phone: +62852 5254 2414
e-mail: simonmurdani@gmail.com

AIJ - Manajemen Bandwidth (BAB 5)(Kelas XII)

 


ВАВ 5
Manajemen Bandwidth 


A. KOMPETENSI DASAR


1. Mengevaluasi manajemen bandwidth
2. Mengkonfigurasi manajemen bandwidth

B. MATERI PEMBELAJARAN


1. Bandwidth dan Troughput

Bandwidth bisa diartikan sebagai luas atau lebar cakupan pita frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam media transmisi. Dalam jaringan komputer, Bandwidth adalah suatu penghitungan konsumsi data yang tersedia pada suatu telekomunikasi yang dihitung dalam satuan bits per seconds (bps). Sedangkan bandwidth yang tertera dalam komunikasi nirkabel, modem transmisi data, komunikasi digital, elektronik, dan sebagainya adalah bandwidth yang mengacu pada sinyal analog yang diukur dalam satuan hertz (satuan frekuensi suatu gelombang) yang lebih tepat ditulis bitrate daripada bits per second. Bandwidth sering juga digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data maksimum yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (umumnya dalam satuan waktu detik, misalnya bps (bits

per second) atau Bps (bytes per second)). Sebagai contoh, jika suatu modem yang bekerja pada 57.600 bps, maka modem ini mampu melewatkan atau mentrasfer data sejumlah 57.600 bit dalam waktu 1 detik. Bandwidth, secara mudah dapat dianalogikan seperti jalan raya yang dilewati oleh berbagai jenis kendaraan. Jika jalan raya tersebut itu lebar maka kendaraan yang melewatinya akan mampu berjalan dengan baik dan lancar tanpa mengalami kemacetan. Namun bila jalan itu sempit, dan kendaraan yang melewatinya terlalu banyak, maka berakibat pada terjadinya kemacetan pada jalan tersebut. Dengan kata lain, semakin lebar ukuran jalan raya, maka semakin lancar arus lalu lintas kendaraan dan semakin banyak kendaraan yang bisa melewatinya. Begitu juga dengan bandwidth, semakin besar bandwidth, semakin besar pula volume data yang bisa lewat di saluran komunikasi tersebut.

Dalam dunia web hosting, istilah kapasitas bandwidth diartikan sebagai jumlah maksimum besaran transfer data baik berupa tulisan, gambar, video, suara, dan sebagainya yang terjadi antara server hosting dengan komputer klien dalam suatu periode tertentu (misalnya per bulan). Contohnya 10 GB per bulan, yang berarti jumlah maksimum transfer data yang bisa dilakukan oleh seluruh klien dalam waktu 1 bulan adalah 10 GB. Jika jumlah data yang ditransfer mencapai 10GB sebelum waktu 1 bulan, maka dikatakan bahwa bandwidth ini habis sehingga website tidak dapat lagi diakses sampai dengan bulan baru (berikutnya). Semakin banyak fitur yang terdapat dalam website seperti gambar, video, suara, dan lainnya serta semakin banyak pengguna (klien) yang mengaksesnya, maka semakin cepat habis juga kapasitas bandwidth yang tersedia.

Dalam penerapannya, fungsi bandwidth adalah untuk menghitung transaksi data, yaitu bukan hanya lebar jalur data, tetapi juga seberapa banyak data yang bisa dilewatkan dalam suatu media transmisi jaringan. Secara teori, jika Bandwidth suatu jaringan dinyatakan 10 Mbps, yang berarti bahwa transfer data dapat dilakukan sebanyak 10 Megabit per detik, tetapi dalam kenyataannya, transfer data ternyata tidak sampai 10 Mbps. Jumlah transfer data per satuan waktu secara real yang melewati jaringan ini disebut dengan troughput. Jadi throughput adalah bandwidth aktual atau bandwidth sebenarnya yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam menggunakan rute jaringan yang spesifik ketika sedang mentransfer suatu data dalam jumlah tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bandwidth adalah kecepatan maksimum yang memungkinkan terjadi dalam transfer data. sedangkan throughput adalah kecepatan sebenarnya yang terjadi pada saat transfer data.

Bagaimana cara mengukur bandwidth dan troughput? Jika suatu Bandwidth jaringan di awal dinyatakan 10 Mbps, maka untuk mentransfer data 10 Mb harusnya terjadi

dalam waktu 10 Mb : 10 Mbps = 1 detik saja. Tetapi dalam kenyataannya, data tersebut memerlukan waktu 5 detik. Maka, Bandwidth yang sebenarnya (troughput) yang terjadi pada saat itu adalah 10 Mb : 5 detik = 2 Mbps. Secara ideal troughput harusnya sama dengan Bandwidth. Tetapi sayangnya, throughput karena banyak alasan, kadang sangat jauh dari bandwidth maksimum yang mungkin terjadi dalam suatu jaringan. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran bandwidth dan throughput adalah:

• Piranti jaringan
• Banyaknya pengguna jaringan
• Topologi jaringan 
• Spesifikasi komputer klien atau pengguna
• Spesifikasi komputer server
• Tipe data yang ditransfer
• Induksi listrik dan cuaca

2. Manajemen Bandwidth

Manajemen bandwidth adalah suatu proses pengalokasian yang tepat dari suatu bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan. Manajemen bandwidth juga merupakan proses mengukur dan mengontrol komunikasi jaringan dengan tujuan untuk pengaturan bandwidth sesuai dengan profil yang diinginkan. Manajemen bandwidth diperlukan untuk membagi kapasitas bandwidth yang tersedia dalam jaringan secara tepat untuk setiap klien dan aplikasi. Manajemen Bandwidth juga mengatur bagaimana menentukan prioritas berbagai jenis aliran data berdasarkan seberapa penting aliran dara tersebut. Hal ini memungkinkan penggunaan bandwidth lebih efisien, dan apabila sewaktu-waktu jaringan menjadi lambat, aliran data yang memiliki prioritas yang lebih rendah dapat dihentikan, sehingga aplikasi yang penting dapat tetap berjalan dengan lancar. Besarnya saluran atau bandwidth akan berdampak pada kecepatan transmisi data. Jika data dalam jumlah besar akan melewati saluran yang memiliki bandwidth kecil lebih lama dibandingkan melewati saluran yang memiliki banduidth yang besar. Kecepatan transmisi tersebut sangat dibutuhkan untuk aplikasi komputer yang memerlukan jaringan terutama aplikasi real-time, seperti video conference.

Management Bandwidth dapat digunakan untuk mengelola dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan Quality Of Service (QoS) untuk menetapkan tipe-tipe lalu lintas jaringan. Sedangkan QoS adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian dalam suatu system komunikasi data. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan untuk mengimplementasikan bandwidth management ini diantaranya melalui proxy server, QoS atau traffic shapping, atau pembatasan bandwidth atau limiter.

3. Quality of Service (QoS)

Secara umum Quality of Service (QoS) merupakan patokan atau tolak ukur dari kualitas koneksi dalam jaringan sehingga sebuah proses pengiriman data dari pengirim sampai pada tujuan berlangsung dengan lancar dengan kualitas koneksi yang baik. QoS merupakan salah satu parameter yang mengacu pada penilaian dari pelayanan trafik jaringan yang diterima oleh server maupun klien. Kualitas trafik jaringan dikatakan baik apabila parameter-parameter QoS dapat terkontrol. Adapun parameter-parameter pada QoS ini adalah:

a. Availability
Availability adalah ketersediaan jaringan yang dedicated. 

b. Bandwidth
Bandwidth adalah kapasitas atau daya tampung media transmisi agar dapat dilewati trafik paket data dalam jumlah tertentu. 

c. Latency. 
Latency merupakan jeda waktu atau waktu tunggu dalam pengiriman paket data ataupun voice dalam jaringan. 

d.Jitter. 
Jitter merupakan waktu delay atau latency yang tidak konstan. Semakin tinggi efek jitter maka akan membuat QoS semakin buruk dalam suatu jaringan.

e. Losses. 
Losses adalah besarnya jumlah paket yang hilang pada saat pengiriman data.

4. Cara Mengatur Bandwidth

Pada sebuah jaringan komputer yang mempunyai banyak klien, untuk mencegah terjadinya monopoli atau penggunaan Bandwidth yang berlebihan oleh satu atau beberapa klien, maka diperlukan sebuah mekanisme pengaturan bandwidth agar semua klien yang terhubung jaringan bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. Mekanisme ini merupakan salah satu penerapan QoS yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi yang bernama Queue.

Ada 2 fitur pada MikroTik untuk bagaimana mengatur bandwidth pada MikroTik : 

a. Simple Queue, adalah suatu pengaturan bandwidth untuk proses upload dan download yang diterapkan pada jaringan skala kecil sampai menengah pada tiap pengguna yang terkoneksi. Simple Queue digunakan untuk mempermudah pengaturan bandwidth untuk alamat IP tertentu dan atau subnet tertentu. 

b. Queue Tree, adalah suatu pengaturan bandwidth pada pengguna berdasarkan group bahkan secara hierarki, dengan cara mengaktifkan fitur Mangle pada firewall. Queue tree mengimplementasikan fungsi yang lebih kompleks dalam pengaturan bandwidth terutama pembatasan (limitasi) Bandwidth pada perangkat router (misalnya Mikrotik) dimana penggunaan packet mark-nya memiliki fungsi yang lebih baik. Metode pembatasan Bandwidth Queue Tree digunakan untuk membatasi satu arah koneksi saja baik itu download maupun upload. Untuk penerapan manajemen bandwidth lanjutan, membutuhkan marking packet pada fitur Mangle pada konfigurasi Firewallnya.

5. Prosedur dan teknik manajemen Bandwidth - Simple Queue

Untuk membatasai penggunaan Bandwidth pengguna pada, maka metode Simple Queue merupakan cara yang paling mudah untuk melakukan queue pada router Mikrotik. Pengaturan bandwidth ini dilakukan berdasarkan IP Address klien dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh klien. Cara kerja dari metode simple queue adalah sebagai berikut:

• Antrian (queue) diproses atau dikerjakan sesuai aturan mulai dari yang paling atas sampai yang paling bawah. 
• Mengatur aliran paket secara dua arah (bidirectional). 
• Membatasi traffic berdasarkan IP address. 
• Satu antrian dapat membatasi traffic dua arah sekaligus (upload dan download). 
• Queue Simple akan diproses lebih dulu dibandingkan Queue Tree, jika digunakan secara bersamaan. • Mendukung penggunaan PCQ (Peer Connection Queue) sehingga dapat membagi bandwidth secara merata.

Sebagai contoh: suatu jaringan komputer akan dilakukan limitasi bandwidth untuk upload dibatasi maksimal sebesar 128kbps dan download maksimal dibatasi sebesar 512kbps terhadap klien dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter simple queue yang perlu dilakukan adalah

a. Name : isi dengan nama user/komputer 
b. Target : isi ip address client yang ingin dibatasi. Parameter ini bisa diisi dengan :
• Single IP (misalnya 192.168.10.2)
• Network IP (misalnya 192.168.10.0/24)
• Beberapa IP (misalnya 192.168.10.2, 192.168.10.13 dan sebagainya) dengan menekan tombol segitiga kecil arah ke bawah di sebelah kanan kotak isian. 
c. Max Limit: [Target Upload] [Target Download] tentukan batasan bandwidth dengan memilih dengan klik drop down atau di ketik manual satuan bps (bit per second). Penentuan kecepatan maksimum klien dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan cara klik drop down menu atau ditulis secara manual. Satuan bps (bit per second).
Dengan pengaturan tersebut maka komputer klien dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan kecepatan maksimum upload 128kbps dan download 256kbps dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia.


6. Prosedur dan teknik manajemen Bandwidth - Queue Tree

Pada metode Queue Tree pengaturan bandwidth di router Mikrotik membutuhkan pengaturan tanda (marking) packet pada fitur Mangle (lip firewall mangle). Sebelum dilakukan pengaturan queue tree, terlebih dahulu harus didefinisikan suatu koneksi terlebih dan menandainya (marking) agar bisa diterapkan manajemen bandwidth untuk marking koneksi tersebut. Misalnya menandai koneksi atau paket berdasarkan src-address (alamat IP asal). Karena pengaturan pada queue tree mempunyai aliran paket secara satu arah. Jadi diperlukan pmembuatan suatu tanda (marking) untuk koneksi download & upload berdasarkan in-out interface gateway atau yang terhubung ke jaringan internet. Pengaturan ini sedikit lebih susah daripada metode simple queue dan harus cermat dalam melakukan pengaturan (setting) router Mikrotik. Cara kerja dari metode queue tree adalah sebagai berikut:

• Setiap antrian akan diproses secara bersama-sama. 
• Mengatur aliran paket secara 1 arah (directional). 
• Membatasi traffic per IP dengan pengaturan /ip firewall mangle. 
• Membedakan trafik download dan upload dengan pengaturan /ip firewall mangle. 
• Mendukung penggunaan PCQ sehingga dapat membagi bandwidth secara merata. 
• Pengaturan antrian melalui paket yang ditandai di /ip firewall mangle. 
• Fleksibel dan butuh pemahaman yang baik di /ip firewall mangle khususnya tentang traffic control

Sebagai contoh, untuk jaringan internet di suatu perkantoran, dimana dilakukan suatu pengaturan berdasarkan siapa yang melakukan koneksi ke jaringan internet. Misalnya untuk koneksi yang dilakukan oleh direktur yang mempunyai IP Address 192.168.10.2, maka paket ini ditandai (marking), dan diberi nama “direktur.down/up" yang nantinya mempunyai prioritas bandwidth yang lebih besar dari karyawan. Dan untuk pegawai atau karyawan ditandai dengan nama “karyawan.down/up”. Dari contoh pengaturan ini, langkah pertama adalah dibuat mark packet download & upload untuk direktur terlebih dahulu.
Menggunakan perintah berbasis teks, pada IP >> Firewall >> Mangle

Langkah kedua, melakukan marking untuk paket download & upload komputer klien untuk pegawai atau karyawan. IP >> Firewall >> Mangle

Untuk in-out interface pada contoh ini menggunakan interface “etherl” karena gateway internet yang terhubung adalah etherl yang tidak terhubung langsung dengan suatu modem.

Pada rules firewall mangle di mikrotik secara otomaris berlaku secara hirarki atau urutan, sehingga pada marking koneksi komputer karyawan, paramater IP address tidak dimasukkan atau lebih spesifik untuk parameter src-address dan dst-address-nya. Karena pada pengaturan sebelumnya sudah ada marking untuk IP address direktur, jadi pada rules dibawahnya IP Address 192.168.10.3 akan diabaikan karena pengaturan mangle pada komputer direktur sudah diproses terlebih dahulu. Sedangkan router Mikrotik akan menganggap pada mark packet "karyawan.up & karyawan.down” adalah paket koneksi download & upload semua IP Address selain 192.168.0.3.

Setelah kita menandai koneksi seperti diatas, marking tersebut akan digunakan untuk mengatur bandwidth-nya pada metode Queue Tree. Misalnya kantor tersebut mempunyai total bandwidth internet 3 Mbps dari ISP dan ingin mengalokasikan bandwidth internet untuk direktur adalah 2 Mbps dan semua karyawan 1Mbps. Pengaturan Bandwidth menggunakan metode queue tree pada Mikrotik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pengaturan queue tree untuk direktur
b. Pengaturan queue tree untuk karyawan
Untuk beberapa parameter pada Queue Tree yang perlu diperhatikan adalah:
• Parent: parameter ini untuk menetetapkan apakah queue ini adalah child queue,
• Packet Mark : parameter ini untuk memilih packet mark yang sudah di buat di /IP Firewall Mangle 
• Max Limit : parameter ini untuk menentukan maksimal bandwidth yang bisa dicapai oleh paket yang di queue. 

Jika pengaturan sudah benar dan tidak ada permasalahan, maka dapat dilihat hasil pengaturan Bandwidth pada Queue List untuk koneksi dari direktur dan karyawan. Untuk monitoring bandwitdh bisa digunakan tool pada Mikrotik yaitu Torch. Sedangkan pada komputer klien (direktur atau karyawan), pengecekan bandwith bisa dilakukan menggunakan aplikasi browser (misalnya Google Chrome atau Mozilla Firefox) dengan melakukan koneksi ke website penyedia layanan tes kecepatan koneksi internet (misalnya www.speedtest.net).

c. Prosedur dan teknik manajemen Bandwidth – Shared / Up To 

Pada pengaturan bandwidth sebelumnya, kecepatan untuk download atau upload dikonfigurasi dengan menetapkan pada angka yang tetap, yang berakibat pada bandwidth pada setiap klien yang sudah dikonfigurasi akan tetap, walaupun pengguna yang sudah ditetapkan tidak aktif. Padahal, bandwidth yang tersedia bisa dimaksimalkan untuk pengguna yang lain. Misalnya pada contoh sebelumnya direktur diberi bandwidth 2 Mbps, dan karyawan diberi bandwidth 1 Mbps, sedangkan

seandainya direktur tidak aktif atau tidak melakukan koneksi ke internet, bandwidth ini akan terbuang percuma. Pada manajemen bandwidth Shared /up to, pengaturan bandwith dilakukan untuk memaksimalkan bandwith yang tersedia, sehingga jika salah satu pengguna tidak aktif (misalnya direktur), maka sisa bandwidth yang tidak dipakai oleh pengguna yang lain (direktur), bisa dialokasikan dan bisa digunakan oleh pengguna yang lain (karyawan). Sebagai contoh, jika suatu kantor berlangganan internet dengan bandwidth 2Mbps untuk dipakai untuk 2 jenis pengguna (misalnya direktur dan karyawan). Jika 1 pengguna aktif akan mendapatkan bandwidth secara penuh sebesar 2Mbps, dan ketika kedua jenis pengguna tersebut aktif secara bersamaan, maka akan terbagi secara otomatis dengan pembagian masing-masing mendapatkan kecepatan bandwidth 1Mbps. Sebelum dikonfigurasi, router tidak tahu berapa total bandwidth yang dimiliki, maka yang harus didefinisikan pada langkah pertama adalah mengkonfigurasi total bandwith yang tersedia. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan konfigurasi atau setting Queue Parent. Besar bandwidth yang dimiliki bisa diisikan pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit. Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan konfigurasi child-queue. Pada konfigurasi child-queue, penentuan target address dengan mengisikan IP address masing-masing klien. Terapkan Limit-at (CIR): 1Mbps dan Max-Limit (MIR): 2Mbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang dibuat sebelumnya. Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address. 

d. Pengaturan total bandwith di simple queue
Kemudian dikonfigurasi queue pengguna (klien) pada child-queue yang diarahkan ke Parent “Total Bandwidth”, dengan parameter Limit-At 1Mbps dan Max-Limit 2Mbps. Parameter pada pilihan Limit-At berarti bahwa klien dipastikan dapat bandwitdh sebesar yang dikonfigurasikan. Dengan suatu perhitungan bahwa jika yang menggunakan koneksi jaringan internet hanya 2 komputer saja dengan bandwirdh 2 Mbps, yang berarti tiap pengguna bisa mendapatkan setengahnya (1Mbps). Jadi saat kecepatan total bandwidth mencapai 2Mbps, Maka pengguna (klien) tersebut akan mendapatkan bandwirdh sebesar 1Mbps. 

Konfigurasi untuk pengguna (klien1), dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Pada pengaturan untuk pengguna yang lain (misal klien2), langkah konfigurasi seperti pada klien1. Hasilnya akan seperti ini :
Pada konfigurasi ini, jika klien yang aktif hanya 1 saja, maka bandwidth yang didapar adalah sama dengan total bandwidth (2 Mbps). Namun jika 2 klien aktif terkoneksi ke jaringan internet, maka masing-masing klien hanya mendapatkan maksimal bandwidth sebesar 1 Mbps.

7. Prosedur dan teknik manajemen Bandwidth - Prioritas Trafic

Pada teknik pengaturan bandwidth menggunakan pilihan prioritas trafic, langkah yang dilakukan adalah memisahkan klien yang mempunyai prioritas mendapatkan bandwidth yang tidak terpakai oleh pengguna yang tidak aktif. Prioritas ini ditentukan oleh administrator jaringan dengan tujuan untuk memberikan layanan khusus kepada pengguna yang mempunyai akses khusus (misalnya direktur, manajer, admin jaringan). Dan prioritas ini juga bertingkat seperti pada pilihan priority pada menu simple queue. Jika yang dipilih (diisi) adalah angka 8, berarti prioritas pengguna ini adalah yang terendah, dan angka 1 mempunyai prioritas tertinggi.

Langkah konfigurasi mirip pada langkah teknik manajemen bandwidth – share up/ to, hanya pada opsi atau pilihan, ditentukan atau dipilih angka prioritas pada pengguna yang diinginkan (default prirority adalah 8).
Perhitungan bandwidth yang digunalan pada metode ini adalah, misalnya total bandwidth adalah 2Mbps, sedangkan pengguna yang ada 4, dengan pembagian masing masing Limit At adalah 512Kbps, maka jika ada prioritas untuk pengguna (misalnya Klien1), dan pengguna yang akuf pada saat itu adalah hanya 2 (termasuk Klien1), maka bandwidth yang digunakan adalah 512Kbps 512Kbps - 1 Mbps. Sedangkan jatah dari 2 pengguna yang lain yang tidak aktif (tocalnya adalah 1 Mbps), diberikan kepada Klienl, sehingga Klienl akan mendapat bandwidth sebesar 512Kbps + 1Mbps - 1,5 Mbps.

Namun perhitungan ini hanya untuk pengguna yang masih dalam satu parent. Jika ada beberapa parent yang dikonfigurasi, maka prioritas pada pengguna yang tergabung pada parent yang satu tidak akan mengganggu pada pengguna yang tergabung pada parent yang lain.

8. Prosedur dan teknik manajemen bandwidth - HTB

Hierarchical Token Bucket (HTB) adalah sebuah sistem untuk mengatur dan membagi kapasitas bandwidth yang tersedia. Pembagian dilakukan secara hirarki (bertingkat) yang dibagi-bagi ke dalam beberapa kelas sehingga mempermudah pengaturan bandwidth. Metode ini memungkinkan seorang admin jaringan membuat queue menjadi lebih terstruktur, dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan bertingkat. HTB merupakan teknik penjadwalan paket yang dikembangkan pertama kali oleh Martin Devera dan sering digunakan bagi router yang menggunakan sistm operasi Linux. General Scheduler HTB menggunakan mekanisme Deficit Round Robin (DRR) dan pada blok umpan baliknya, Estimator HTB menggunakan Token Bucket Filter (TBF). HTB diambil dari algoritma Token Bucket. Analogi dari algoritma ini yaitu penetapan kapasitas keranjang (Bucket) pada pengambilan ke sekian kali (Token). Ketika pengecekan isi keranjang hampir penuh maka akan ditentukan kapan mengakhiri pengambilan. Pada konsep HTB disini yang merupakan Bucket adalah paket data, selanjutnya akan dapat ditentukan berapa token bucket yang akan dijalankan. Dengan menjalankan HTB didapat sebuah sistem kontrol bandwidth yang akan digunakan oleh sebuah komposisi jaringan.

HTB berperan dalam mengontrol penggunaan bandwidth terhadap link yang diberikan kepada klien. HTB memungkinkan penggunaan fisik link single untuk

menampilkan multiple link dan untuk mengirimkan jenis traffic yang berbeda pada tampilan link yang berbeda. Dengan kata lain, HTB sangat berguna untuk membatasi rating download dan upload klien. Dengan demikian klien tidak dapat seenaknya menggunakan semua kapasitas bandwidth. Parameter yang digunakan HTB untuk menentukan jenis queue adalah :

a. Rate
Pada parameter ini adalah menentukan bandwidth maksimum yang bisa dipakai oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai “rate” maka paket data akan dipotong atau di jatuhkan (drop). 

b. Ceil
Parameter ceil dikonfigurasi untuk menentukan peminjaman bandwidth antar class (kelas), peminjaman Bandwidth dilakukan class paling bawah ke kelas di atasnya, teknik ini juga disebut link sharing 

c. Random Early Detection (RED)
Pada parameter ini biasanya digunakan untuk gateway atau router backbone dengan tingkat trafik yang sangat tinggi.
Contoh manajemen bandwidth berikut ini dengan metode HTB yang bisa diterapkan pada bandwidth server yang menggunakan sistem operasi linux. (file ini disimpan dengan nama htc.tc dan dieksekusi menggunakan perintah chmod 700 htb.tc/htb.tc).
9. Prosedur dan teknik manajemen bandwidth - Class Based Queue (CBO)

CBO adalah Teknik klasifikasi paket data yang memungkinkan pemakaian bersama (sharing) bandwidth antar kelas (class) dan memiliki fasilitas user interface (UI). CBO mengatur pemakaian bandwidth jaringan yang dialokasikan untuk tiap pengguna, pemakaian bandwidth yang melebihi nilai set akan dipotong (shaping), CBQ juga dapar

diatur untuk sharing dan meminjam bandwidth antar class. CBQ adalah algoritma pengaturan lalu lintas jaringan yang dikembangkan oleh Network Research Group at Lawrence Berkeley National Laboratory sebagai salah satu alternative teknologi routero based yang masih traditional.

Konsep kerja CBQ dimulai saat classifier menentukan paket yang datang dan menempatkan ke kelas yang tepat. Kemudian general scheduler menentukan bandwidth yang diperuntukkan untuk suatu kelas, estimator memeriksa apakah kelas-kelas mendapatkan bandwidth sesuai dengan yang dialokasikan. Jika suatu kelas kekurangan maka dengan bantuan link-sharing scheduler kelas yang memiliki bandwidth yang tidak terpakai bisa dipinjamkan ke kelas yang membutuhkan tambahan bandwidth. CBQ membagi user traffic ke dalam hirarki class berdasarkan ip address, protocol dan tipe aplikasi. Sebagai contoh hirarki class berdasarkan tipe aplikasi, pada perusahaan departemen keuangan tentunya tidak membutuhkan akses internet seperti pada departemen teknisi. Karena setiap perusahaan mempunyai peraturan, kebutuhan bisnis dan kebutuhan vital lain yang berbeda. Hal itulah yang akan mendasari pengelompokan hirarki class pada CBQ

Classifier akan mengarahkan paket-paket yang datang ke kelas-kelas yang bersesuaian. Estimator akan mengestimasi bandwidth yang sedang digunakan oleh sebuah kelas. Jika sebuah kelas telah melampaui limit yang telah ditentukannya, maka estimator akan menandai kelas tersebut sebagai kelas yang overlimit. Scheduler menentukan paket selanjutnya yang akan dikirim dari kelas-kelas yang berbeda-beda, berdasarkan pada prioritas dan keadaan dari kelas-kelas. Weighted round robin scheduling digunakan antara kelas-kelas dengan prioritas yang sama CBQ mempunyai beberapa komponen diantaranya adalah: 

a. Classifier, bekerja dengan cara mengklasifikasikan paket-paket ke dalam class-class yang sesuai dengan menggunakan informasi yang ada di packet header. 
b. General Scheduler, merupakan mekanisme penjadwalan bertujuan untuk membagi bandwidth saat seluruh kelas memiliki antrian paket. General Scheduler menjamin hak kuantitas layanan untuk tiap cabang class (leaf classes), dengan membagikan bandwidth sesuai dengan alokasinya masing-masing. General Scheduler bekerja apabila tidak terjadi kongesti pada router.
c. Link-sharing Scheduler, yang bertujuan membagikan bandwidth yang tak terpakai sesuai dengan struktur link-sharingnya. Link-sharing scheduler digunakan apabila terjadi kongesti pada router. 
d. Estimator, akan menghitung bandwidth yang terpakai pada tiap kelas pada selang waktu tertentu untuk memastikan bahwa tiap kelas telah mendapatkan bandwidth sesuai bagiannya

Kedua metode untuk pengaturan bandwidth yaitu HTB dan CBQ mempunyai perbedaan terletak pada opsi-opsi yang diberikan. HTB lebih sedikit memberikan opsi saat konfigurasi, HTB juga lebih presisi. Perbedaan juga terletak pada scheduler dan estimator yang digunakan keduanya. HTB menggunakan scheduler DRR (Deficit Round Robin) dan estimator menggunakan TBF (Token Bucket Filter), sedangkan scheduler pada CBQ menggunakan WRR (Weight Round Robbin) dan estimator menggunakan EWMA (Exponent Weight Moving Avereg).
Penerapan metode CBQ di server Linux server dengan skrip sebagai berikut:

C. TUGAS MANDIRI

Jawablah pertanyaan di bawah ini, dan tulislah jawaban di lembar jawaban yang tersedia!
1. Jelaskan apa yang dimaksud bandwidth dalam jaringan komputer! 
2. Apa fungsi bandwidth dalam jaringan komputer? 
3. Jelaskan manajemen bandwidth pada jaringan komputer! 
4. Sebutkan beberapa parameter pada Quality of Services (QoS)! 
5. Sebutkan beberapa metode QoS pada router Mikrotik!

D. TUGAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang terdiri dari 2 atau 3 siswa. Konfigurasikan router Mikrotik untuk membatasi bandwidth 3 pengguna dengan metode share up/to dan priority trafik. Bandwidth yang tersedia adalah bandwidth di laboratorium komputer sekolah. Dan Kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini lembar jawaban yang tersedia. 
6. Tulislah konfigurasi queue tersebut secara manual (berbasis teks)!
7. Sebutkan beberapa priority yang Anda konfigurasikan!
8. Uji dan tampilkan dan simpanlah hasil konfigurasi pengaturan bandwidth Anda!
9. Ujilah untuk minimal 2 klien yang berbeda parent, apakah ada perbedaan pada hasil dan konfigurasi?
10. Ujilah untuk semua pengguna untuk mendownload file yang sama di server web sama. Catatlah hasil monitoring (torch), apakah kecepatan download mencapai pada bandwith total download yang telah dikonfigurasikan.

E. UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan pilihan ganda berikut ini di lembar jawaban yang tersedia dengan melingkari jawaban yang benar! 

1. Jumlah data maksimum yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu disebut dengan ...
A. Download 
B. Upload 
C. Bandwidth 
D. Frekuensi 
E. Gelombang

2. Frekuensi pada suatu gelombang radio yang menghantarkan data diukur der satuan ... 
A. Ohm 
B. Volt 
C. Meter 
D. Hertz
E. Gram 

3. Suatu bandwidth internet dinyatakan sebagai 1 Mbps yang setara dengan ...
A. 1024 Kbps 
B. 1024 bps 
C. 5400 bps 
D. 9600 Bps
E. 1 MBps 

4. Jeda waktu atau waktu tunggu dalam pengiriman paket data ataupun voice dalam jaringan disebut dengan ...
A. Bandwidth 
B. Latency 
C. Jitter 
D. Losses
E. Availability 

5. Untuk melakukan konfigurasi manajemen bandwidth melalui simple queue, menu yang dapat digunakan adalah .... 
A. Queues > tab simple queue 
B. Queue > mangle > simple queue 
C. Queue > up to > simple queue 
D. Queue > firewall mangle > simple queue
E. Queue > tab tree queue > simple queue 

6. Kepanjangan dari QOS adalah ?
A. Quality of services 
B. Queue of services 
C. Queue of streaming 
D. Qualification of service 
E. Qualified of secretary

7. Perangkat apa yang digunakan untuk menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan?
A. NIC 
B. Bridge 
C. Modem 
D. Repeater 
E. PC Router 

8. Mikrotik Berikut ini Fitur-fitur mikrotik, kecuali...
A. ip routing 
B. interface 
C. firewall 
D. prosessing
E. bandwith manangement 

9. Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter ....
A. Target address 
B. Target traffic 
C. Packet Maks 
D. Target priority
E. Target aploud dan download 

10. Pada Router OS Mikrotik penerapan layanan jaringan Quality of Service bisa dilakukan dengan fungsi ?
A. Queue 
B. Trafik
C. Statistcs 
D. General
E. Advanced 

11. Simple queue selain dapat digunakan untuk mengatur manajemen bandwidth fix, dapat juga digunakan untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan ..... 
A. Max limit 
B. Burst limit 
C. Burst threshold 
D. Target address 
E. Limitasi bertingkat

12. Untuk menentukan limitasi per client dengan melakukan setting target-addresa dengan mengisikan IP address masing-masing client, dapat diatur pada menu ?
A. Child queue 
B. Parent queue 
C. Sister queue 
D. Mother queue
E. Father queue 

13. Apabila pada suatu kantor cabang bank swasta terdapat 3 komputer client, karena hari itu ada beberapa karyawan sedang ijin cuti, maka hanya 1 komputer client yag aktif. Pada hari itu berapa bandwidth yang di dapat oleh komputer klient tersebut?
A. Mendapat 128 kbps 
B. Mendapat max limit 
C. Mendapat min limit 
D. Mendapat 1/3 dari max limit
E. Mendapat 2/3 dari max limit 

14. Queueing pada Queue Tree mempunyai aliran paket secara ?
A. Satu arah 
B. Dua arah 
C. Tiga arah 
D. Satu cabang
E. Banyak cabang 

15. Pada manajemen bandwidth terdapat alat yang menggunakan satu layanan yan memiliki kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian di dalam suatu sistem komunikasi data adalah performa dari layanan dari ?
A. Burst limit 
B. Burst threshold 
C. Target address 
D. Quality of service
E. Limitasi bertingkat 

16. Sebuah fitur mikrotik yang dapat digunakan untuk menandai sebuah paket, sehingga paket tersebut memiliki sebuah identitas khusus di router, di ibaratkan dengan seseorang yang memiliki KTP, Sim atau identitas lainnya, disebut dengan ....
A. Queue 
B. Mangle
C. Target traffic 
D. Packet Maks
E. Target priority 

17. Bekerja untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang agar trafik dapat berjalan optimal dan tidak terjadi overload pada salah satu jalur koneksi, adalah teknik dari ....
A. DNS 
B. DHCP 
C. Loadbalance 
D. Web server
E. Mail server 

18. Perangkat jaringan yang berfungsi sebagai router jaringan, bandwidth management, proxy server, dhcp, dns server dan bisa juga berfungsi sebagai hotspot server adalah ....
A. PC 
B. Client 
C. Server 
D. Gateway
E. Routerboard 

19. Mikrotik juga menjalankan sebuah ISP kecil, sebagai media percobaan untuk pengembangan...
A. router os software 
B. router hardware 
C. router indoor 
D. router ISP
E. router outdoor 

20. Bandwith adalah perhitungan konsumsi yang tersedia pada sesuatu teori komunikasi di hitung dalam satuan...
A, kdps 
B. mega byte 
C. bit/second 
D. byte/second 
E. mega byte



F. SOAL VARIASI

1. Produk perangkat keras unggulan Mikrotik berupa
( 1 ) Routerboard, 
(2) DOM (Disc On Module) 
(3) Antena, 
(4) LAN card 
Pilihan yang tepat adalah ....
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja 
E. (1); (2); (3); dan (4)

2. Sedangkan produk Software unggulan Mikrotik adalah
(1) Avira 
(2) Hybrid 
(3) Hico smart phone 
(4) MikroTik RouterOS 
Pilihan yang tepat adalah .... 
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja 
E. (1); (2); (3); dan (4)

3. Fitur-fitur pada server yang didukung Mikrotik antara lain : 
(1) Proxy 
(2)DHCP 
(3) DNS 
(4) Samba
Pilihan yang tepat adalah ....
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja 
E. (1); (2); (3); dan (4)

4. Fitur-fitur pada firewall yang didukung Mikrotik antara lain :
(1) Bridge 
(2)NAT 
(3) Scripting 
(4) Mangle 
Pilihan yang tepat adalah ....
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja 
E. (1); (2); (3); dan (4)

5. Manajemen Bandwidth dalam suatu jaringan dapat menggunakan :
(1) Simple Queue 
(2) Queue two 
(3) Queue tree 
(4) Queue four 
Pilihan yang tepat adalah .... 
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja
E. (1); (2); (3); dan (4) 

6, Mikrotik Router OS bukan hanya sebagai router tapi juga bisa digunakan sebagai
(1) firewall,
(2) proxy, 
(3) PAT 
(4) bandwidth management, 
Pilihan yang tepat adalah ....
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja
E. (1); (2); (3); dan (4)

7. Berikut cara kerja queue simple pada manajemen bandwidth suatu jaringan :
(1) Mendukung penggunaan PCQ sehingga dapat membagi bandwidth secara merata. 
(2) Melakukan protocol converting atau konversi protokol 
(3) Menerapkan antrian yang ditandai melalui paket di /firewall mangle. 
(4) Membagi IP address menjadi beberapa kelas Pilihan yang tepat adalah .... 
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja 
E. (1); (2); (3); dan (4)

8. Manajemen bandwith memberikan kemampuan untuk
(1) Mengatur bandwidth jaringan 
(2) memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas 
(3) Proses mengukur dan mengontrol komunikasi (lalu lintas, paket) pada link jaringan, 
(4) Melakukan protocol converting atau konversi protokol 
Pilihan yang tepat adalah ....
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4)
D. (4) saja 
E. (1); (2); (3); dan (4)

9. Parameter simple queue yang perlu di rubah setingannya adalah
(1) Nama 
(2) Target 
(3) Max limit 
(4) Statistics 
Pilihan yang tepat adalah ....
A. (1); (2); dan (3) 
B. (1); dan (3) 
C. (2); dan (4) 
D. (4) saja
E. (1); (2); (3); dan (4) 

10. Pada Max limit dalam settingan simple queue diminta mengisi batasan bandwidth...
(1) Network IP (2) Target uplaoud ( 3 ) Single IP address (4) Target download Pilihan yang tepat adalah .... A. (1); (2); dan (3) B. (1); dan (3) C. (2); dan (4) D. (4) saja E. (1); (2); (3); dan (4)


0 komentar: