phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

Sistem Komputer - Sistem Bilangan (BAB 1) (Kelas X)




Sistem Bilangan

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami sistem bilangan (Desimal, Biner, dan Heksadesimal).
4.1 Mengonversikan sistem bilangan (Desimal, Biner, dan Heksadesimal) dalam memecahkan masalah konversi.

Pendahuluan

Komputer merupakan mesin berbasis listrik yang hanya mengenal dua kondisi, yaitu hidup (ON) dan mati (OFF) yang selanjutnya disebut sebagai sebuah sistem binary (biner). Dapat dikatakan bahwa hanya dengan sisten biner, Anda dapat memerintahkan atau memberikan instruksi sebuah mesia komputer. Selain sistem biner, komputer juga menerapkan beberapa jenis bilangan, seperti bilangan berbasis 5 (lima), berbasis 8 (oktal), berbasis 10 (desimal), dan berbasis 16 (heksadesimal). Penerapan sistem desimal dapat Anda lihat pada pengalamatan IP versi 4 dalam komputer jaringan, sistem heksadesimal sebagai basis pengalamatan IP versi 6, dan pengalamatan MA address LAN card. Bagaimana karakteristik sistem bilangan biner, desimal, oktal maupun heksadesimal? Ikuti penjelasan berikut.

A. Penerapan Sistem Bilangan

alam kehidupan sehari-hari, Anda mengenal bilangan seratus, seribu, bahkan ratusan ribu yang digunakan sebagai format hitungan mata uang resmi Negara Indonesia. Format bilangan tersebut merupakan bilangan berbasis 10 yang biasa disebut desimal atau radiks-10. Ada banyak jenis sistem bilangan yang didefinisikan saat ini, mulai dari bilangan berbasis 2, berbasis 3, berbasis 4, berbasis 10 sampai berbasis 16. Namun, hanya sistem bilangan berbasis 2, berbasis 8, berbasis 10, dan berbasis 16 yang sering digunakan komputer dalam pengoperasiannya. Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili ukuran besaran dari sebuah benda fisik. Contoh penggunaan sistem bilangan pada komputer adalah sebagai berikut.

1. Bilangan berbasis 2 atau biner terdiri atas angka 0 dan angka 1. Bilangan ini digunakan sebagai bahasa komputer. Semua bahasa pemrograman yang ada di dunia saat ini harus mengonversikan bahasa mereka ke dalam bentuk biner agar dapat melakukan instruksi pada komputer. Sebagai contoh, dalam pemrograman Pascal ditetapkan bahwa tipe data integer memiliki kapasitas memori sebesar 8 bit sehingga nilai maksimal penyimpanan data numerik adalah sebesar 255 dalam basis desimal.


2. Bilangan berbasis 10 atau desimal yang terdiri atas bilangan 0,1,2,3,4,5,6,78, dan 9 dapat Anda jumpai pada sistem pengalamatan IP versi 4 dalam jaringan komputer. Sebagai contoh IP address 192.168.43.185 pada koneksi modem (Gambar 1.3).


3. Bilangan berbasis 16 atau heksadesimal terdiri atas bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Penerapan dari sistem bilangan ini dapat Anda temukan pada IP address versi 6 atau pengalamatan MAC address sebuah kartu jaringan dalam komputer.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)

1. Apa yang dimaksud dengan sistem bilangan? 
2. Jelaskan karakteristik sistem bilangan berbasis dua atau biner. 

B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik 1) 

Untuk melakukan praktik berikut, pastikan komputer Anda sudah terhubung dengan jaringan lokal atau internet. Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut.
• Klik Start - Control Panel - Network and Internet - Network and Sharing Center - Change Adapter Settings. 
• Amati ikon koneksi 2 komputer yang menyala berwarna biru (tanda bahwa komputer telah terkoneksi jaringan). Klik kanan ikon tersebut, kemudian pilih Status. Setelah itu, klik tab Detail.

• Perhatikan informasi pada kotak dialog tersebut, jelaskan informasi tersebut, apakah
ada yang menggunakan sistem bilangan berbasis 2, 10, atau 16? 


C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek 1). 

Buka Kotak dialog Device Manager pada komputer yang berbasis Windows 7/8.0/8.1/10 dengan langkah-langkah sebagai berikut.

• Buka Windows Explorer, kemudian pada My Computer klik kanan, pilih Properties. 
• Setelah muncul kotak dialog System, klik tombol Device Manager. 
• Tentukan informasi yang ditampilkan pada kotak Device Manager yang menggunakan sistem bilangan biner, desimal, atau heksadesimal.

(B) Format Bilangan

Untuk membedakan format sebuah bilangan dengan bilangan lainnya, dalam penulisannya harus menggunakan konvensi notasi. Sebagai contoh, penulisan bilangan 110 berbasis 2 atau biner adalah 110. Penulisan bilangan 290 berbasis 10 (desimal) adalah 29010 ,


Beberapa format bilangan yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut.

1. Bilangan Berbasis 2 (Biner)

Sistem bilangan biner hanya mengenal dua jenis angka (numerik), yaitu 0 dan 1. Nilai 0 mewakili keadaan adanya arus listrik (HIGH), dan nilai 1 mewakili tidak adanya arus listrik (LOW). Penulisan bilangan berbasis 2 menggunakan format N2, dengan N adalah bilangan biner. Nilai sebuah bilangan biner ketika dikonversi ke dalam bilangan desimal memiliki rumus  (A x 2b dengan A = bernilai 0 atau 1 dan b bernilai ... -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, .... (bilangan bulat dalam format desimal yang mewakili posisi A terhadap koma atau satuan).

Berikut adalah contoh cara mengonversi bilangan biner (bulat) menjadi format desimal.
11102 = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20
          = 8 + 4 + 2 + 0 
          = 1410 

Contoh cara mengonversi bilangan biner dengan angka di belakang koma ke dalam format desimal adalah sebagai berikut.

1,1112 = (1 x 20) + (1 x 2-1) + (1 x 2-2) + (1 x 2-3).
           = 1 + (1 x 0,5) + (1 x 0,25) + (1 * 0,125)
           = 1,87510 
Keterangan:  20 = 1     2-1= 0,5    2-2 = 0,25    2-3 = 0,125 

2. Bilangan Berbasis 8 (Oktal)

Sistem bilangan oktal hanya mengenal delapan jenis angka (numerik), yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Penulisan bilangan berbasis oktal menggunakan format N8, dengan N adalah bilangan oktal. Nilai sebuah bilangan oktal ketika dikonversi ke dalam bilangan desimal memiliki rumus E(A x 8") dengan A dapat bernilai atau kombinasi antara 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan b bernilai ... -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ... (bilangan bulat dalam format desimal yang mewakili posisi A terhadap koma atau satuan).

Berikut adalah contoh cara mengonversi bilangan oktal (bulat) ke dalam format desimal.
3218     = (3 x 82) + (2 81) + (1 x 80
            = 192 + 16 + 1 
            = 20910 

Contoh cara mengonversi bilangan oktal dengan angka di holakang koma ke dalam format desimal adalah sebagai berikut.
31,22     = (3 X 81) + (1 x 80) + (2 x 8-1) + (2 x 8-2)
                = 24 + (1 x 1) + (2 x 0,125) + (2 x 0,0156) = 24 + 1 + 0,25 + 0,0312
                = 25,28121010 

3. Bilangan Berbasis 10 (Desimal)
Sistem bilangan berbasis 10 atau yang lebih dikenal sebagai bilangan desimal memiliki 10 jenis angka (numerik), yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Penulisan format bilangan desimal dapat menggunakan format N10, dengan N adalah bilangan desimal. 

4. Bilangan Berbasis 16 (Heksadesimal)

Sistem bilangan heksadesimal atau bilangan berbasis 16 memiliki 16 jenis simbol yang terdiri atas 10 jenis angka (numerik) dan 6 karakter. Adapun 16 jenis simbol dalam sistem bilangan heksadesimal adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Dalam menulis sebuah bilangan berbasis 16 atau heksadesimal, perlu ditambahkan kode 16 di belakang bilangan tersebut menggunakan format N16, dengan N adalah bilangan heksadesimal. Nilai A16 pada bilangan heksa mewakili nilai 10, sedangkan B16 = 11, C16 = 12, D16 = 13, E16 = 14, dan F16 = 15. Nilai sebuah bilangan heksadesimal ketika dikonversi ke dalam bilangan desimal, memiliki rumus (A x 16b), dengan A dapat bernilai kombinasi antara 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F dan b bernilai ...-4, -3, -2,-1, 0, 1, 2, 3, 4, ... (bilangan bulat dalam format desimal yang mewakili posisi A terhadap koma atau satuan).

Berikut contoh cara mengonversi bilangan heksadesimal bulat menjadi bilangan desimal. 
A1216     = (A x 162) + (1 x 161) + (2 x 160
                = (10 x 256) + (1 x 16) + (2 x 1) 
                = 2560 + 16 + 2 
                = 2578410 
Contoh cara mengonversi bilangan heksadesimal dengan koma menjadi bilangan desimal adalah sebagai berikut. 
A12,2116     = (A x 162) + (1 x 161) + (2 X 160) +(2 x 16-1) + (1 x 16-2)
                    = (10 x 256) + (1 x 16) + (2 X 1) + (2 X 0,0625) + (1 x 0,00391) 
                    = 2560 + 16 + 2 + 0,125 + 0,00391 
                    = 2578,128911

C. Konversi Bilangan

Konversi adalah teknik mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lainnya, tetapi tetap memiliki arti dan nilai yang sama. Sebagai contoh, konversi bilangan berbasis 10 menjadi berbasis 2 sangat penting ketika menghitung banyaknya jumlah network yang terbentuk dari sebuah subnetting IP address. Ada beberapa teknik konversi bilangan, yaitu sebagai berikut. 
1. Teknik penjumlahan suku bilangan yang dikonversi, dengan suku bilangan merupakan hasil kali suatu nilai bilangan satu dengan bilangan lainnya sesuai dengan urutan pangkatnya. Teknik ini cukup sulit dalam penggunaannya sehingga jarang dipergunakan. 
2. Teknik berikutnya, yaitu melakukan pembagian secara berulang. Bilangan awal yang akan dilakukan konversi dibagi dengan basis bilangan hasil. 

Perhatikan contoh berikut.

Contoh

1. Konversikan bilangan 192, menjadi bilangan berbasis biner. Penyelesaian:
2. Konversikan bilangan 200,menjadi bilangan berbasis oktal. Penyelesaian:

3. Konversikan bilangan 9010  menjadi bilangan berbasis heksadesimal. Penyelesaian:

Hasil konversi bilangan 9010  ke dalam bentuk heksadesimal adalah 5 dan 10, sedangkan nilai bilangan 10 sama dengan A sehingga penulisan hasil konversi menjadi 5A16 . Jadi,
9010 = 5A16 

4. Konversikan bilangan 1011, menjadi bilangan berbasis desimal.
Penyelesaian: 
101110     = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (1 20
                = 8 + 0 + 2 + 1 
                = 1110  
Jadi, 10112 = 1110 

5. Konversikan bilangan 10112 menjadi bilangan berbasis oktal. 
Penyelesaian: 
Untuk menyelesaikan contoh tersebut dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut. 
• Mengubah bilangan 10112 menjadi bilangan berbasis desimal, kemudian mengonversikannya ke dalam bilangan oktal. Perhatikan contoh nomor 4 dengan 
hasil 10112 = 1110 
Setelah itu, 1110  dikonversikan ke dalam bentuk oktal dengan pembagian berulang seperti berikut.
• Cara kedua adalah dengan membagi bilangan biner menjadi kelompok kecil yang berjumlah maksimal tiga digit pada tiap kelompok. Pengelompokan dilakukan secara terbalik, dimulai dari angka paling belakang. Hasil dari pengelompokan bilangan 10112  adalah sebagai berikut.


Hasilnya adalah 138

6. Konversikan bilangan 118 menjadi bilangan berbasis desimal. 
Penyelesaian: 
118     = (1 x 81) + (1 x 80)
         = 8 + 1
         = 910 
Jadi, 11= 910 

7. Konversikan bilangan 1A16  menjadi bilangan berbasis desimal.
Penyelesaian: 
1A16     = (1 x 161) + (A x 160)
            = (16) + (10 x 1)
            = 16 + 10
            = 2610
Jadi, 1A16 = 2610

8. Konversikan bilangan 19,37510  menjadi bilangan berbasis biner. 
Penyelesaian: 
Perhatikan bilangan 19,37510  terdapat dua bagian utama dalam bilangan tersebut, yaitu sebagai berikut. a. 19 adalah nilai bulat yang terdiri atas bilangan 1 bernilai puluhan dan bilangan 9 yang bernilai satuan. 
b. 375 adalah nilai pecahan di belakang koma.

Untuk menyelesaikan bilangan bagian pertama, gunakan cara seperti sebelumnya ehingga menghasilkan 1910 = 10011. Pada bagian kedua, yaitu bilangan pecahan 0,37510  dikonversi menjadi bilangan biner dengan cara sebagai berikut.

• 0,375 x 2 = 0,75; hasilnya menunjukkan bahwa angka di sebelah kiri koma yang bernilai satuan masih bernilai 0 sehingga proses dilanjutkan. 
• 0,75 x 2 = 1,5; hasilnya menunjukkan bahwa angka di sebelah kiri koma yang bernilai satuan bernilai 1 sehingga proses dilanjutkan hanya pada nilai di sebelah kanan koma. 
• 0,5 X 2 = 1,0; hasilnya menunjukkan bahwa nilai di sebelah kiri koma adalah 1, sedangkan nilai di sebelah kanan koma adalah 0 sehingga proses berhenti pada tahap ini.
• Hasil akhir yang diperoleh adalah 0,375,0 = 0,0112 
Jika digabungkan, hasil konversi bilangan 19,37510 = 10011,0112 

9. Konversikan bilangan 345,2510  menjadi bilangan berbasis oktal. 
Penyelesaian: 
Pada contoh ini hampir sama seperti nomor 8. Pada bilangan 345,2510 , terdapat dua bagian utama dalam bilangan itu, yaitu sebagai berikut. 
a. 345 adalah nilai bulat yang terdiri atas bilangan 3 bernilai ratusan, bilangan 4 bernilai puluhan, dan bilangan 5 yang bernilai satuan. 
b. 25 adalah nilai pecahan di belakang koma.
Untuk menyelesaikan bilangan bagian pertama, gunakan cara seperti sebelumnya sehingga menghasilkan 34510 = 531. Pada bagian kedua, yaitu bilangan pecahan 0,2510  dikonversi menjadi bilangan berbasis oktal dengan cara sebagai berikut.
• 0,25 x 8 = 2,0; hasilnya menunjukkan bahwa angka di sebelah kiri koma yang bernilai satuan 2. Karena nilai di sebelah kanan koma bernilai 0, proses tidak perlu dilanjutkan.
• Untuk itu, diperoleh 0,2510 = 0,2
Jika digabungkan, hasil konversi bilangan 345,2510 = 531.

10. Konversikan bilangan 11110110100002 menjadi bilangan berbasis heksadesimal.
Penyelesaian: 
Untuk mempermudah proses konversi dari bilangan biner ke heksadesimal. Anda dapat menggunakan teknik LSB (Least Significant Bit) dengan membagi bilangan meniadi kelompok 4 bit dari bilangan terkecil untuk setiap nilai heksadesimal. Nilai 1111011010000, jika diuraikan dalam kelompok empat bit menjadi: 
1  1110  1101  0000  → nilai awal bilangan biner
MSR Most Significant Bit) atau bilangan terbesar tidak berjumlah empat, dapat ditambahkan angka 0 pada bagian kiri bit tersebut sehingga memenuhi kriteria jumlah empat bit setiap kelompok tanpa mengubah nilainya. Bentuk pengelompokan bit tersebut adalah sebagai berikut.


11. Konversikan bilangan 111011010000 menjadi bilangan berbasis oktal.
Penyelesaian: 
Untuk mempermudah proses konversi dari bilangan biner ke oktal, Anda dapat menggunakan teknik LSB (Least Significant Bit) seperti contoh nomor 10 dengan membagi bilangan bit menjadi kelompok tiga bit untuk setiap nilai oktal. Nilai 1111011010000 jika diuraikan dalam kelompok tiga bit menjadi:

 1  111  011  010  000 → nilai awal bilangan biner

Karena ada kelompok bit atau MSB (Most Significant Bit) yang tidak berjumlah tiga, dapat ditambahkan nilai 0 pada bagian kiri bit tersebut sehingga memenuhi kriteria jumlah tiga bit setiap kelompok tanpa mengubah nilainya. Bentuk pengelompokan bit tersebut adalah sebagai berikut.  


D. Sistem Penyandian Bilangan

Dernahkah Anda menggunakan kalkulator? Tentu pernah I bukan? Lalu, bagaimanakah cara kerjanya? Ketika Anda menekan tombol angka 5, apakah akan muncul angka 5 pada layar? Bagaimanakah dengan proses penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam kalkulator tersebut? Kalkulator sebenarnya merupakan miniatur sebuah komputer. Perlu diingat bahwa mesin seperti kalkulator dan komputer tidak mengenali bilangan desimal seperti 5, 6, 7, dan seterusnya. Mereka hanya mengerti bilangan biner yang memiliki 2 nilai, yaitu 0 dan 1, nyala dan mati, on dan off, dengan tegangan di atas 0 volt atau O volt, dan masih banyak lagi.
Perhatikan gambar 1.4. Ilustrasi gambar tersebut dapat dilihat pada proses input komputer. Ketika seorang user mengetikkan angka 8 pada tombol keyboard, tombol akan mengirimkan angka desimal menjadi sebuah kode biner men.... CPU atau processor. Proses tersebut dinamakan tahap encoding yaitu bilangan desimal 8 diubah menjadi biner sebelum dikirimkan ke CPU. Nilai biner 1000 pada CPU kemudian diolah dan dikirimkan menuju rangkaian decoder untuk mengubah nilai biner 10002  menjadi nilai desimal 8 yang kemudian ditampilkan dalam layar monitor. 

1. Binary Coded Decimal (BCD)
Proses penyandian nilai bilangan desimal menjadi biner sudah dijelaskan sebelumnya. Sistem bilangan desimal mengenal 10 jenis angka, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Pada sistem penyandian BCD, setiap bilangan desimal akan diuraikan dan disandikan berdasarkan sistem biner. Dalam menyandikan setiap digit bilangan desimal, diperlukan empat bit biner. Perhatikan contoh berikut.

Contoh
Bagaimana sebuah bilangan desimal 975,, akan disandikan menurut sistem BCD? Penyelesaian: Bilangan 975 jika diuraikan, terdiri atas 3 bagian bilangan, yaitu angka 9 yang bernilai ratusan, angka 7 yang bernilai puluhan, dan angka 5 yang bernilai satuan. 
Jadi, hasil BCD dari bilangan 975, adalah 1001 0111 0101. Sandi BCD akan menghasilkan 10 kombinasi 4 bit bilangan biner sesuai dengan jumlah simbol bilangan desimal.

2. Binary Coded Hexadecimal (BCH)
Sistem sandi BCH digunakan untuk menyandikan data heksadesimal ke dalam bentuk biner. Sama seperti sistem penyandian BCD, setiap digit bilangan heksadesimal akan diubah dalam kelompok yang terdiri atas kombinasi biner sebanyak empat bit. Perhatikan tabel kode BCH seperti berikut.
Contoh
Diketahui terdapat sebuah bilangan 3AB216  akan disandikan menurut standar sandi BCH. Penyelesaian: Bilangan  3AB216  akan diuraikan menjadi empat bagian, yaitu bilangan 3, A, B, dan 2. Setelah itu, penyandian dilakukan berdasarkan bagian-bagian bilangan tersebut. 
Dari hasil penyandian pada tabel diperoleh hasil bahwa sandi BCH pada bilangan 3AB216  = 
0011 1010 1011 0010.

3. Kode ASCII

ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan standar yang digunakan pada industri untuk pengodean huruf, angka, dan karakter karakter lain dengan menggunakan 128 kode (7 bit). Contohnya adalah susunan tombol keyboard komputer Anda. Terdapat sedikitnya 87 tombol yang memiliki kunci huruf besar, huruf kecil, angka, simbol khusus, maupun tombol kunci dengan fungsi khusus tertentu. Fungsi tombol-tombol dalam keyboard dibagi menjadi dua, yaitu numerik dan nonnumerik. Sandi pada tombol yang terdiri atas angka, huruf, simbol tertentu, serta fungsi khusus tertentu disebut sebagai alphanumeric atau alphabet and numeric.

Sumber: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/electronic/ascii.html#ca

Keterangan:
• Char, = Character
• HEX = Heksadesimal
• Satu angka 0 ditambahkan di depan kode ASCII karena ASCII disimpan sebagai sandi 8 bit. Fungsinya, yaitu sebagai bit significant paling tinggi untuk prioritas. 
Untuk lebih detailnya, dapat dilihat pada sumber data di halaman ini situs berikut.
• http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/electronic/ascii.htmittaa
• http://www.asciitable.com/

Contoh
1. Berapakah nilai binary menurut standar kode ASCII 7 bit untuk kata "BANGSA"?
2. Berapakah nilai heksadesimal menurut standar kode ASCII 7 bit untuk kata "Smk"? 
Penyelesaian:
1. Jika diuraikan, kata "BANGSA" memiliki 6 karakter.

Jadi, kata "BANGSA" = 100 0010 100 0001 100 1110 100 0111 101 0011 100 0001

2. Jika diuraikan, kata "Smk" memiliki 3 karakter.

Jadi, jika kata “Smk” dikodekan dalam bentuk heksadesimal menurut kode ASCII 7 bit = 53 6D 6B.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan II)
1. Jelaskan karakteristik sistem bilangan berikut. 
a. Bilangan biner 
b. Bilangan oktal 
c. Bilangan desimal 
d. Bilangan heksadesimal 

2. Lakukan konversi bilangan-bilangan berikut. 
a. 110,0 = ... 16
b. 653g = ...2 
C. 89,380,0 = ...2 
d. 111110, = ... 16 
e. 1101011010110, = ... 16 
f. 1101001010101102 = ...
 
3. Tentukan nilai sandi BCD dari bilangan-bilangan berikut. 
a. 984510 
b. 91910 
c. 34910 
d. 33310 
e. 17210 

4. Tentukan nilai sandi BCH dari bilangan-bilangan berikut. 
a. 98AB16 
b. 1DAB16 
c. 9FE316 
d. BE316 
e. A0316 

5. Jelaskan hasil penyandian kode ASCII dari keyword berikut. 
a. Pemrograman Pascal 
b. SMK BISA 
C. Jaringan_komputer 
d. Buka hal.45&56 
e. (9-7)+10*(6-/2)

b. Tugas Praktikum (Nilai Praktik II) 
Untuk melakukan tugas praktik ini, pastikan komputer Anda terkoneksi internet. Setelah itu ikuti langkah-langkah berikut. 
1. Download am.exe pada link http://www.download3k.com/Install-Mihov-ASCIL-Master.html) 
2. Pasang aplikasi am.exe pada komputer Anda (berbasis Windows XP 2000 atau 98)
3. Cari nilai desimal dan heksadesimal kode ASCII dari kalimat berikut.
a. Aku&dia sedang Di _kebun
b. (2356)+33 

c. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek II) 
1. Temukan software dari internet untuk mencari nilai desimal, heksadesimal, dan biner sesuai kode ASCII dari soal nomor lima Uji Pengetahuan. 
2. Temukan software dari internet untuk mencari nilai BCD dari soal nomor tiga uji Pengetahuan. 
3. Temukan software dari internet untuk mencari nilai BCH dari soal nomor empat uji Pengetahuan.

Rangkuman

1. Biner adalah sistem bilangan yang terdiri atas 1 dan 0. 
2. Desimal adalah sistem bilangan yang terdiri atas 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. 
3. Heksadesimal adalah sistem bilangan yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F.
4. Bilangan yang dikenal komputer hanya berupa bilangan berbasis biner sehingga setiap bilangan yang di-input harus dikonversikan terlebih dahulu. Contohnya bilangan 19210 = 110000002 
5. Ada tiga jenis kode bilangan sandi yang dapat dikenali oleh komputer ketika dilakukan encoding, yaitu BCD, BCH, dan ASCII.


Ulangan Akhir Bab 1

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.
1. Berikut yang bukan merupakan contoh mesin yang menerapkan bilangan biner, desimal, atau heksadesimal dalam operasi adalah 
a. kalkulator
b. mesin PLC 
c. komputer 
d. faksimile 
e. radio 

2. Bilangan yang memiliki simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, dan B adalah .... 
a. denary
b. tredenary
c. quidenary  
d. tredenary
e. duodenary 

3. Nilai desimal dari bilangan 110000002 adalah....
a. 255 
b. 192 
c. 128
d. 32
e. 8

4. Nilai oktal dari bilangan 1ABC16 adalah .... 
a. 1988
b. 9988  
c. 15274
d. 25621 
e. 34111 

5. Nilai biner dari bilangan 128,510 adalah .... 
a. 1100,1
b. 001001,1
C. 10000000,1  
d. 01010000,1 
e. 11000000,01 

6. Nilai heksadesimal dari bilangan 111100011010012 adalah ... 
a. AC34
b. D189  
c. E231
d. 2BC2 
e. 3069 

7.Nilai yang dihasilkan berdasarkan standar BCD dari bilangan 90010 adalah ....
a. 0111 0000 0000 
b. 1000 0000 0000 
c. 1000 0001 0010 
d. 1001 0000 0000 
e. 1100 0001 0001

8. Nilai yang dihasilkan berdasarkan standar BCH dari bilangan AC216 adalah ...
a. 0111 0000 0000 
b. 1000 0001 0010 
c. 1001 0000 0000 
d. 1010 1100 0010 
e. 1100 0001 0001
 
9.Karakter yang dihasilkan dari kode ASCII 4116 adalah ...
a. A
b. B
c. C  
d. E 
e. #

10. Karakter yang dihasilkan dari kode ASCII 3116 adalah .... 
a. A
b. B  
c. 1
d. 2 
e. # 

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.
 
1. Apa perbedaan antara BCD dan BCH?
 
2.Tentukan nilai desimal dan heksadesimal menurut kode ASCII dari rangkaian karakter berikut.
a. Smk_bisa@gmail.com 
b. Sains_SMK&^
c. 192.168.11.20/25
d. B:=(12^13)+(65/94) 
e. Anak SMK pasti bisa 

3. Lakukan konversi bilangan bilangan berikut.
a. 3668 = ...2
b. 11458 = ... 16 
c. 121010 = ... 16
d. 189,75010 = ...2 
e. 1101101102 = ...8 
f. 1100010101111102 = ... 16
 
4.Tentukan nilai sandi BCD dari bilangan bilangan berikut. 
a. 250010 
b. 178310 
c. 78910
d. 65410
e. 34910 

5. Tentukan nilai sandi BCH dari bilangan bilangan berikut.
a. ED5616 
b. D33316
c. AC0216
d. FA116 
e. 78D16


0 komentar: