1 yang berisi jawaban dan penjelasan tentang media komunikasi grafis sesuai pertanyaan nomer 3 diatas! 
c. Media komunikasi grafis 2yang berisi jawaban dan penjelasan tentang media komunikasi grafis sesuai pertanyaan nomer 3 diatas! 
d. dst 
e. Laporan dijilid menggunakan kertas mika warna biru dan kumpulkan kepada
guru!

Uji Kompetensi

Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau E! 

1. Ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan disebut ... 
A. fotografi
B. tipografi
C. biografi
D. geografi 
E. bibiografi

2. Typography berasal dari bahasa greek (Yunani) yaitu typos dan graphein. Tipografi merupakan teknik dan seni mengatur huruf. Arti dari kata typos yaitu ... 
A. bentuk
B. ukuran
C. menulis 
D. menggambar
E. melukis

3. Sedangkan arti dari kata graphien adalah ...
A. bentuk
B. ukuran
C. menulis 
D. menggambar
E. melukis

4. Dalam menggabungkan huruf dan huruf, baik membentuk suatu kata, kalimat, atau tidak harus memperhatikan hubungan antarhuruf satu dengan yang lain. Khususnya spasi antara huruf, jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika tetapi harus dilihat dan dirasakan. penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungan dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas merupakan prinsip ... 
A. legability
B. readbility
C. visibility 
D. clarity 
E. oposisi 

5. Jenis huruf yang menimbulkan kesan klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin
adalah ... 
A serif
B. sans serif
C. script 
D. monospace 
E. decorative 

6. Jenis huruf yang menimbulkan pribadi dan akrab adalah ...
A serif
B. sans serif
C. script
D. monospace 
E. decorative 

7. Contoh huruf sans serif yaitu ...
A. times new roman
B. arial
C. curier
D. freestyle Script
E. monotype corsiva

8. Di bawah ini yang bukan bagian-bagian tipografi yaitu ...
A. headline
B. subheadline
C. bodycopy 
D. logotype 
E. warna

Gambar berikut untuk soal nomor 9-12


9. Bagian tipografi yang ditunjukkan oleh nomor 1 adalah ...
A. headline
B. subheadline
C. banner 
D. bodycopy 
E. logotype

10. Bagian tipografi yang ditunjukkan oleh nomor 2 adalah ...
A. headline
B. subheadline
C. banner
D. bodycopy 
E. logotype

11. Bagian tipografi yang ditunjukkan oleh nomor 3 adalah ...
A. headline
B. subheadline
C. banner 
D. bodycopy
E. logotype

12. Bagian tipografi yang ditunjukkan oleh nomor 4 adalah ...
A. headline
B. subheadline
C. banner
D. bodycopy
E. logotype

13. Di bawah ini merupakan penerapan tipografi menggunakan jenis huruf ...
Corel Draw


A. serif
B. sans serif
C. script 
D. egyption 
E miscellaneous 

14. Garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas dari badan setiap huruf
kecil disebut ...
A. capline
B. meanline
C. baseline
D. descender
E. ascender

15. X-Height disebut ...
A. garis maya lurus horizontal yang menjadi batas bagian teratas dari setiap huruf besar.
B. garis maya lurus horizontal yang menjadi batas bagian teratas dari badan setiap huruf kecil,
C. garis maya lurus horizontal yang menjadi batas bagian terbawah dari setiap huruf besar. 
D. bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan capline.
E. jarak ketinggian dari baseline ke meanline. 

16. Jarak antar huruf yang satu dengan yang lain disebut ...
A. kerning
B. leading
C. word spacing 
D. pica 
E, tracking 

17. Sistem pengukuran dalam tipografi adalah point (biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk ... 
A. mengukur panjang baris
B. tebal huruf
C. jumlah huruf 
D. jarak antar huruf 
E. frekuensi huruf 

18. Tipografi sebagai ilmu dalam memilih dan menata huruf. Berikut ini yang merupakan salah satu fungsi tipografi... 
A. Memaksimalkan konten teks agar diminati banyak orang. 
B. Agar teks terkesan dan tertata di media komunikasi grafis. 
C. Agar teks terkesan di hati konsumen. 
D. Mengatur huruf dan kata agar tidak memiliki nilai seni. 
E. Membuat teks menjadi lebih menarik sehingga pembaca penasaran dan pesan bisa tersampaikan. 

19. Jenis huruf yang digunakan dalam media komunikasi grafis undangan pernikahan menggunakan jenis huruf...
A. serif
B. sanserif
C. script
D. miscellaneous
E. monoscope

20. Menciptakan sebuah kesatuan visual yang mudah di pahami penglihat disebut....
A. similarity
B. dropimity
C. closure
D. golden 
E. gread system 

0 komentar: