phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

KJD - Protokol dan IP Address (Bab 6)(Kelas X)





BAB 6
Protokol dan IP Address


Kompetensi Dasar
3.12 Menerapkan pengalamatan IP pada jaringan komputer.
4.12 Mengonfigurasi pengalamatan IP pada jaringan komputer.

Pendahuluan
Ketika seorang profesor asal Nigeria bertemu dengan pakar IT dari Afganistan di sebuah acara workshop internasional, terjadilah diskusi tentang isu sistem keamanan jaringan terbaru. Tentu saja mereka tidak bisa berkomunikasi secara langsung karena bahasa yang digunakan berbeda. Oleh karena itu, diperlukan seseorang yang menjadi penerjemah antara orang Nigeria dengan orang Afganistan. Penerjemah tersebut bertugas mentranslasikan bahasa Nigeria menjadi bahasa Afganistan sehingga dimengerti oleh orang Afganistan begitu pula sebaliknya. Analogi diskusi antara kedua orang berbeda negara melalui penerjemah juga terjadi pada sistem jaringan. Proses terjadinya komunikasi antar mesin juga memerlukan sebuah metode pengalamatan yang dikenal dengan IP address yang memiliki versi 4 dan versi 6. Apa dan bagaimana protokol dan IP address tersebut? Mari kita baca dan pahami materi ini.

(A) Model OSI

Teknologi komputer yang mulai berkembang pada era tahun 1950 masih bersifat independen dan bekerja sendiri- sendiri. Mereka belum terhubung satu dengan yang lainnya. Ketika negara adikuasa sedang mengembangkan penelitian di bidang pertahanan guna memperkuat persenjataannya sekitar tahun 1960-an, mereka menginginkan setiap pos pertahanan dapat saling terhubung dan berkomunikasi dengan cepat dan baik. Oleh karena, itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau yang disebut Departement of Defence (DoD) membuat riset tentang jaringan komputer yang menganalogikan transmisi data layaknya telepon buatan Alexander Graham Bell yang mampu berkomunikasi jarak jauh.
Lembaga riset yang disponsori dan didirikan oleh DoD adalah Advanced Research Project Agency (ARPA) yang selanjutnya berubah nama menjadi Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA). Hasil riset pertama mereka disebut dengan ARPAnet yang sekarang dikenal sebagai internet dengan konsep protokol bernama TCP/IP. Pada awalnya internet hanya menghubungkan badan-badan resmi pemerintah dan beberapa universitas di Amerika, namun sekarang telah dinikmati oleh kalangan umum di berbagai belahan dunia.
Teknologi pengembangan jaringan pertama kali mampu menghubungkan beberapa komputer dalam area lokal atau yang sering disebut Local Area Network (LAN). Dengan LAN, komputer dapat berbagi printer dan hard disk. Untuk memperluas area jangkauannya, LAN dihubungkan dengan LAN lainnya, membentuk Wide Area Network (WAN).
Pada dasarnya, setiap data yang dikirimkan dari satu komputer ke komputer lainnya akan dienkripsi, dipecah menjadi segmen-segmen, dan dipaketkan dalam format khusus. Selanjutnya dikirimkan melalui media transmisi hingga sampai pada komputer tujuan. Untuk memudahkan komunikasi antarmesin komputer, diperlukan keseragaman standar definisi, penggunaan, dan desain arsitektur setiap peralatan jaringan yang dikeluarkan oleh vendor jaringan. International Standard Organization (ISO) mengeluarkan suatu model layer yang menjadi tahapan proses pengiriman dan penerimaan data dalam jaringan komputer yang terbagi menjadi 7 layer. Model ini dikenal sebagai referensi model Open Standard Interconnection (OSI). Pada dasarnya model OSI tidak menyajikan detail cara kerja setiap lapisan OSI, tetapi hanya memberikan konsep dalam menentukan proses yang harus dilewati pada setiap layer OSI dan jenis protokol yang dapat dipakai dan diterapkan dalam. berkomunikasi. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sebuah layer harus ditentukan jika tingkat abstraksi dan fungsi berbeda-beda pada pelanannya.
2. Setiap layer harus mempunyai kegunaan dalam hal tertentu secara khusus di mana setiap layer harus saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lainnya.
3. Manfaat setiap layer harus ditentukan melalui proses yang rumit dan dengan ketelitian tinggi sesuai dengan ketentuan standar protokol internasional.
4. Batasan kerja dan area operasi dalam layer diusahakan untuk memperkecil aliran informasi yang melewati interface.
5. Jumlah layer harus cukup banyak dengan tujuan mengkhususkan ketentuan dan kegunaannya untuk setiap pekerjaan yang dilakukan sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.
Tabel 6.1 Referensi model OSI.
Gambar 6.1 Susunan layer OSI.
Jika dilihat dari fungsinya, ketujuh layer dalam model OSI dapat dikategorikan menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan atas dari model OSI berurutan dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasikan hanya pada software aplikasi yang dipakai oleh pengguna komputer. Lapisan tertinggi atau application layer adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna atau user. User berinteraksi langsung dengan application layer. Lapisan bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Physical layer dan data link layer diimplementasikan ke dalam hardware dan software. Lapisan-lapisan bawah yang lain pada umumnya hanya diimplementasikan dalam software. Lapisan terbawah, yaitu physical layer adalah lapisan penutup bagi media jaringan fisik misalnya jaringan kabel, dan sebagai penangung jawab bagi penempatan informasi pada media jaringan. Standardisasi masalah jaringan tidak hanya dilakukan oleh OSI saja, tetapi juga diselenggarakan oleh badan dunia lainnya seperti berikut.
1. Intenational Telecomunication Union (ITU) merupakan badan PBB yang mengurusi standardisasi masalah telekomunikasi. Salah satu komitenya adalah CCITT (Comite Consultatif International de Telegraphique et Telephonique), yaitu salah badan dunia yang sangat berpengaruh dalam menetapkan prosedur baku mengenai proses komunikasi menggunakan telepon dan telegraph.
2. American National Standard Institute (ANSI).
3. National Committee for Information Technology Standarization (NCITS).
4. Institute Electrical and Electronic Engineers (IEE), yaitu lembaga asosiasi profesi dan merupakan tempat perkumpulan dari tenaga ahli di bidang komputer yang membuat standardisasi peralatan telekomunikasi.
5. Electronic Industries Association (EIA), yaitu asosiasi pembuat standar baku hubungan port serial RS-232-C.
6. Frame Relay Forum dan ATM Forum, yaitu organisasi yang bersifat forum ilmiah.
7. Federation Communications Commision (FCC), yaitu asosias yang berperan sebagi agen regulasi.

(B) Model DoD

Selain model referensi tujuh layer OSI yang dikeluarkan oleh badan ISO yang sebenarnya gabungan dari beberapa organisasi internasional seperti ANSI (American Standards Institute), BSI (UK), AFNOR (Perancis), dan DIN (Jerman), terdapat juga model layer DoD yang dikeluarkan oleh Departement of Defense. Model DoD adalah salah satu referensi penting dalam membuat sesi komunikasi data jaringan karena digunakan dalam pembuatan dasar-dasar hubungan internet yang dipakai saat ini. TCP/IP merupakan jenis protokol pertama dari referensi
model DoD yang digunakan dalam hubungan atau koneksi antarkomputer di jaringan komputer global (internet). Banyak istilah dan konsep yang dipakai dalam hubungan internet yang berasal dari istilah dan konsep yang dipakai oleh protokol TCP/IP. Model DoD terdiri atas empat lapisan yang dapat dibandingkan dengan model OSI. Ada kesamaan dan ada juga perbedaan dari masing-masing fungsinya. Berikut tabel perbandingan layer OSI dan layer DoD.
Tabel 6.2 Layer Model DoD dan OSI.

(C) Lapisan Fisik (Physical Layer)

Lapisan ini bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan PCMCIA card, RS-232, dan lainnya pada peranti keras komputer. Pada lapisan ini, hubungan antar-interface dari perangkat keras diatur sehingga memungkinkan saling bekerja sama dalam rangka proses komunikasi antar komputer dalam sebuah jaringan, seperti hubungan antara DTE dan DCE pada Cisco router interface. Interface yang didefinisikan pada lapisan ini antara lain 10BaseT, 100BaseTX, V35, X.21 dan High Speed Serial Interface (HSSI).
Gambar 6.2 Transmisi data pada phisycal layer.
Physical Layer juga berfungsi untuk menjamin pengiriman. raw bit ke saluran komunikasi agar tidak menimbulkan masalah. Masalah yang sering muncul biasanya berada dari sisi penerima dan pengirim. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa jika satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit.
Gambar 6.3 Kabel DTE-DCE.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)
1. Jelaskan sejarah awal mula sistem standardisasi jaringan terbentuk.
2. Jelaskan tentang ARPA, DOD, dan OSI.
3. Apa perbedaan antara OSI dan ISO?
4. Tuliskan prinsip-prinsip ketujuh layer OSI.
B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik 1)
1. Buat kelompok dengan maksimal jumlah anggota sebanyak tiga siswa.
2. Lakukan identifikasi tentang jenis dan spesifikasi LAN card pada komputer yang terdapat dalam laboratorium sekolah Anda.
3. Jika menggunakan wireless, catatlah beberapa spesifikasi peranti tersebut sesuai pertanyaan berikut.
a. Apa jenis chipset yang digunakan?
b. Jenis standar b/g/n apa yang digunakan?
c. Berapakah kecepatan transfer datanya?
4. Lakukan dokumentasi dengan memotret setiap peranti tersebut. Setelah itu, presentasikan di depan kelas hasil pengamatan Anda tentang peranti jaringan tersebut yang meliputi seri, merek, dan spesifikasinya.
C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek I)
1. Buat kelompok dengan maksimal jumlah anggota sebanyak tiga siswa.
2. Lakukan perbandingan terhadap kecepatan transfer data antara LAN card bertipe ethernet, fastethernet, dan gigaethernet.
3. Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi terhadap pemikiran Anda.

(D) Lapisan Data Link (Data Link Layer)

Pada lapisan ini, tugas utamanya adalah mengatur bentuk topologi jaringan, error notification, dan flow control. Selain itu, untuk memfasilitasi transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum dilewatkan menuju network layer, data link layer membagi data input menjadi sejumlah data frame yang biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte dengan tujuan memperkecil ukuran data sehingga tidak membuat penuh saluran transmisi. Selanjutnya, data link layer mentransmisikan paket data frame tersebut secara berurutan dan merespons acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima untuk mengetahui kondisi dari alamat tujuan paket data.
Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit data tanpa memedulikan bentuk format atau arsitektur frame paket data, tahap selanjutnya tergantung pada data link layer untuk membuat dan mengindentifikasi bentuk format frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menambahkan bit khusus pada awal atau akhir frame yang bertujuan sebagai penanda paket data. Bentuk pola paket data yang sudah memiliki tanda khusus ini harus dipastikan bahwa pola tersebut tidak menimbulkan anggapan salah sebagai batas-batas frame yang mengakibatkan perlakuan yang berbeda dari ketentuan yang menimbulkan dampak kesalahan pada proses transmisi.
Terjadinya gangguan dari berbagai kemungkinan pada saluran dapat merusak frame. Ketika hal tersebut terjadi, perangkat lunak data link layer pada mesin pengirim data dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame yang sama secara berulang-ulang bisa menimbulkan duplikasi frame. Frame duplikat perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari penerima mengindikasikan terjadi data lost. Data link layer menyediakan beberapa jenis pelayanan bagi network layer. Layanan ini dapat dikategorikan ke dalam beberapa hal berdasarkan kualitasnya.
Gambar 6.4 Switch layer data link.
Masalah lain yang sering muncul pada data link layer dan juga sebagian besar lapisan-lapisan di atasnya adalah dalam hal menjamin kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu lintas data harus mengizinkan pengirim untuk mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada saat tertentu. Biasanya pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara bersama-sama. Channel komunikasi yang mampu melewatkan data pada kedua arah juga bisa menimbulkan kendala, sehingga perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi software data link layer. Masalah yang dapat timbul di sini adalah bahwa frame-frame acknowledgement yang mengalir dari satu komputer dengan komputer lainnya berlomba untuk saling mendahului sampai pada tempat tujuan. Pada umumnya Switch dan Bridge bekerja di lapisan data link ini. Jaringan broadcast juga memiliki masalah tambahan pada data link layer. Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai bersama.

(E) Lapisan Jaringan (Network Layer)

Network Layer digunakan untuk mengendalikan sistem subnetting dengan melewatkan paket data dari satu node ke node lain dalam jaringan. Metode perancangan sebagai isu utama adalah bagaimana caranya untuk menentukan route pengiriman paket dari sumber data ke tujuannya. Routing terjadi berdasarkan pada tabel static proses pengiriman, misalnya pada saat berlangsungnya session terminal.
Pola route terkadang juga bervariasi, tidak sama pada setiap paketnya sehingga route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu. Jika pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, ada kemungkinan paket- paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan bottleneck yang berdampak aliran data menjadi macet atau bahkan berhenti total atau hang. Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.
Gambar 6.5 Transmision data pada network layer.
Karena operator subnet menginginkan feedback sesuai tugas pekerjaannya, biasanya terdapat beberapa fungsi perhitungan yang telah diatur pada network layer. Untuk mencetak informasi mengenai frame balasan terhadap paket kiriman, setidaknya software harus menghitung jumlah paket atau karakter atau bit yang dikirimkan oleh setiap penggunanya. Proses mengalirnya paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat menimbulkan masalah besar. Cara pengamatan yang dilakukan oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang sudah dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu jaringan mungkin tidak dapat menerima paket sama sekali karena ukuran paket yang terlalu besar akibat protokolnya tidak sama. Dalam hal ini sudah menjadi bagian tugas dari network layer guna menjamin jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan II)
1. Tuliskan jenis layer dalam OSI.
2. Jelaskan contoh protokol yang bekerja pada physical layer OSI.
3. Jelaskan contoh protokol yang bekerja pada data link layer OSI.
4. Apa perbedaan hub dan switch?
5. Jelaskan fungsi network layer pada OSI.
B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik II)
Prasyarat: Guru menyediakan dua macam concentrator seperti hub, switch, dan Access Point
1. Bagi kelas dalam tiga kelompok besar yang bertugas mengamati dan menganalisis peranti hub, switch, dan access point.
2. Setiap kelompok melakukan dokumentasi secara fisik setiap peranti tersebut.
3. Lakukan analisis terhadap pengoperasian dan fungsi kerja setiap peranti tersebut.
4. Koneksikan peranti tersebut, kemudian lakukan dokumentasi dan analisis terhadap kinerjanya.
5. Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi terhadap hasil praktik yang Anda kerjakan.
C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek II)
1. Bentuk kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa.
2. Lakukan eksperimen dengan melakukan uji kecepatan switch berbasis fastethernet dengan switch berbasis gigaethernet.

(F) Lapisan Transport (Transport Layer)

Fungsi utama transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut dilaksanakan secara efisien dan bertujuan dapat melindungi layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware. Dalam keadaan normal, transport layer membuat koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh session layer.
Jika koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan throughput. Di pihak lain, jika pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke koneksi jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan ini tidak terlihat dilakukan oleh session layer. Ada dua jenis hubungan pada lapisan transport ini yang penting untuk diketahui, yaitu sebagai berikut.
1. Connection-Oriented
Koneksi yang disebut sebagai connection-oriented adalah sebuah sistem koneksi yang didukung oleh Transmission Control Protocol (TCP) menggunakan port nomor 6. Jenis koneksi ini cukup reliable karena setiap session memiliki garansi yang artinya setiap paket yang terkirim dijamin asli dari sumber yang sebenarnya. Connection-oriented memiliki tiga langkah untuk melakukan pengiriman, yaitu sebagai berikut.
1. Mengadakan sambungan komunikasi dengan membangun jalur data antara pengirim dan penerima.
2. Pengiriman paket data akan dikirim melalui jalur yang telah dibangun dan ditetapkan.
3. Pemutusan hubungan apabila sebuah hubungan sudah terputus dan jalur tersebut sudah tidak dipakai lagi maka akan diputuskan.
Karakteristik connection-oriented adalah sebagai berikut.
1. Semua paket akan mendapat acknowledgement (tanda terima) dari penerima sebagai bukti pengiriman telah tersampaikan dan sebagai alat pengontrol mengenai situasi penerima pada saat menerima data.
2. Jika terjadi kehilangan data, paket data akan dikirim ulang.
3. Paket data diatur berdasarkan urutan pengiriman (sequence), misalnya berdasarkan asal waktu pengirimannya.
Karena setiap hubungan bergaransi, hubungan ini banyak dipakai untuk aplikasi yang menyalurkan data video dan audio yang tidak memberikan toleransi terhadap kemacetan jaringan. Kelemahan dari hubungan ini adalah karena jalur yang digunakan disediakan secara khusus untuk hubungan tertentu, maka hubungan ini tidak dapat dipakai oleh pemakai lain sehingga penggunaan bandwidth kurang efektif. Selain itu, karena jalur yang digunakan harus sama dengan jalur yang telah ditentukan sehingga jika terjadi kesulitan pada jalur tersebut, hubungan akan terputus.
Gambar 6.6 Telnet menggunakan layer TCP.
b. Connectionless-oriented
Hubungan connectionless-oriented yang didukung oleh User Datagram Protocol (UDP) port nomor 17 merupakan bentuk hubungan yang tidak reliable karena tidak memiliki jaminan bahwa pengiriman akan sukses. Penerima tidak mengirimkan kembali tanda terima dan paket-paket tidak diurutkan kembali seperti asalnya. Namun, dibandingkan hubungan connection- oriented, hubungan connectionless-oriented ini mempunyai keunggulan pada penggunaan bandwidth yang efektif karena semua jalur yang tersedia dapat digunakan oleh pemakai lain. Paket yang terkirim dijamin akan diteruskan sampai ke tempat tujuan meskipun terjadi kemacetan karena jalur yang digunakan tergantung dari paket per paket sehingga jika terjadi kemacetan di satu jalur, paket dapat disalurkan melalui jalur yang lain.

(G) Lapisan Session (Session Layer)

Session layer mengizinkan para pengguna dalam sebuah jaringan untuk melakukan hubungan dalam session komunikasi dengan pengguna lainnya. Proses dalam layer adalah untuk membuka, mengatur, dan menutup suatu session antara aplikasi-aplikasi. Di samping sebuah session berguna untuk mengatur metode transport data biasa seperti yang dilakukan oleh transport layer, session juga menyediakan layanan tertentu untuk aplikasi-aplikasi yang mendukung proses terciptanya sebuah session komunikasi.
Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seorang pengguna login atau masuk ke remote time sharing sistem atau untuk memindahkan file dari satu mesin ke mesin lainnya. Fungsi dari layanan session layer yang lainnya adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam mode dua arah pada suatu waktu atau hanya satu arah saja.
Gambar 6.7 Process remote procedure call.
Jika saat lalu lintas bergerak dalam satu arah saja seperti arah gerak kereta api tunggal, session layer juga bertugas membantu untuk menentukan jadwal antrean paket yang dapat melewati saluran pada waktu tertentu. Model layanan ini disebut sebagai management token yang hampir sama cara kerjanya dengan token ring. Pada kasus beberapa protokol, yang paling penting adalah untuk memastikan bahwa kedua sisi antara pengirim dan penerima tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk menjadwalkan proses kegiatan ini, session layer menyediakan banyak token yang dapat diatur jadwal pemakaiannya. Kondisi tersebut berlaku pada peranti yang sedang menggunakan token untuk diizinkan melakukan proses seperti yang dijadwalkan.
Proses pada layanan session lainnya adalah sinkronisasi. Hal ini dapat diibaratkan pada suatu waktu ketika ada proses transfer file berkapasitas besar sehingga memerlukan waktu lebih dari 1 jam dari mesin pengirim ke mesin yang lainnya yang berkedudukan sebagai penerima. Akan ada kemungkinan timbulnya crash akibat bercampurnya proses dan pengiriman paket data yang bersamaan. Apabila aktivitas transfer dibatalkan, akibatnya seluruh transfer harus diulangi lagi dari awal atau bisa saja terjadi kegagalan. Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya masalah ini, session layer dapat memberikan kode atau tanda tertentu pada aliran format paket data tersebut. Dengan demikian, jika terjadi crash, hanya data yang berada sesudah tanda tersebut yang akan ditransfer ulang. Protokol yang berfungsi pada lapisan session ini antara lain adalah NFS, NETBEUI, RPC, SQL, X Windows Sistem, Apple Talk Session Protocol (ASP), dan Digital Network Architecture Session Control Program (DNASCP).

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan III)
1. Apa fungsi lapisan transport dalam layer OSI?
2. Jelaskan cara kerja session layer.
3. Apa perbedaan connection-oriented dengan connectionless-oriented?
4. Apa yang Anda ketahui tentang RPC?
B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik III)
Prasyarat: Guru menyediakan server Linux yang telah terpasang paket aplikasi SSH dan terkoneksi jaringan laboratorium.
1. Buat kelompok dengan anggota maksimal sebanyak tiga siswa.
2. Kelompok mengunduh dan memasang aplikasi putty.exe
3. Komputer klien dalam kelompok dikoneksikan dengan server Linux.
4. Login dengan user dan password ke server linux menggunakan koneksi SSH pada port 22 menuju server Linux yang disediakan oleh guru.
5. Lakukan manajemen direktori dan buat file yang berisi biodata anggota kelompok.
6. Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi terhadap hasil praktik yang Anda kerjakan.
C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek III)
1. Bentuk kelompok siswa dengan anggota maksimal tiga siswa.
2. Upload sebuah file ke dalam server Linux menggunakan aplikasi WinSCP berdasarkan user password yang diberikan oleh guru.
3. Lakukan capture jaringan selama meng-upload menggunakan aplikasi Wireshark.

(H) Lapisan Presentasi (Presentation Layer)

Presentation layer bertugas untuk memikirkan sebuah pemecahan terhadap penyelesaian umum jika muncul masalah tertentu pada layer sebelumnya. Selain memberikan serana-sarana pelayanan untuk konversi, format, dan deskripsi data, presentation layer juga bekerja dengan file berformat ASCII, EBCDIC, JPEG, MPEG, TIFF, PICT, MIDI, dan Quick Time. Presentation layer tidak mengizinkan seorang pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah yang ada agar tidak berbenturan dengan ketentuan dan prosedur dalam protocol yang telah ditetapkan sebelumnya. Tidak seperti layer di bawahnya yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, presentation layer memperhatikan syntax dan sematik informasi yang dikirimkan.
Gambar 6.8 Kode ASCII file gambar dengan Winhex.
Satu contoh penggunaan layanan presentation adalah encoding data. Pada umumnya pengguna tidak menggunakan string bit biner yang bersifat acak. Para pengguna saling bertukar data seperti alamat, waktu, tanggal, accounting, dan delivery. Biasanya tiap item tersebut dinyatakan dalam bentuk string, karakter, bilangan integer, bilangan floating point, dan strukur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih sederhana.
Terdapat perbedaan antara satu komputer dengan komputer lain dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter seperti ASCII dan Unicode, integer seperti komplemen satu dan komplemen dua, dan lain sebagainya. Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang berbeda agar dapat berkomunikasi, struktur data yang akan ditukarkan dapat dinyatakan dengan cara abstrak sesuai dengan encoding standard misalnya sesuai dengan kode ASCII yang akan digunakan pada saluran. Presentation layer mengatur data struktur abstrak dan mengonversi dari representation yang digunakan pada sebuah komputer menjadi representation standard jaringan, dan atau sebaliknya.

(I) Lapisan Aplikasi (Application Layer)

ada lapisan inilah seorang user atau pengguna langsung bersinggungan dengan komputer khususnya dalam hal pelayanan komunikasi melalui jaringan. Layer ini mempunyai tugas untuk memberikan sarana pelayanan langsung ke user berupa aplikasi-aplikasi dan mengadakan komunikasi dari program ke program antarmesin pengguna jaringan. Apabila pengguna sedang melakukan browsing file pada sebuah file server seperti sistem operasi Linux untuk digunakan sebagai aplikasi pengolah kata, prosesnya akan bekerja melalui layer ini. Demikian pula jika pengguna mengirimkan e-mail, browsing ke interenet, chatting, membuka telnet session, FTP session, SSH session atau membuka web, semua proses tersebut akan dilaksanakan di layer ini. Application layer terdiri atas bermacam- macam protokol.
Sebagai contoh, jika di dunia terdapat ratusan jenis mesin yang bervariasi hardware maupun sistemnya, selanjutnya diperlukan aplikasi yang dapat dioperasikan pada masing-masing node tersebut dengan sistem layout yang berbeda, mempunyai cara urutan penekanan tombol yang berbeda untuk penyisipan dan panghapusan teks, memindahkan sensor, dan sebagainya. Dalam hal ini, application layer yang akan memosisikan diri sebagai sebuah layanan utama dalam melayani pekerjaan tersebut.
Suatu penyelesaian dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut dengan menentukan terminal virtual jaringan abstrak. Tujuannya agar editor dan program-program lainnya dapat ditulis dengan sesuai. Untuk menangani setiap jenis terminal, satu bagian software harus ditulis untuk memetakan fungsi terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Fungsi lainnya
Gambar 6.9 Aplikasi web menggunakan protokol HTTP.
adalah pemisahan file. Sistem file yang satu dengan yang lainnya memilliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan sebagainya.
Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya perbedaan jenis penanganan aplikasi akibat ketidaksamaan sistem hardware maupun OS pada masing-masing terminal yang terhubung jaringan. Tugas tersebut juga merupakan pekerjaan application layer, seperti pada proses pengiriman surat elektronik atau e-mail, kegiatan me-remote terminal dari jarak jauh, dan pencarian suatu lokasi direktori pada server.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan IV)
1. Jelaskan fungsi presentation layer dalam OSI.
2. Tuliskan contoh jenis file yang bekerja pada presentation layer.
3. Jelaskan fungsi aplication layer dalam OSI.
4. Apa yang Anda ketahui tentang HTTP?
B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik IV)
Prasyarat: Guru menyediakan server Linux yang telah terpasang paket aplikasi SSH dan Apache Server yang bekerja pada port 80 dan port 8081 serta terkoneksi jaringan laboratorium.
1. Buat kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa.
2. Kelompok mengunduh dan menginstal aplikasi putty.exe serta web browser seperti Chrome maupun Firefox.
3. Setiap kelompok menganalisa konten web yang tersedia di server baik pada port 80 maupun port 8081.
4. Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi terhadap hasil praktik yang Anda Kerjakan.
C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek IV)
1. Bentuk kelompok siswa dengan anggota maksimal tiga siswa.
2. Lakukan scanning port server Linux menggunakan tool Nmap.
3. Lakukan analisis dan presentasikan hasilnya di depan kelas.

(J) Konversi Bilangan

Mesin komputer mengenal beberapa bilangan, antara lain bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Namun, dalam kasus penghitungan pengalamatan IP lebih dititikberatkan pada bilangan biner dan desimal.
1. Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai dari 0 sampai 9 berturut-turut. Bilangan itu adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Contoh penulisannya adalah 12, 1, dan lainnya.
2.Bilangan heksadesimal yang sering digunakan dalam pengalamatan unik sebuah LAN card atau yang lebih dikenal dengan sebutan MAC address memiliki 16 jenis angka, mulai dari angka 0 sampai F. Bilangan heksadesimal terdiri atas 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili 11, C mewakili 12, D mewakili 13, E mewakili 14, dan F mewakili 15. Contoh penulisan bilangan heksadesimal adalah 17AB.
3. Bilangan biner adalah bilangan yang hanya terdiri atas dua kemungkinan angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut bit yang setiap 1 byte sama dengan 8 bit. Contoh penulisan adalah 110111.
Berikut contoh-contoh soal konversi dari bilangan desimal ke biner.

Contoh

Arti soal tersebut adalah bilangan 100 dalam formasi desimal yang akan dikonversikan ke bentuk biner.
Jawab:
Hasil konversinya adalah 1100100₂

Contoh

Berikut contoh soal konversi bilangan desimal ke heksadesimal.

Contoh


(K) IP Address Versi 4

IP address dalam penggunaannya terdiri atas dua bagian, menunjukkan alamat network atau jaringan, sedangkan host ID mengidentifikasikan alamat host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Syarat terbentuknya sebuah jaringan lokal adalah jaringan harus berada dalam satu kelas IP yang sama, memiliki IP network dan IP broadcast yang sama, serta mempunyai IP host yang berbeda. Untuk menghubungkan dua jaringan dengan ID network yang berbeda, diperlukan router sebagai jembatan penghubungnya. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan untuk pengalamatan IP address karena IP address secara default digunakan dalam keperluan loop-back. ().
2. Larangan menggunakan host ID dengan semua bit-nya diset 1 karena akan diartikan sebagai alamat broadcast pada subnet mask 255.255.255.0. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Contoh host ID yang tidak semua alamat bit-nya diset menjadi 1 adalah 192.168.11.255. Adapun contoh pengalamatannya adalah sebuah Jalan Menur yang memiliki beberapa sub, seperti Jalan Menur Raya, Jalan Menur Raya I, dan seterusnya. Pengiriman paket menuju alamat ini akan menyebabkan paket ini diketahui oleh seluruh anggota network tersebut.
3.Sebuah network ID dan host ID tidak boleh dikonfigurasikan pada bit 0 semua seperti 0.0.0.0 karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Sebagai contoh 10.0.0.0 karena dianggap alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk merujuk pada suatu jaringan dan tidak dapat menunjukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network yang berarti dalam satu network tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama karena dapat menyebabkan benturan data atau terjadinya perebutan IP yang berakibat terputusnya sambungan ke jaringan.
Berikut akan dijelaskan susunan range aturan kelas IP address sesuai standar internasional.

Kelas A
Format : 0xxxxxxx . XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Bit pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit
Panjang Host ID: 24 bit
Byte pertama : 0-127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan).
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126. xxx.xxx. XXX
Jumlah IP : 16.777.214 IP address di setiap kelas A.
Deskripsi : diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar.

Kelas B
Format : 10 XXXXXX . XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Bit pertama : 10
Panjang Net ID: 16 bit
Panjang Host ID: 16 bit
Byte pertama : 128-191
Jumlah : 19.384 kelas B.
Range IP : 128.0.xxx.xxx - 191. 155. xxx. XXX
Jumlah IP : 65. 532 IP address di setiap kelas B.
Deskripsi : dialokasikan untuk jaringan jumlah besar dan sedang.

Kelas C
Format : 110 xxxxx. XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit
Panjang Host ID: 8 bit
Byte pertama : 192-223
Jumlah : 2.097 kelas C.
Range IP : 1.xxx.xxx . xxx sampai 223. 255.255. xxx
Jumlah IP : 254. IP address di setiap kelas C.
Deskripsi : digunakan untuk jaringan berukuran kecil.


Kelas D
Format : 1110 xxxx. XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Bit inisial : 224-247
Deskripsi : digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112).

Kelas E
Format : 1111 xxxx.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Bit pertama: 1111
Bit cadangan : 28 bit
Bit inisial : 248-255
Deskripsi : dicadangkan untuk keperluan eksperimen.

Metode classess addressing (menyediakan rentang IP address dalam notasi Classess Inter Domain Routing (CIDR)) bertujuan untuk mengatur sistem pengalamatan IP address yang yang merujuk pada jaringan secara lebih spesifik disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan prefix atau CIDR suatu kelas IP address digunakan tanda garis miring () diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang angka network prefix ini dalam bit.
Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 10.10.10.10/16, berarti prefix-nya adalah 16 yang juga berarti bahwa subnet mask untuk IP address tersebut adalah 255.255.0.0 meskipun secara default untuk kelas A subnet mask-nya adalah 255.0.0.0. Kondisi demikian berdampak pada jumlah penyediaan IP address untuk host atau terminal yang semakin berkurang seiring penggunaan subnet tersebut. Menurut penggunaannya, IP address dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.

1. IP Public
IP public adalah IP yang dikenal diseluruh jaringan internet di dunia.

2. IP Private
IP private adalah IP address yang secara khusus tidak digunakan dalam penomoran alamat komputer karena sengaja dicadangkan sehingga hanya dapat digunakan dalam jaringan lokal dengan cara menyisakan blok berikut tiga dari ruang alamat IP untuk internet (jaringan lokal).
Berikut pedoman yang harus diperhatikan ketika memberikan sebuah alamat IP private untuk jaringan lokal.
a. 0.0.0.0/80.0.0.1 sampai dengan 0.255.255.254 dengan jumlah hosts untuk tiap jaringan adalah 16.777.214.
b. 10.0.0.0/8 10.0.0.1 sampai dengan 10.255.255.254 dengan jumlah hosts untuk tiap jaringan adalah 16.777.214.
c. 127.0.0.0/8 → 127.0.0.1 sampai dengan 127.255.255.254 dengan jumlah host untuk tiap jaringan adalah 16.777.214.
d. 172.16.0.0/12 172.16.0.1 sampai dengan 172.31.255.254 dengan jumlah hosts untuk tiap jaringan adalah 1.048.574 (private internet).
e. 192.0.2.0/24-192.0.2.1 sampai dengan 192.0.2.254 dengan jumlah hosts untuk tiap jaringan adalah 254.
f. 192.168.0.0/16 192.168.0.1 sampai dengan 192.168.255.254 dengan jumlah hosts untuk tiap jaringan adalah 65.534 (private internet).
g. 169.254.0.0/16 169.254.0.1 sampai dengan 169.254.255.254 dengan jumlah hosts untuk tiap jaringan adalah 65.534.
Sebagai tambahan catatan adalah bahwa semua range pengalamatan IP address kelas D dan E dapat digunakan untuk IP address jaringan lokal karena IP ini tidak digunakan sebagai IP publik di internet. Di samping itu, perlu diketahui juga bahwa alamat IP antara 169.254.0.0 hingga 169.254.255.255 disediakan untuk Automatic Private IP Addressing. IP Address ini tidak boleh digunakan di internet. Biasanya untuk LAN menggunakan 192.168.0.1, 192.168.0.2, dan seterusnya dengan subnet mask 255.255.255.0 ketika menetapkan alamat IP statis untuk komputer di Local Area Network kecil (LAN). Jika terdapat sebuah server DHCP yang menyediakan pengalamatan IP secara otomatis, pada jaringan harus diatur pengonfigurasiannya sehingga tidak mengganggu konfigurasi IP statis yang diterapkan pada masing- masing komputer klien.

Berikut contoh penghitungan alamat IP.


(L) Subnetting

Proses penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua metode. Metode pertama adalah pengonversian binary terlebih dahulu yang membutuhkan waktu lama. Metode kedua menggunakan dengan teknik yang agak cepat. Sebenarnya teknik penghitungan tentang subnetting harus memperhatikan beberapa hal, yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, dan alamat host maupun alamat broadcast.
Format penulisan IP address pada umumnya memenuhi kaidah penulisan, seperti 192.168.1.20 dilengkapi dengan subnet mask-nya seperti 255.255.255.0. Namun, dalam beberapa kasus tertentu khususnya ketika mengonfigurasi IP address pada sistem operasi Linux maupun Keluarga BSD, format penulisan IP address ditulis dengan format 192.168.1.20/24. Artinya bahwa IP address 192.168.1.20 dengan subnet mask 255.255.255.0. Proses penghitungan nilai subnet mask berdasarkan nilai prefix dapat dilihat pada penjelasan sebelumnya. Selanjutnya adalah teknik untuk menentukan subnet mask agar dapat digunakan untuk melakukan subnetting. Perhatikan tabel berikut.
Berikut contoh pengalamatan IP address.


(M) IP Address Versi 6

1. Kelebihan IPv 6
Sejarah jaringan komputer bermula dari proyek Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) yang disponsori oleh Departemen Pertahanan Amerika dengan tujuan meningkatkan kemampuan komunikasi militernya. Awalnya menggunakan nama protokol NCP atau Network Control Program yang berubah menjadi TCP/IP menggunakan IP address versi 4 yang hanya mampu menopang jumlah pengguna kurang lebih 4 miliar. Karena mulai kehabisan pengalamatan dengan versi 4, mulai dirancang pengalamatan menggunakan IP versi 6 yang dikeluarkan sekitar tahun 1999.
Perbedaan utama antara IPv6 dengan IPv4 adalah jumlah bit yang digunakan, yaitu sebanyak 128 bit. Jika dihitung menggunakan teknik pangkat, dapat menghasilkan rumus 2128 atau sama dengan menghasilkan banyaknya alamat komputer sebanyak 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456. Kelebihan IPv6 adalah sebagai berikut.
a. Jumlah pengalamatan komputer klien yang terhubung dalam jaringan menjadi lebih banyak dibandingkan pengalamatan dengan metode IPv4 yang hanya bisa menjangkau sebanyak 4 miliar host.
b. Metode transmisi data dengan protocol IP sangat rentan dilakukan capturing sehingga mudah sekali dilakukan pembacaan jika tidak dilakukan enkripsi. Oleh karena itu, diperlukan protokol IPSec yang sering diterapkan pada VPN sebagai teknik komunikasi. Pada IPv4 harus menambahkan konfigurasi tambahan pada router dan terminal klien. Adapun pada IPv6, protokol IPSec sudah menjadi bagian penting dalam penerapannya sehingga tidak perlu melakukan update atau penambahan protokol ini.
c. IPv6 tidak mengenal teknik routing sehingga setiap perangkat yang tersambung dengan jaringan dapat langsung terdeteksi.
d. Pada proses penanganan packet fragmentation, IPv6 lebih efisien karena perangkat router tidak melakukan pemotongan paket melainkan diteruskan secara langsung ke alamat tujuan.
e. Tidak mengenal metode broadcast seperti dalam IPv4.
f. Menggunakan metode Geographic Assignment of Address, Internet Corporation for Assigned and Numbers (ICANN) atau teknik alokasi IP berdasarkan regional atau wilayah seperti benua, provider hingga pada sisi klien.
g. Jaminan garansi transfer data yang lebih baik (QoS).

2. Metode Pengalamatan IPv6
Berikut adalah karakteristik dan pengaturan dalam penulisan alamat IPv6.
a. Berbeda dengan IPv4 yang menggunakan sistem bilangan. desimal (0-9), IPv6 menggunakan format bilangan heksadesimal (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F).
b.Setiap segment hextet dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
c. Menggunakan format penulisan 128 bit yang dibagi dalam 8 blok segment bilangan heksadesimal (hextet).
Tabel 6.3 Hextet.
d. Setiap hextet mengandung 4 heksadesimal digit atau yang disingkat hexit. Satu hexit mempunyai nilai yang sama dengan 4 bit. Dengan demikian, setiap segment hextet memiliki jumlah 16 bit.
Berikut contoh menentukan segment hextet.

Contoh

e. Pada dasarnya, penulisan IPv6 terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu sebagai berikut.

1) 64 bit pertama merupakan pengalamatan untuk network atau sering disebut dengan prefix (network atau subnet address) sebagai informasi routing global.
2) 64 bit kedua merupakan ID untuk host atau terminal klien yang menjadi alamat interface jaringan.
3) Penulisan IP menjadi 2001:0da8:78ef:82c1:6eff:fe59:2e43:ff45/64.
4) Dengan demikian, prefix dari IP tersebut adalah 2001:0da8:78ef:82c1:0000: 0000: 0000: 0000/64 atau bisa disingkat menjadi 2001:0da8:78ef:82c1::/64.
f. Penulisan angka nol di depan hextet dapat dihilangkan. Contohnya adalah sebagai berikut.
g. Jika dalam penulisan IP versi 6 terdapat hextet dengan komposisi hexit bernilai 0 semua, penulisannya dapat disingkat menjadi 0. Contohnya adalah sebagai berikut.
h. Jika terdapat dua nilai hextet bernilai 0 dan berdekatan satu sama lain, penulisannya dapat diganti dengan tanda double colon: sebagai contoh berikut.

3. IPv6 Address Type
Dalam perkembangannya, IPv6 dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Unicast
Jenis IPv6 unicast address digunakan untuk komunikasi antara sebuah perangkat dengan perangkat lainnya.

Gambar 6.10 Unicast.
Dalam unicast, hanya perangkat yang tersambung yang dapat berkomunikasi, sedangkan perangkat lain yang tidak terkoneksi dalam unicast tidak dapat mendengarkan transmisi data tersebut. Unicast address dalam IPv6 dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Global unicast
Global unicast merupakan alamat yang dipakai untuk berkomunikasi di internet. Jenis ini memiliki fungsi dan kegunaan sama seperti IP Public dalam IPv4. Global unicast IP diatur dan dikelola oleh badan RIR atau Regional Internet Registry. Sementara itu, di wilayah Indonesia diatur oleh badan yang bernama APNIC kemudian didistribusikan pada ISP atau provider penyedia sambungan internet dan selanjutnya diberikan pada para pelanggan mereka. Biasanya global unicast menggunakan prefix /32.
2. Link local address
Link local address merupakan IP yang digunakan untuk komunikasi unicast yang bersifat link local sehingga tidak dapat melewati perangkat router. Blok alamat IPv6 jenis ini selalu dimulai dengan fe80::/10 yang menjadi syarat mutlak agar IPv6 dapat digunakan. Jika IP link ini tidak ada, IPv6 tidak dapat berfungsi.
Perhatikan informasi dengan baris kode inet6 fe80::1a4f:32ff:fe59:8833/64 scope link. Baris ini merupakan alamat Unicast Link Local IPv6 yang digunakan sebagai neighbor discovery untuk mencari keberadaan router. Selain itu, link local IPv6 juga dipakai dalam protocol dynamic routing OSPFv3.
3. Unique local address
Unique local address jenis ini memiliki blok segment yang dimulai dengan alamat fc00::/7. Jenis ini sering digunakan untuk jaringan yang bersifat lokal. IP jenis ini memiliki kesamaan fungsi dengan IP Private pada IP versi 4.
b. Multicast
Multicast merupakan jenis komunikasi satu ke banyak atau banyak ke banyak. Sebagai contoh, sebuah perangkat komputer dengan IPv6 berhubungan dengan banyak komputer dalam sebuah grup.
Gambar 6.11 Multicast.
Teknik komunikasi multicast ini sering diimplementasikan dalam program televisi kabel. Blok alamat yang digunakan adalah ff00::/8.
C. Anycast
Anycast merupakan komunikasi sebuah perangkat terhadap perangkat lain dalam sebuah grup seperti dalam anggota grup. Konsep sederhananya adalah IP address anycast merupakan IP address yang sama tetapi ditempatkan pada lokasi atau host berbeda.
Sebagai contoh ketika Anda melakukan permintaan layanan DNS terhadap server www.smkbisa.net dengan IP address 2001:0da8:78ef:82c1::0:ff45. Namun, pada saat yang sama ada user dari Inggris yang juga melakukan request pada IP address 2001:0da8:78ef:82c1::0:ff45 dengan alamat server www.england-trial.com. Dengan demikian, terdapat 2 buah IP address yang sama tetapi berbeda server. Selain itu, IP anycast dapat dimanfaatkan sebagai failover dalam sebuah router yang menjalankan fungsi load balancing. Oleh karena itu, dalam teknik penerapan IPv6 tidak mengenal teknik komunikasi broadcast.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan V)
1. Jelaskan struktur layer dalam protokol OSI lengkap dengan gambarnya.
2. Jelaskan karakteristik dari protokol.
3. Tuliskan karakteristik IP address kelas A.
4. Tuliskan karakteristik IP address kelas B.
5. Tuliskan karakteristik IP address kelas C.
6. Diketahui sebuah IP address 172.16.0.100/25.
Ditanyakan:
a. Apa subnet-nya?
b. Kelas berapakah IP address tersebut?
c. Apa alamat network-nya?
d. Apa alamat broadcast-nya?
e. Apa alamat host-nya?
f. Jika dilakukan subnetting dengan prefix /25, berapakah jumlah network yang terbentuk? Berapakah jumlah host untuk tiap network-nya?
g. Tuliskan range IP address tiap network-nya.
B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik V)
Prasyarat: Guru menyediakan server Linux yang telah terpasang paket aplikasi DHCP Server dan terkoneksi jaringan laboratorium.
1. Buat kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa.
2. Koneksikan komputer kelompok Anda dengan jaringan lokal yang terhubung dengan DHCP Server.
3. Periksa komputer tersebut apakah sudah mendapatkan IP Address dari DHCP Server.
4. Berapakah IP address tersebut? Jelaskan dengan detail informasi tentang IP address tersebut.
5. Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi terhadap hasil praktik yang Anda kerjakan.
C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek V)
Prasyarat: Guru menyediakan server Linux yang telah terpasang paket aplikasi DHCP Server menggunakan IPv6 dan terkoneksi jaringan laboratorium.
1. Buat kelompok dengan anggota maksimal tiga siswa.
2. Koneksikan komputer kelompok Anda dengan jaringan lokal yang terhubung dengan DHCP server.
3. Periksa komputer tersebut apakah sudah mendapatkan IP address dari DHCP Server.
4. Berapakah IP address tersebut? Jelaskan dengan detail informasi tentang IP address tersebut.
5. Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi terhadap hasil praktik yang Anda kerjakan.

Rangkuman

1. Standardisasi jaringan bermula dari kebutuhan Departemen Pertahanan Amerika (DoD) yang menginginkan terkoneksinya beberapa cabang militer dalam sebuah sambungan yang dapat terhubung dan saling berbagi komunikasi.
2. Advanced Research Project Agency (ARPA) yang selanjutnya berubah nama menjadi Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA) merupakan lembaga riset yang disponsori DoD dalam membangun sebuah protokol TCP/IP sebagai cikal bakal lahirnya standardisasi jaringan selanjutnya.
3. International Standard Organization (ISO) mengeluarkan suatu model layer yang menjadi tahapan proses pengiriman dan penerimaan data dalam jaringan komputer yang terbagi menjadi tujuh layer. Model ini dikenal sebagai referensi model OSI (Open Standard Interconnection).
4. Layer OSI terbagi menjadi tujuh bagian, yaitu application, presentation, session, transport, network, data link, dan physical.
5. IPv4 menggunakan format 32 bit dan terbagi menjadi 5 kelas.
6. IPv6 menggunakan format 128 bit, tidak dibagi dalam kelas akan tetapi dibedakan menjadi tiga jenis IP address, yaitu unicast, multicast, dan anycast.

Ulangan Akhir Bab 6

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.
1. Berikut yang bukan prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh ketujuh layer OSI ketika melewatkan sebuah paket data dalam berkomunikasi adalah ....
a. sebuah layer harus ditentukan apabila tingkat abstraksi dan fungsi yang berbeda-beda pada pelayanannya
b. setiap layer harus mempunyai kegunaan dalam hal tertentu secara khusus yang setiap layer harus saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lainnya
c. manfaat setiap layer harus ditentukan melalui proses yang rumit dan
dengan ketelitian tinggi sesuai dengan ketentuan standar protokol internasional
d. batasan kerja dan area operasi dalam layer diusahakan supaya memperkecil aliran informasi yang melewati interface
e. Setiap layer memiliki fungsi dan tugas yang independen sehingga tidak memiliki keterkaitan dengan layer lainnya
2. Berikut yang bukan jenis protokol yang bekerja pada layer aplikasi OSI adalah ...
a. DNS
b. FTP
c. POP
d. SSH
e. HTTP
3. Protokol yang memiliki fungsi untuk melakukan remote dan akses jarak jauh terhadap sebuah mesin komputer adalah
a. TFTP
b. FTP
c. HTTP
d. HTTPS
e. telnet
4. Prosedur yang memungkinkan sebuah komputer klien melakukan remote desktop secara penuh adalah ....
a. SSH
b. RPC
c. telnet
d. HTTP
e. FTP
5. Pertukaran data dalam sebuah Domain Name System (DNS) menggunakan protokol
a. TCP
b. UDP
c. telnet
d. network
e. ICMP
6. Protokol dalam layer network yang bertugas untuk menetapkan lintasan routing ketika mentransfer data adalah ....
a. IP
b. TCP
c. ARP
d. RARP
e. UDP
7. Port default akses remote menggunakan aplikasi SSH adalah ....
a. 80
b. 3128
c. 8080
d. 21
e. 22
8. Subnet mask dari IP address 173.34.10.5/25 adalah ....
a. 255.255.0.0
b. 255.255.128.0
c. 255.255.255.0
d. 255.255.255.128
e. 255.255.255.192
9. Protokol yang berfungsi untuk mendapatkan informasi hardware berdasarkan pengalamatan IP address adalah ....
a. IP
b. TCP
c. ARP
d. RARP
e. UDP
10. Jenis IP versi 6 yang digunakan untuk komunikasi terhadap salah perangkat yang menjadi anggota grup jaringan disebut sebagai ....
a. multicast
b. unicast
c. anycast
d. broadcast
e. bandwidth

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.
1. Diketahui sebuah IP address 172.16.0.100/28. Ditanyakan:
a. Berapakah subnet-nya?
b. Kelas berapakah IP address tersebut?
c. Berapakah alamat network-nya?
d. Berapakah alamat broadcast-nya?
e. Berapakah alamat host-nya?
f. Jika dilakukan subnetting dengan prefix /25, berapakah jumlah network yang terbentuk? Berapakah jumlah host untuk tiap network-nya?
g. Tuliskan range IP address tiap network-nya.
2. Apa perbedaan OSI dengan DoD?
3. Jelaskan tipe IPv6 yang Anda ketahui.
4. Tuliskan dan jelaskan jenis layer OSI.
5. Tuliskan dan jelaskan jenis-jenis protokol yang bekerja di physical layer.
6. Tuliskan jenis-jenis protokol yang bekerja di network layer.
7. Jelaskan perbedaan hub dengan Switch.
8. Apa perbedaan antara IPv4 dengan IPv6? Jelaskan.
9. Apa perbedaan connection oriented dengan connectionless oriented?
10. Apa yang Anda ketahui tentang RPC?

C. Praktik
Lakukan identifikasi jenis-jenis protokol dalam layer OSI di komputer Anda, kemudian isikan spesifikasinya di tabel berikut.

0 komentar: