phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

Sistem Komputer - Multiplexer, Decoder, dan Register (BAB 4) (Kelas X)


(BAB 4) (Kelas X)
Sistem Komputer - Multiplexer, Decoder, dan Register 


Kompetensi Dasar
3.4 Mengklasifikasikan rangkaian Multiplexer, Decoder, dan Register.
4.4 Mengoperasikan aritmetika logika pada Arithmetic Logic Unit (Multiplexer, Decoder, dan Register).

Pendahuluan

Bagaimana caranya sebuah proses perkalian 3 x 3 pada aplikasi kalkulator komputer dapat diselesaikan? Perlu diingat bahwa komputer hanya mengenal 2 jenis input, yaitu 0 dan 1. Komputer sendiri tidak pernah mengenal bilangan berbasis desimal. Proses yang terjadi pada komputer saat memproses suatu input seperti angka 3 yang diketikkan pada keyboard merupakan nilai ASCII (kode yang digunakan pada keyboard) angka 3 yang dikonversikan terlebih dahulu menjadi biner. Setelah itu, nilai ASCII angka 3 akan diproses dalam sistem digital dan selanjutnya dikonversi kembali ke dalam bentuk desimal untuk ditampilkan dalam bentuk angka desimal 3 pada output device, yaitu monitor. Setelah itu, dilakukan proses perkalian (dengan cara penjumlahan menggunakan komplemen) hingga mendapatkan hasil 9. Selanjutnya, nilai 9 dalam bentuk biner dikonversi kembali ke dalam kode ASCII untuk akhirnya ditampilkan sebagai angka 9 pada monitor. Rangkaian proses tersebut memerlukan rangkaian encoder, decoder, multiplexer, flip-flop, dan counter.

(A) Encoder

Sebuah nilai data yang dimasukkan ke dalam komputer melalui perangkat input seperti keyboard akan diterjemahkan terlebih dahulu dalam bentuk biner. Proses tersebut dilakukan karena hanya nilai berbasis biner saja yang dapat dikenali dan dioperasikan oleh processor. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan rangkaian digital yang dapat mengkodekan nilai desimal menjadi biner yang dikenal dengan istilah encoder.

Tugas dari sebuah rangkaian encoder berlawanan dengan rangkaian decoder. Rangkaian encoder hanya menerima sebuah nilai masukan (input) pada prosesnya. Selanjutnya, nilai masukan (input) tersebut akan diubah menjadi kode-kode biner pada hasil keluaran (output). Salah satu jenis sistem kode yang sering digunakan dalam rangkaian digital encoder adalah sistem binary- coded decimal (BCD). Dengan sistem BCD, setiap nilai masukan (input) desimal akan dikonversikan atau disandikan dalam bentuk kombinasi 4-bit biner. Kombinasi tersebut merepresentasikan nilai desimal dari angka 0 sampai 9 atau yang lebih dikenal dengan Echte Tetraden (8421 code) sebagai bagian kode biner yang dapat digunakan sebagai BCD.

Setiap masukan (input) berupa penekanan tombol karakter yang berbentuk desimal akan diubah menjadi bentuk kode BCD oleh rangkaian encoder. Ilustrasi proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Berdasarkan Tabel 4.1, rangkaian encoder akan menghasilkan sandi dari nilai desimal 9 menjadi kombinasi ABCD = 1001 dengan A sebagai MSB dan D berada dalam posisi LSB. Jika digambarkan dalam bentuk rangkaian gerbang logika yang hanya mengizinkan satu masukan (input) data pada saat proses, rangkaian gerbang logika akan tampak seperti Gambar 4.3.

Berdasarkan Gambar 4.3, poin 1 sampai 9 mewakili tombol desimal dari 1 sampai 9. Sementara itu, poin A, B, C, dan D mewakili nilai keluaran (output) dalam bentuk kombinasi BCD. Dalam rangkaian tidak disediakan masukan (input) untuk angka O desimal, karena untuk mendapatkan nilai ABCD=0000, cukup memasukkan input bernilai 0 pada semua poin. Untuk melakukan pengujian rangkaian, ikuti petunjuk pada contoh berikut.

Contoh

Membuat rangkaian logika encoder BCD dengan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
1. Jalankan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
2. Buat rangkaian digital yang terdiri atas komponen-komponen berikut.
a. Sumber tegangan +Vcc dan ground.
b. 10 switch dan ubah property value key setiap switch menjadi 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 yang mewakili nilai masukan (input) tombol desimal.
c. 4 gerbang logika OR.
d. 4 probe yang mewakili nilai BCD dengan ketentuan jika probe menyala, berarti saluran tersebut bernilai high atau true (1), dan sebaliknya.
e. Komponen Oscilator yang berfungsi mengalirkan arus ke massa dan menampilkan grafik arus listrik.
3. Rangkai komponen-komponen tersebut menjadi bentuk seperti berikut.
4. Lakukan pengujian rangkaian terhadap kebenaran (Tabel 4.1) dengan menekan tombol switch secara bergantian. Perhatikan lampu probe yang menyala sesuai dengan ketentuan kombinasi BCD atau tidak.

5. Jika rangkaian logika encoder diimplementasikan menggunakan rangkaian IC 7432, rangkaian akan tampak seperti berikut.

(B) Decoder

Hasil penyandian desimal menjadi biner dalam format BCD akan diproses oleh CPU. Setelah itu, hasilnya akan ditampilkan melalui peranti output, seperti monitor, printer, dan alat peraga 7 segment display. Nilai dalam format BCD yang dihasilkan oleh CPU tidak dapat dibaca oleh pengguna (manusia) karena bentuk formatnya yang tidak lazim. Oleh karena itu, perlu diubah dalam bentuk desimal menggunakan rangkaian decoder. Ilustrasi proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.6.


1. Biner ke BCD

Metode ini akan menyandikan bentuk biner menjadi sebuah urutan sistem BCD.


Keterangan:

S0 merupakan posisi satuan ke-0 bernilai 1 dalam format BCD.
S1 merupakan posisi satuan ke-1 bernilai 2 dalam format BCD.
S2 merupakan posisi satuan ke-2 bernilai 4 dalam format BCD.
S3 merupakan posisi satuan ke-3 bernilai 8 dalam format BCD.
P0 merupakan posisi puluhan ke-0 bernilai 1 dalam format BCD.
P1 merupakan posisi puluhan ke-1 bernilai 2 dalam format BCD.
P2 merupakan posisi puluhan ke-2 bernilai 4 dalam format BCD.
P3 merupakan posisi puluhan ke-3 bernilai 8 dalam format BCD.

Sebagai contoh, nilai desimal 15 (puluhan bernilai 1 dan satuan bernilai 5) yang memiliki bentuk format biner = 1111 jika disandikan dalam bentuk BCD menjadi 0001 0101. Jika tabel 4.2 disederhanakan menggunakan teknik Karnaugh map, akan dihasilkan persamaan logika sebagai berikut.


Posisi P3, P2, dan P1 tidak menghasilkan nilai 1 atau posisi high sehingga tidak memerlukan rangkaian logika khusus untuk melakukan proses digitalnya. Bentuk rangkaian logika dari persamaan logika biner ke BCD adalah sebagai berikut.


Contoh

Membuat rangkaian logika decoder biner ke BCD dengan aplikasi simulasi Electronics
Workbench.
1. Jalankan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
2. Buat rangkaian digital yang terdiri atas komponen-komponen berikut.
a. Sumber tegangan +Vcc.
b. 4 switch dan ubah property value key setiap switch menjadi A, B, C, dan D yang mewakili posisi nilai biner.
c. 3 gerbang logika OR, sebuah gerbang inverter, dan 7 gerbang logika AND.
d. 8 probe yang mewakili nilai BCD dengan ketentuan jika probe menyala, berarti saluran tersebut bernilai high atau true (1), dan sebaliknya.
3. Rangkai komponen-komponen tersebut menjadi bentuk seperti berikut.


4. Lakukan pengujian rangkaian terhadap kebenaran (Tabel 4.2) dengan menekan tombol switch (A, B, C, D) sesuai kombinasi dalam tabel. Perhatikan lampu probe yang menyala sesuai dengan ketentuan kombinasi BCD atau tidak.

2. BCD ke Desimal

Keluaran (output) data dalam format BCD masih sulit dipahami oleh manusia. Oleh karena itu, perlu disandikan atau diubah kembali menjadi bilangan desimal. Rangkaian ini sering dikenal sebagai rangkaian decoder BCD ke desimal. Jadi, dibutuhkan empat saluran masukan (input) yang terdiri atas A, B, C, dan D dengan A adalah MSB, sedangkan D merupakan posisi LSB.


Fungsi terminal Strobe adalah untuk mengaktifkan proses decoder. Jika Strobe bernilai 1, proses akan aktif. Namun, jika Strobe bernilai 0 (low), proses logika akan berhenti. Perhatikan gambar rangkaian logika decoder BCD ke desimal dengan 4 saluran (1 sampai 4) berikut.

Contoh

Membuat rangkaian logika decoder BCD ke desimal saluran 1 sampai 4 dengan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
1. Jalankan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
2. Buat rangkaian digital yang terdiri atas komponen-komponen berikut.
a. Sumber tegangan +Vcc.
b. 5 switch dan ubah property value key setiap switch menjadi A, B, C, D, dan E yang mewakili posisi nilai BCD,
c. 4 gerbang logika NAND dan inverter (NOT).
d. 4 probe yang setiap probe mewakili saluran nilai desimal. Sebagai contoh probe pertama (jika menyala) menunjukkan nilai 1 dan seterusnya.
3. Rangkai komponen-komponen tersebut menjadi bentuk seperti berikut.
4. Lakukan pengujian rangkaian terhadap kebenaran (Tabel 4.3) dengan menekan tombol switch (A, B, C, D) sesuai kombinasi dalam tabel (desimal 1 sampai 4). Perhatikan lampu probe yang menyala sesuai dengan ketentuan kombinasi BCD atau tidak.


3. BCD ke Seven Segment Display

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita melihat sebuah tampilan display digital, misalnya pengukuran suhu, jam, alarm, dan lain-lain. Pada dasarnya, display tersebut merupakan LED (Light Emiting Dyode) yang memiliki tujuh segmen, yaitu a, b, c, d, e, f, dan g.

Ketujuh segmen tersebut dapat menampilkan angka 0 sampai 9 dengan mematikan beberapa segmen LED sebagai berikut.

Berdasarkan Tabel 4.4, setelah disederhanakan menggunakan Karnaugh Map, diperoleh persamaan logika sebagai berikut.
Kamaugh Map atau sering disebut K-Map merupakan teknik penyederhanaan fungsi logika dengan cara pemetaan.

Contoh

Membuat rangkaian logika decoder BCD ke seven segment display dengan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
1. Jalankan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
2. Buat rangkaian digital yang terdiri atas komponen-komponen berikut.
a. Sumber tegangan +Vcc dan ground.
b. 4 switch dan ubah property value key setiap switch menjadi A, B, C, dan D yang mewakili posisi nilai BCD.
c. 9 gerbang logika AND dan 7 gerbang logika OR.
d. 7 probe dengan setiap probe mewakili output a, b, c, d, e, f, dan g.
e. Sebuah osilator.
f. Sebuah komponen seven segment display. Untuk menambahkan komponen ini, klik komponen Indicators, lalu klik dan drag komponen seven segment display ke area kerja sehingga muncul tampilan berikut.
3. Rangkai komponen-komponen tersebut menjadi bentuk seperti berikut.
4. Lakukan pengujian rangkaian terhadap kebenaran (Tabel 4.4) dengan menekan tombol switch (A, B, C, dan D) sesuai kombinasi dalam tabel (0 sampai 9). Perhatikan lampu probe yang menyala sesuai dengan ketentuan kombinasi BCD atau tidak.

Rangkaian logika BCD ke seven segment display dalam implementasinya seringkali menggunakan IC 7447. Dengan demikian, rangkaian decoder-nya menjadi lebih sederhana.
Keterangan pin pada IC 7447 adalah sebagai berikut.
• Pin 16 merupakan sambungan ke sumber tegangan (Vcc) 5 volt.
• Pin 7, 8, 1, dan 2 digunakan sebagai sambungan input data BCD yang terdiri atas A, B, C, dan D.
• Pin 9 sampai 15 merupakan keluaran (output) dari IC menuju seven segment display yang terdiri atas a, b, c, d, e, f, dan g.
• Pin 8 merupakan sambungan ground.
• Pin 3 merupakan jalur LT (Lamp Test) yang berfungsi untuk menyalakan semua lampu LED pada peranti seven segment display. Jalur LT akan aktif jika diberikan logika low.
• Pin 5 merupakan jalur RBI (Ripple Blanking Input) yang bertugas untuk menahan sinyal input.
• Pin 4 merupakan jalur RBO (Ripple Blanking Output) yang bertugas menahan keluaran (output) data menuju ke peranti seven segment display.

Dalam implementasinya, ketiga jalur pengontrol (LT, RBO, dan RNO) harus dalam kondisi aktif agar data input BCD masuk ke dalam logika IC 7447 dan diproses sesuai kondisi logika input data BCD. Berikut adalah rangkaian decoder BCD ke seven seg- ment display dengan IC 7447.

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I)
1. Jelaskan pengertian encoder.
2. Jelaskan pengertian decoder.
3. Apa perbedaan MSB dengan LSB?
4. Jelaskan perbedaan standar BCD dengan BCH.

B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik 1)
Buat rangkaian logika BCD ke desimal saluran 1 sampai 4 menggunakan aplikasi EWB.

C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek I)
Buat rangkaian decoder BCD ke seven segment display dengan IC 7447 menggunakan aplikasi EWB.

C. Multiplexer

Multiplexer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi menghasilkan output dari beberapa pilihan data yang di-input-kan. Multiplexer dapat dikatakan sebagai sebuah peranti selector. Karakteristik utama perangkat ini adalah terdapat lebih dari satu nilai data yang di-input-kan dan beberapa data selector untuk menghasilkan sebuah keluaran (output). Data input dalam multiplexer (D) bergantung kepada jumlah data selector (S) yang digunakan untuk menghasilkan sebuah output. Berdasarkan ketentuan tersebut, dihasilkan persamaan berikut.
m merupakan banyaknya data selector yang digunakan. Sebagai contoh, dalam sebuah multiplexer terdapat 2 data selector sehingga jumlah maksimal input data yang diproses adalah 22 = 4 data input.
Perhatikan Tabel 4.5. Pada kemungkinan kombinasi dengan data select S, dan S,, nilai data keluaran (output) akan berdasarkan nilai data input jalur D. Berikut ini adalah rangkaian logika multiplexer 4 x 1 (4 input data dengan sebuah output).

Contoh

Membuat rangkaian logika multiplexer dengan 4 input dan sebuah output menggunakan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
1. Jalankan aplikasi simulasi Electronics Workbench.
2. Buat rangkaian logika yang terdiri atas komponen-komponen berikut.
a. Sumber tegangan +Vcc dan ground.
b. 4 switch dan ubah property value key setiap switch menjadi 0, 1, 2, dan 3 yang mewakili posisi nilai input D0, D1, D2, dan D3.
c. 2 switch dan ubah property value key setiap switch menjadi A, B yang mewakili posisi nilai input S0. S1.
d. 4 gerbang logika AND dan 1 gerbang logika OR.
e. 1 probe.
f. Sebuah osilator.
3. Lakukan pengujian kebenaran rangkaian tersebut berdasarkan Tabel 4.5.

D. Demultiplexer

Demultiplexer adalah rangkaian digital yang memiliki tugas berlawanan dengan multiplexer. Demultiplexer hanya menerima sebuah input dalam prosesnya. Jumlah saluran output (O) yang dihasilkan tergantung dari banyaknya saluran data pengendali (S) atau selector line. Untuk itu, diperoleh persamaan berikut.
m merupakan banyaknya data selector yang digunakan. Sebagai contoh, dalam sebuah demultiplexer dengan 2 data selector (pengendali), banyaknya saluran output data yang dihasilkan adalah 22 = 4 saluran output.
Rangkaian logika demultiplexer berdasarkan tabel kebenaran (Tabel 4.6) adalah sebagai berikut.
Dalam penerapannya, rangkaian demultiplexer dapat menggunakan IC 74139, 74155, dan 74154 Gambar 4.19).
Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan II)
1. Jelaskan pengertian multiplexer.
2. Jelaskan pengertian demultiplexer.
3. Jelaskan perbedaan selector dengan data pada rangkaian multiplexer.
4. Tuliskan jenis IC yang dapat digunakan untuk membuat rangkaian demultiplexer.

B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik II)
Buatkan rangkaian IC yang membentuk fungsi multiplexer dengan 4 input dan sebuah output menggunakan aplikasi simulasi Elektronics Workbench.

C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek II)
Desain rangkaian logika demultiplexer 4 output menggunakan aplikasi EWB.

E. Register

Register adalah komponen dalam rangkaian digital yang terdiri atas beberapa elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Fungsi utama register adalah untuk menyimpan nilai data digit yang bersifat sementara. Data dalam register dapat dibaca, digeser posisinya, bahkan dihapus. Sebuah register dapat dibentuk dari rangkaian logika flip-flop secara sekuensial. Jika sebuah flip-flop dapat menyimpan data 1 bit, sebuah register yang terdiri atas n flip-flop mampu menyimpan data sebanyak n bit. Register geser yang terbentuk dari rangkaian serial flip-flop akan memproses (menyimpan) setiap bit data dengan cara menggeser output Q ke flip-flop berikutnya. Proses pergeseran bit ini terjadi pada saat pulsa clock yang dikirimkan ke setiap flip-flop dalam register secara sinkron.
Berdasarkan metode masuknya data, penyimpanan data, dan pengeluaran data di dalam register, metode tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu secara seri dan paralel. Metode seri dilakukan dengan data yang dimasukkan secara beruntun melalui sebuah saluran dan dikeluarkan bit demi bit. Sementara itu, metode paralel adalah proses dengan data yang dimasukkan dan dikeluarkan secara bersamaan. Oleh karena itu, terdapat empat tipe register jika dilihat dari metode transmisinya, yaitu Serial In Serial Out (SISO), Serial In Paralel Out (SIPO), Paralel In Serial Out (PISO), dan Paralel In Paralel Out (PIPO).

1. Serial In Serial Out (SISO)

Pada rangkaian register jenis SISO, setiap data yang masuk akan melewati flip-flop awal. Selanjutnya digeser melewati setiap flip-flop hingga akhir rangkaian flip-flop. Proses pergeseran ini diatur oleh sinyal clock ketika bit data dimasukkan satu persatu. Rangkaian register SISO biasanya terdiri atas rangkaian delay flip- flop (D-FF) seperti Gambar 4.23.

2.Serial In Paralel Out (SIPO)

Berbeda dengan SISO, register ini hanya menerima sebuah bit data masukan (input) pada setiap pulsa clock. Bit data terse- but kemudian digeser setiap terjadi pulsa clock hingga register menjadi penuh dan dapat dibaca di terminal Q untuk dikeluarkan secara bersamaan. Keluaran (output) bit-bit data tersebut jika dikumpulkan dan disusun dapat membentuk sebuah "kata" dari beberapa bit.

3. Paralel In Serial Out (PISO)

Rangkaian register ini akan memasukkan data bit secara serempak menuju flip-flop. Selain itu, data bit tersebut akan dikeluarkan secara seri melalui sebuah saluran pada ujung rangkaian.

4. Paralel In Paralel Out (PIPO)

Data bit akan dimasukkan secara bersamaan menuju terminal D pada setiap flip-flop yang terhubung. Jika terjadi pulsa clock, bit data akan digeser menuju flip-flop berikutnya. Namun, jika tidak terjadi pulsa clock, bit keluaran (output) sama dengan bit masukan (input).

Zona Aktivitas

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan III)
1. Jelaskan pengertian register.
2. Jelaskan perbedaan register SISO, SIPO, PISO, dan PIPO.

B. Tugas Praktikum (Nilai Praktik III)
Gambarkan rangkaian JK-FF dengan kombinasi beberapa gerbang logika menggunakan aplikasi EWB.

C. Tugas Eksperimen (Nilai Proyek III)
Desain rangkaian logika SR-FF dan D-FF menggunakan simbol blok IC pada aplikasi simulasi EWB. Setelah itu, bandingkanlah perbedaan cara kerja kedua rangkaian tersebut

Rangkuman

1. Encoder merupakan rangkaian digital yang berfungsi untuk mengubah nilai desimal menjadi biner.
2.Decoder adalah rangkaian digital yang berfungsi untuk mengubah nilai biner menjadi desimal pada output device sehingga mudah dibaca oleh manusia.
3. Multiplexer berfungsi menghasilkan output dari beberapa pilihan data yang di-input-kan.
4. Demultiplexer adalah rangkaian digital yang memiliki tugas berlawanan dengan multiplexer. 5.Rangkaian memori dalam sirkuit digital terkecil disebut sebagai flip-flop.

Ulangan Akhir Bab 4

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat.

1. Sebuah rangkaian yang menerima sebuah masukan (input) atau lebih berupa bilangan. berbasis desimal dan mengonversinya menjadi biner adalah....
a. Counter
b. encoder
c. decoder
d. multiplexer
e. demultiplexe

2. Kombinasi bilangan biner yang dapat digunakan untuk mewakili nilai desimal dari 0 sampai 9 yang dapat dipergunakan sebagai nilai standar BCD disebut....
a. Echte Tetraden (8421 code)
b. tennary
c. binary
d. BCD
e. BCH

3. Nilai BCD dari bilangan 5 adalah....
a. 1001
b. 1000
c. 0101
d. 0011
e. 0001

4. Sebuah rangkaian yang akan mengubah nilai BCD menjadi sebuah data yang dapat dimengerti manusia, seperti ke dalam bentuk alat peraga 7 segment display adalah
a. counter
b. encoder
c. decoder
d. multiplexer
e. demultiplexer

5. Perhatikan rangkaian berikut.
Rangkaian tersebut merupakan bentuk rangkaian....
a. counter
b. encoder
c. decoder
d. multiplexer
e. demultiplexer

6. IC yang dapat digunakan sebagai decoder BCD ke seven segment display adalah....
a. 7447
b. 7432
c. 7425
d. 7408
e. 7402

7. Komponen elektronika yang berfungsi menghasilkan output dari beberapa pilihan data yang di-input-kan adalah ....
a. counter
b. encoder
c. decoder
d. multiplexer
e. demultiplexer

8. Komponen elektronika yang berfungsi menghasilkan beberapa output dari sebuah nilai input dengan beberapa pilihan data selector yang di-input-kan adalah....
a. counter
b. encoder
c. decoder
d. multiplexer
e. demultiplexer

9. Berikut jenis IC yang dapat digunakan dalam rangkaian demultiplexer adalah....
a. 555
b. 74139
c. 74444
d. 74551
e. 74445

10. Rangkaian register ketika setiap data yang masuk akan melewati flip-flop awal, kemudian digeser melewati setiap flip-flop hingga akhir rangkaian flip-flop merupakan jenis register....
a. SIPO
b. SISO
c. PISO
d. PIPO
e. PICO


B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar.

1. Tuliskan dan jelaskan perbedaan encoder dan decoder.
2. Buatlah tabel kebenaran dari rangkaian multiplexer 4 x 1 berikut.
3. Buatkan tabel kebenaran encoder dari rangkaian logika berikut.
4. Jelaskan pengertian multiplexer dan demultiplexer.
5. Jelaskan bagian-bagian dan fungsi setiap terminal pada IC 7447.

C. Praktik
Rancang dan gambar rangkaian multiplexer dengan tiga buah nilai input data selector.

D. Laporan
Buat laporan dalam bentuk print out tentang analisis dari pengujian rangkaian seven segment display dengan IC 7447 menggunakan aplikasi EWB.

0 komentar: