phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

AIJ - Routing Statis (BAB 4)(Kelas XI)

 


BAB 4
Routing Statis 

A. KOMPETENSI DASAR

3.4 Mengevaluasi routing statis
4.4 Mengkonfigurasi routing statis

B. Prinsip dan Cara Kerja Routing Statis (Static Routing)

Routing merupakan proses untuk menentukan rute yang terbaik (tercepat, terdekat atau biaya yang lebih sedikit) yang harus dilalui oleh paket data dalam suatu internetwork. Router adalah perangkat jaringan yang bekerja pada network layer, yang berfungsimenerima paket dan mengirimkanpada jalur atau rute sesuai dengan tujuannya. Pada saat router menerima paket, routerakan mengecek header paketIP tujuan terlebih dahulu, apakah tujuan paket itu berada pada jaringannya atau tidak dengan caramencocokkanalamat jaringan dan netmask. Jika sesuai dengan alamat jaringan, maka paket akan dikirim langsung ke tujuan. Jika tidak sesuai, maka router akanmengecek tabel routing untukmencari rute yang paling tepat.

Routing statis adalah suatu cara atau metode routing yang dilakukan dengan cara memasukkan rute-rute ke dalam tabel routing secara manual oleh administrator jaringan. Tabel routing ini tidak akan berubah, dan akan selalu dipakai oleh router untuk menjalankan fungsinya. Tabel routing akan berubah jika admin jaringan merubah konfigurasi ini. Routing statis merupakan bentuk sederhana dari suatu routing

Routing statis dalam penerapannya dipakai pada jaringan kecil yang membutuhkan router dalam jumlah yang sedikit dan jarang terjadi perubahan topologi jaringan, sehingga memudahkan admin jaringan dalam mengelola jaringannya. Jika suatu routing statis hanya digunakan untuk menentukan jalur keluar dari router ketika tidak ada rute lain yang tersedia atau diperlukan di tabel routing, maka routing ini disebut dengandefault route.

1. Kelebihan dan kekuranganrouting statis

a. Kelebihan routing statis

1) Paket data yang dikirimkan lebih cepat karena melewati rute yang sudah ditentukan lebih dulu. 
2) Routing statis hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual sehingga jaringan lebih aman. 
3) Jika terjadi kesalahan pada jaringan, deteksi dan isolasi lebih mudah. 
4) Beban kerja router terbilang lebih ringan karena pada saat konfigurasi router hanya melakukan update tabel routing sekali saja. . 
5) Tidak membutuhkan sumber daya (resource) router yang lebih besar (CPU, RAM dan bandwith) 

b. Kekurangan routing statis

1) Metode routing statis mengharuskan konfigurasi pada setiap router dalam jaringan, sehingga membutuhkan waktu lebih lama jika ada banyak router dan jika ada perubahan jaringan, maka konfigurasi ulang juga bisa lama dan tidak efisien. 

2) Konfigurasi yang dilakukan secara manual oleh administrator jaringan berakibat pada resiko atau tingkat kesalahan penulisan konfigurasi lebih tinggi.

3) Jika salah satu jalur rute terputus atau terjadinya suatu hambatan maka router tidak bisa mencari alternatif jalur baru untuk meneruskan paket yang dikirim.

2. Cara kerja routing statis

Secara umum, cara kerja routing statis meliputi dua tahapan, yaitu:

a. Seorang administrator jaringan mengkonfigurasi router dan memasukkan informasi rute ke tabel routing. 
b. Router akan melakukan routing berdasarkan tabel routing yang telah dibuat oleh administrator jaringan. 

Secara sederhana, proses kerja routing statis dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut:

Pada gambar di atas terdapat tiga jaringan yang dihubungkan dengan dua buah router. router Ri memiliki jaringan 10.11.12.0/8, sedangkan router R2 memiliki jaringan 192.168.1.0/24. Kedua router ini dihubungkan dengan jaringan 172.16.1.0/16 yang dihubungkan pada interface etherl pada masing-masing router.

Pada saat router Ri akan menuju ke jaringan 192.168.1.0/24, maka router R1 menggunakan IP address 172.16.1.2 pada router R2 sebagai gateway atau next hop. IP address 172.16.1.2 adalah alamat IP pada interface ether2 pada router R2. Agar router Ri dapat menjangkau jaringan 192.168.1.0/24, maka informasi rute pada router R1 yang dimasukkan ke tabel routing adalah destination address (dst address)=192.168.1.0/24 dan gateway=172.16.1.2. Masukan (entry) pada tabel routing inilah yang dipakai router Ri untuk menuju jaringan 192.168.1.0/24.

Sedangkan router R2 akan menuju ke jaringan 10.11.12.0/8, maka router R2 menggunakan IP address 172.16.1.1 pada router R1 sebagai gateway atau next hop. IP address 172.16.1.1 adalah alamat IP pada interface ether2 pada router R1. Agar router R2 dapat menjangkau jaringan 10.11.12.0/8, maka informasi rute pada router R2 yang dimasukkan ke tabel routing adalah destination address (dst-address)=10.11.12.0/8 dan gateway=172.16.1.1. Masukan (entry) pada tabel routing inilah yang dipakai router R2 untuk menuju jaringan 10.11.12.0/8.


C. Perintah Dasar Routing Statis

Dari berbagai jenis router yang dipakai dalam jaringan internetwork, ada dua cara mengkonfigurasi routing statis pada router tersebut. 

1. Mengonfigurasi router berbasis graphic user interface (GUI), yaitu dengan cara memasukkan masukan (entry) ke tabel routing berdasarkan menu-menu yang tersedia pada program aplikasi router, misalnya winbox, web browser dan sebagainya.

2. Mengkonfigurasi router berbasis common line interface (CLI), yaitu dengan cara menuliskan perintah-perintah tertentu melalui program console atau shell yang terhubung dengan router, misalnya program telnet, PuTTY, SSH atau serial console router tersebut.

Mikrotik adalah salah satu contoh router buatan perusahaan MikroTikls yang berasal dari negara Latvia. MikroTikls merupakan produsen software dan hardware router Mikrotik. Ada dua jenis Mikrotik yang bisa digunakan untuk router, yaitu

1. Mikrotik RouterOS.

Mikrotik RouterOS adalah sebuah sofware yang berfungsi mengubah PC (komputer) menjadi sebuah router. Pada dasarnya RouterOS merupakan sistem operasi Mikrotik RouterBOARD yang berbasis Kernel Linux.

2. Mikrotik RouterBOARD

Mikrotik RouterBOARD adalah jenis router hardware yang sudah terinstall RouterOS didalamnya
Perintah dasar mengkonfigurasi routing statis pada router Mikrotik

Untuk mengkonfigurasi routing status pada mikrotik, perintah dasar untuk memasukkan informasi pada tabel routing menggunakan syntax sebagai berikut:
Keterangan:

• ip route: perintah routing statis
• add: menambahkan informasi ke tabel routing
• dst-address: opsi atau pilihan perintah ip route untuk mengisikan alamat network tujuan
• network_tujuan: alamat jaringan yang akan dituju oleh router, beserta netmask nyayang bisa ditulis dengan prefix
• gateway: opsi atau pilihan perintah ip route untuk mengisikan alamat gateway sebagai next hop dari router
• IP_address_gateway: alamat gateway


Contoh perintah routing statis pada skema jaringan pada gambar 4.1.

1) Pada router R1

2) Pada router R2

Sedangkan untuk melihat tabel routing yang sudah dimasukkan, perintah yang digunakan adalah:

Contoh hasil perintah tersebut adalah sebagai berikut:
Pada tabel routing tersebut, terlihat ada beberapa informasi mengenai router Ri

1) Alamat jaringan (network address) yang terhubung langsung pada router Ri, yaitu 10.11.12.0/8 yang terhubung pada interface ether2, dan 172.16.1.0/16 yang terhubung pada interface etherl 

2) Enrty route atau rute yang sudah dimasukkan ke tabel routing, yaitu destination address 192.168.1.0/24 dengan gateway atau next hop 172.16.1.2

D. Aturan-aturan pada Routing Statis

Informasi dalam tabel routing pada routing statis berupa baris-baris network address yang disebut entry route atau bisa disingkatroute atau rute. Dalam konfigurasinya, routing statis harus memuat tiga masukan atau informasi, yaitu:

a. Alamat jaringan (network address) yang merupakan jaringan yang akan dituju. 
b. Subnet mask dari jaringan yang akan dituju atau bisa cukup dituliskan prefix dari subnet mask tersebut.
c. Gateway atau next hop yang merupakan IP address yang memberitahukan kepada router tentang bagaimana mencapai jaringan tujuan. Dalam hal ini, next hop merupakan IP Address dari router yang terhubung yang dapat digunakan untuk mencapai jaringan tujuan atau suatu gateway menuju jaringan internet.

E. Prosedur dan teknik konfigurasi Routing Statis

1. Konfigurasi routing statis satu hop

Routing statis satu hop adalah suatu routing yang hanya terdapat satu router yang menghubungkan dua jaringan yang berbeda. Karena routing ini hanya terdapat dua jaringan yang berbeda, maka jalur keluar dari masing-masing jaringan hanya terdapat satu jalur saja. Sehingga model konfigurasi rotuing statis satu hop bisa dikatakan sebagai jenis routing default. Pada routing statis ini, konfigurasi yang dilakukan cukup memasukkan konfigurasi IP address pada dua buah interface pada router yang nantinya akan dijadikan sebagai default gateway pada masing-masing jaringan. Konfigurasi routing statis satu hop dapat digambarkan seperti gambar 4.5.
Pada gambar 4.5, suatu jaringan sederhana, satu buah router yang menghubungkan dua jaringan (network) yang berbeda yaitu 192.168.1.0/24 yang menghubungkan interface etherl di router dengan PC1 dan 10.11.12.0/8

yang menghubungkan interface ether2 di router dengan PC2. Maka konfigurasi yang dimasukkan ke router MikroTik adalah:

a. Mengecek interface yang ada pada MikroTik
b. Menambahkan IP address ke interface etherl dan ether2, dan mengecek
c. Mengkonfigurasi IP Address secara manual pada komputer PC1 sebagai berikut:

Untuk konfigurasi IP Address di PC2 adalah: 10.11.12.2/255.0.0.0 dengan default gateway 10.11.12.1

Mengecek hasil konfigurasi dan koneksi jaringan di komputer PC1



Dari hasil tersebut, terlihat bahwa PCI bisa terhubung dengan router MikroTik di interface etherl dan ether2, dan juga terhubung ke komputer PC2. Dan dalam konfgurasi ini, konfigurasi routing statis tidak perlu dimasukkan ke tabel routing karena secara otomatis secara hardware sudah dihubungkan antar port atau interface dalam satu buah router.

2. Konfigurasi routing statis dua hop

Pada konfigurasi ini, tiga jaringan yang berbeda dihubungkan menggunakan dua buah router seperti gambar berikut ini:
Pada gambar tersebut terdapat tiga buah jaringan, yaitu jaringan A (10.11.12.0/8), jaringan B (172.16.1.0/16) dan jaringan C (192.168.1.0/24). Dari jaringan

maka konfigurasi routing statis yang dilakukan adalah:

Agar memudahkan mengenali nama identitas (identity) dari masing-masing router, sebaiknya diganti nama dulu identitas router tersebut. Misalnya R1 dan R2. Di router MikroTik R1, perintahnya adalah:
Sedangkan di router MikroTik R2, perintahnya adalah:
Mengkonfigurasi IP Address di R1: 
Mengkonfigurasi IP Address di R2:
Konfigurasi routing statis yang dimasukkan adalah:
Mengecek tabel routing yang sudah ada. Misalnya di router Ri.
Dari tabel routing ini terlihat bahwa router R1 tidak memiliki informasi tentang jaringan C (192.168.1.0/24). Begitu juga di router R2 yang tidak memiliki informasi tentang jaringan A (10.11.12.0/8). Sehingga komputer PC1 tidak bisa berhubungan dengan komputer PC2.

Di router R1, jaringan A bisa berhubungan langsung dengan jaringan B, tetapi tidak bisa berhubungan dengan jaringan C, sehingga konfigurasi yang dimasukkan adalah IP Address di interface etherl R2 (172.16.1.2) dijadikan sebagai gateway (next hops) di jaringan A, sehingga nantinya jaringan A bisa berhubungan dengan jaringan C.
Di router R2, jaringan C bisa berhubungan langsung dengan jaringan B, tetapi tidak bisa berhubungan dengan jaringan A, sehingga konfigurasi yang dimasukkan adalah IP Address di interface ether1 R1 (172.16.1.1) dijadikan sebagai gateway (next hop) di jaringan C, sehingga nantinya jaringan C bisa berhubungan dengan jaringan A.


F. Studi Kasus Routing Statis

Pada umumnya suatu jaringan komputer, komputer yang terhubung jaringan lokal juga bisa terhubung dengan jaringan internet. Topologi jaringan komputer lokal akan melibatkan router untuk memudahkan dalam administrasi jaringan. Dalam hal ini, modem yang terhubung langsung dengan internet diposisikan sebagai default gateway menuju jaringan internet. Sedangkan router yang terpasang, akan dikonfigurasi untuk menghubungkan beberapa jaringan lokal yang tersedia. Sebagai contoh, skema jaringan sederhana yang bisa digambarkan sebagai berikut:

1. Keterangan pada gambar 4.8 tersebut, konfigurasi yang dilakukan adalah:

a. Pada router mikrotik, konfigurasi yang dimasukkan adalah:
Konfigurasi IP address pada interface etherl dan ether2 Konfigurasi interface etherl untuk sambungan ke gateway internet dengan IP address yang satu jaringandengan IP address yang didapat dari provider
ISP (misalnya IP address static dari ISP) dengan alamat 114.1.1.1 interface ether2 untuk sambungan ke jaringan lokal melalui sebuah hub dengan alamat 192.168.1.1/24. 
b. Konfigurasi default gateway
Setelah mengkonfigurasi IP address pada dua interface etherl dan ether2, maka konfigurasi routing yang perlu dimasukkan adalah default gateway, sehingga komputer yang terhubung dengan jaringan lokal dapat terhubung dengan jaringan internet. IP address default gateway yang digunakan adalah
IP address yang didapat dari ISP yaitu 114.1.1.1. 
c. Konfigurasi DNS Server
DNS server berfungsi untuk mentranslasikan nama domain dari internet menjadi IP address dan juga sebaliknya. Jaringan komputer lokal yang ingin berkomunikasi atau mengakses suatu website di internet pada dasarnya menghubungi server web dengan IP address tertentu. Tetapi karena mayoritas pengguna internet tidak mudah menghafal IP address suatu server, maka dibuatlah nama domain yang lebih mudah diingat. Maka tugas DNS server inilah yang mentranslasikan atau memetakan nama domain menjadi IP address dan atau sebaliknya, mentranslasikan IP address menjadi nama domain.

Pada konfigurasi ini, IP address dari DNS server ditetapkan dengan alamat 114.1.1.1, sehingga perintah yang diberikan adalah:
Opsi atau pilihan allow-remote-requests=yes pada perintah ip dns menunjukkan router Mikrotik juga berfungsi sebagai DNS server lokal, sehingga konfigurasi IP address komputer di jaringan lokal cukup diarahkan ke router Mikrotik, yang berakibat pada penghematan bandwith. Jika terdapat dua DNS server yang perlu dimasukkan, misalnya ditambah dengan DNS server 8.8.8.8, maka perintah yang seharusnya dimasukkan adalah: 
Catatan: tanda | pada baris perintah tersebut hanya menunjukkan perintah dilanjutkan di baris selanjutnya, tanda ini tidak perlu ditulis di perintah yang sebenarnya di console atau terminal Mikrotik. 

Setelah konfigurasi DNS server selesai dibuat, maka perlu diuji koneksi Mikrotik ke jaringan internet, misalnya melakukan ping ke website www. google.com.
Untuk menghentikan ping tersebut, tekan tombol Ctrl+C

d. Konfigurasi NAT (Network Address Translation)
Pada topologi jaringan ini, router Mikrotik berada di antara jaringan lokal dengan jaringan internet. Router ini harus menjalankan tugas untuk mengganti IP address pada setiap paket data yang berasal dari jaringan lokal (dengan IP address private) menjadi IP address public yang ada di interface
etherl. Fungsi ini disebut dengan Network Address Translation (NAT). 
Pada opsi atau pilihanout-interface=etherl pada perintah ip firewall nattersebut menunjukkanbahwa interface etherl digunakan untuk menuju jaringan internet. Sedangkan opsi atau pilihan action=masquerade bermaksud untuk menggantikan setiap IP address dari jaringan komputer lokal digantikan dengan IP public 114.1.1.1 yang keluar dari router Mikrotik.

Pada masing-masing PC yang terhubung dengan switch/hub, maka IP address yang dikonfigurasikan adalah menggunakan alamat jaringan 192.168.1.0/24. Dengan alamat gateway 192.168.1.1 dan alamat DNS server yang diisikan adalah 114.1.1.1 dan 8.8.8.8. sebagaimana gambar berikut ini:
Setelah semua konfigurasi tersebut dilakukan maka dilakukan uji koneksi, baik dari komputer di jaringan lokal ke router Mikrotik, maupun uji koneksi ke jaringan internet.

G. TUGAS MANDIRI

1. Apa yang dimaksud dengan routing statis?
2. Apa keuntungan menggunakan routing statis?
3. Apa kerugian menggunakan routing statis? 4. Apa yang dimaksud dengan default gateway?
5. Bagaimana perintah dasar mengisikan konfigurasi routing statis ke tabel routing?

H. TUGAS KELOMPOK

Buatlah kelompok dengan anggota 3-4 siswa. Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan skema jaringan berikut ini.
1. Bagaimana konfigurasi IP address di router A!
2. Bagaimana konfigurasi IP address di router B!
3. Bagaimana konfigurasi IP address di router C!
4. Bagaimana konfigurasi routing statis di router A dan C!
5. Bagaimana konfigurasi routing statis di router B!

I. UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling benar. 

1. Yang merupakan salah satu komponen dari router berikut ini adalah ....
a. RAM
b. ROM 
C. Speaker 
d. Printer
e. Scanner

2. Dalam routing perintah yang berfungsi untuk melihat tabel adalah ...
a. Interface print 
b. Ip route print 
c. Ip route add dst 
d. ip address print
e. Ip_address_gateway 

3. Dua cara yang digunakan untuk mengkonfigurasi routing statis pada router, yaitu ....
a. SSH dan telnet 
b. Putty dan SSH 
c. GUI dan CLI
d. Metric dan intercafe
e. Winbox dan Vmware 

4. Apakah maksud dari perintah konfigurasi berikut ini, ip route ....
a. Perintah routing statis 
b. Alamat jaringan yang akan di tuju
c. Mengisikan alamat network tujuan
d. Menambah informasi ke tabel routing
e. Opsi untuk mengisikan alamat gateway 

5. IP Address dari router yang terhubung yang dapat digunakan untuk mencapai jaringan tujuan atau suatu gateway menuju jaringan internet disebut juga dengan...
a. Putty 
b. Next hop 
c. Entry route 
d. Cosole router
e. Network address 

6. Setelah mengkonfigurasi IP address pada dua interface etherl dan ether2, maka
konfigurasi routing yang perlu dimasukkan adalah ....
a. Konfigurasi DNS 
b. Konfigurasi DHCP 
c. Konfigurasi proxi 
d. Default gateway 
e. Konfigurasi NAT 

7. Kepanjangan dari NAT adalah ....
a. Network Address Translation 
b. National Atention Translation
c. Network Atention Translation
d. National Address Translation
e. National Alocation Translation 

8. Yang bertugas mentranslasikan alamat IP sehingga IP address pada jaringan dan dapat mengakses IP public pada jaringan WAN adalah ...
a. NAT 
b. DNS 
c. DHCP
d. Proxy
e. Firewall 

9. Ketika user mengetik www.youtube.com maka akan menerjemahkan ke alamat IP dan menghubungkan ke www.youtube.com akhirnya tampil ww.youtube. com pada layar pencarian, siapakah yang bertugas menerjemahkan tersebut?
a. DNS
b. DHCP 
c. Proxy 
d. Web server
e. Mail server

10. Untuk mempermudah administrator mengenali nama dari masing-masing
router maka perlu ...
a. Mensetting nat 
b. Mengkonfigurasi interfae
c. Mengganti nama identitas
d. Menghubungkan interface 
e. Mengkonfigurasi proxy server

11. Bagaimanakah perintah untuk mengecek hasil konfigurasi serta koneksi jaringan
a. Ping nat 
b. Ping interfaces 
c. Ping 10.10.24.2 
d. Ping 255.255.255.0
e. Ping add address 

12. Perintah yang paling tepat untuk menambahkan IP address ke interface adalah....
a. Ip address add ip=192.168.1.2/24 interface ether1 
b. Ip address add address=192.168.1.2/24 interface ether1 
c. Ip address add interface=192.168.1.2/24 interface ether1 
d. Ip address add interface print=192.168.1.2/24 interface echer1
e. Ip address add address=192.168.1.2/24 interface print etherl 

13. Sebuah alamat pada komputer agar komputer bisa saling terhubung dengan komputer lain biasanya disebut dengan ....
a. Ip address 
b. DNS server
c. DHCP server
d. Proxy server
e. Web server

14. Perbedaan routing static dengan routing dinamic dilihat dari sisi?
a. Cara konfigurasi DNS 
b. Cara konfigurasi DHCP 
c. Cara konfigurasi firewall 
d. Cara konfigurasi Proxy server 
e. Cara pembuatan routing tabel

15. Dengan NAT, satu IP Public tersebut mewakili IP Address komputer dalam jaringan tersebut. Jenis-jenis NAT terdiri dari ...
a. NAT statis dan NAT dinamis 
b. NAT subnetting dan NAT routing 
c. NAT flesibilitas dan NAT routing 
d. NAT subnetting dan NAT translation
e. NAT system pool dan NAT systrem overload 

16. Pada tabel NAT dinamis ditanamkan logika kemungkinan dan pemecahan dan suatu alamat. Ada 2 NAT dinamis, yaitu ...
a NAT subnetting dan NAT routing 
b. NAT flesibilitas dan NAT routing 
c. NAT subnetting dan NAT translation 
d. NAT system pool dan NAT systrem overload
e. NAT system pool dan NAT systrem overhead 

17. Angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih disebut dengan ...
a. Metric 
b. Next-hop 
c. Interface
d. Destination
e. Network mask

18. Tabel routing terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Yang termasuk field dari tabel routing IPv4 adalah ....
a. Proxy 
b. Interface
c. Firewall
d. Next-Hop
e. Administrator

19. Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian:
a. Router, firewall, Admintrator jaringan 
b. Router, Routing static, Admintrator jaringan 
c. poofing, Routing static, Admintrator jaringan 
d. Router, Routing dinamic, Admintrator jaringan
e. Gateway, Routing static, Admintrator jaringan

20. Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini berada dalam display perintah route print dan diberi nama ?
a. Next-Hop
b. Interface
c. Metric
d. Network Mask
e. Network Destination

0 komentar: